Alergi susu sapi pada bayi merupakan salah satu kejadian yang bisa terjadi pada siapa saja. Ibu yang baru merawat bayi pada awalnya akan merasa kaget dengan masalah ini. Gejala alergi susu sapi pada bayi bisa muncul sangat cepat yang membuat ibu merasa panik. Namun pada dasarnya alergi susu sapi adalah bagian khusus dari alergi makanan yang terjadi pada bayi. Alergi susu sapi bisa bertahan pada bayi hingga anak-anak berusia 5 tahun. Dalam kasus tertentu alergi akan bertahan hingga dewasa atau bahkan sampai tua.
Apa itu Alergi Susu Sapi?
Alergi susu sapi pada bayi bisa terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bayi mengalami reaksi kebingungan ketika ada protein dari susu sapi yang masuk ke dalam tubuh. Kemudian tubuh akan mengeluarkan histamin yaitu senyawa kimia dalam tubuh yang bisa menyebabkan tubuh mengeluarkan berbagai gejala alergi susu sapi. Keluarga yang memiliki riwayat alergi susu sapi bisa menyebabkan bayi yang lahir menderita kondisi alergi susu sapi dengan tingkat rendah atau berat.
Gejala Alergi Susu Sapi pada Bayi
Gejala alergi susu sapi bisa muncul pada awal setelah bayi mendapatkan susu sapi dari jenis susu formula. Namun terkadang gejala juga bisa muncul setelah beberapa jam dan membuat bayi terlihat sakit. Berikut ini gejala yang perlu diperhatikan:
Cara Mengatasi Bayi Alergi Susu Sapi
Membantu bayi yang terkena alergi susu sapi memang tidak mudah. Pada dasarnya ibu harus siap untuk memilih nutrisi tertentu yang harus masuk ke tubuh bayi. Berikut ini tips untuk mengatasi alergi susu sapi pada bayi.
Ketika Anda sudah mendapatkan diagnosis dokter bahwa bayi Anda mengalami alergi susu sapi, maka jangan pernah memberikan produk makanan bayi yang mengandung susu sapi. Ini termasuk untuk susu formula yang memang terbuat dari susu sapi. Anda harus memperhatikan label makanan dan segera mengenali makanan atau minuman jika mengandung produk susu sapi. Anda bisa menggantikan manfaat susu formula untuk bayi dengan berbagai jenis makanan lain yang lebih aman untuk bayi.
Informasi tentang pola makan bayi:
2. Cari produk pengganti susu
Jika Anda tidak bisa memberikan ASI karena alasan tertentu, maka cari produk pengganti susu formula atau susu sapi. Jangan menggunakan susu kedelai untuk bayi yang berumur kurang dari 6 bulan. Kedelai dan produk kacang-kacangan mengandung fitoestrogen yang bisa menyebabkan reaksi alergi berlebihan pada bayi.
Jika bayi tidak bisa menerima ASI atau susu formula maka cobalah memberikan jenis susu formula ekstensif dihidrolisis. Jenis protein yang ditemukan pada susu ini mudah diterima oleh tubuh bayi karena proses pemecahan yang lebih mudah. Selain itu sistem kekebalan tubuh bayi bisa menerima susu dengan baik karena tidak membaca protein susu sebagai bahan alergen untuk tubuh.
Ketika ibu masih memberikan ASI secara eksklusif pada bayi maka ibu juga harus menjaga agar tidak mengkonsumsi produk susu sapi. Lewat mekanisme tubuh terkadang alergi bisa berjalan ketika bayi menerima ASI sementara ibu makan produk susu sapi. Jadi ibu harus menjauhi semua produk susu sapi dan fokus memberikan ASI pada bayi. (baca juga: makanan sehat untuk ibu menyusui – pantangan ibu menyusui)
Jika ibu mencoba untuk beralih dari ASI ke susu formula, dan menemukan gejala alergi susu sapi pada bayi, maka hentikan pemberian susu formula tersebut. Lebih baik jika ibu kembali memberikan ASI. Dunia medis meyakini bahwa ASI adalah nutrisi sempurna untuk bayi dan mengandung protein, serat, dan lemak yang mudah dicerna oleh tubuh bayi. Bahkan memberikan ASI sejak awal kelahiran bisa mencegah terjadinya alergi susu sapi pada bayi. Jadi manfaat memberikan ASI bagi ibu sangat luas dan menguntungkan untuk bayi.
Informasi cara untuk memberikan ASI:
Menghilangkan semua produk susu dari diet ibu menyusui dan bayi bisa menyebabkan masalah baru, seperti bayi yang kekurangan nutrisi. Untuk itu ibu bisa meminta resep pada dokter yang merawat anak untuk memberikan susu dengan basis asam amino. Ini adalah salah satu produk susu yang mengandung asam amino khusus dimana mudah diterima oleh tubuh bayi dan bisa mencukupi keseimbangan nutrisi pada tubuh bayi. Ada berbagai jenis merek susu dengan basis asam amino dan Anda bisa meminta saran pada dokter yang merawat untuk memberikan saran.
Apakah Alergi Susu Sapi Bisa Berbahaya?
Pada dasarnya alergi susu sapi tidak berbahaya dan bisa menjadi masalah kesehatan pada bayi yang sangat umun. Namun dalam kasus tertentu alergi susu sapi bisa menjadi berbahaya ketika sudah menyebabkan kondisi anafilaksis. Anafilaksis bisa menyebabkan kematian pada bayi yang disebabkan karena berhentinya aliran nafas dalam tubuh bayi pada paru-paru dan detak jantung bayi berhenti secara tiba-tiba. Kondisi anafilaksis bisa terjadi dengan beberapa gejala alergi yang umum seperti ruam, sulit bernafas, bayi rewel, sakit perut, kolik pada bayi dan tenggorokan bengkak pada bayi. Kondisi anafilaksis sangat cepat hanya sekitar beberapa detik atau menit setelah reaksi alergi susu sapi muncul pada bayi. (baca juga: cara mengatasi kolik pada bayi)
Apakah Alergi Susu Sapi Sama Seperti Intoleransi Laktosa?
Pada dasarnya alergi susu sapi dan intoleransi laktosa adalah kondisi yang berbeda. Alergi susu sapi terjadi karena tubuh menganggap protein dalam susu sapi sebagai zat asing sehingga memicu alergi. Sementara intoleransi laktosa terjadi karena sistem pencernaan tidak mampu menerima laktosa yang ditemukan pada susu formula. Selain itu intoleransi laktosa hanya menyebabkan beberapa gejala seperti gas perut berlebihan, perut kembung, kram dan diare. Intoleransi laktosa bisa menyebabkan bayi sering buang angin, perut kembung pada bayi dan penyebab bayi BAB keras dan berdarah.
Kondisi alergi susu sapi biasanya akan terjadi sejak masih bayi dan bisa terjadi pada siapa saja termasuk dengan riwayat alergi atau tidak dengan riwayat alergi. Kondisi alergi susu sapi bisa terjadi hingga bayi berkembang menjadi anak-anak dan orang dewasa. Karena itu penting untuk menjaga asupan makanan pada bayi yang sudah mengalami alergi susu sapi.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…