Keputihan Berbau Saat Hamil Muda : Penyebab – Cara Mengatasi dan Bahaya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apakah normal jika ibu hamil muda mengalami keputihan ? Banyak ibu-ibu yang menanyakan hal ini. Apalagi bagi mereka para ibu muda yang mendapat pengalaman hamil untuk pertama kalinya. Sering kali para ibu ini panik jika terjadi sesuatu pada saat kehamilannya, salah satu yang paling sering dikeluhkan adalah keputihan. Apa yang menjadi penyebab keputihan pada ibu hamil?  Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya peningkatan kadar estrogen dan aliran darah ke vagina yang mengakibatkan kadar dan frekuensi keputihan menjadi meningkat. Jadi, keputihan  saat hamil adalah kondisi yang normal. Namun, akan berbeda cerita ketika keputihan yang muncul memiliki bau yang tidak sedap. Apa saja sih ciri ciri keputihan yang berbahaya? Jika ibu-ibu mendapati keputihan yang dialami memiliki lendir berwarna hijau, berbau tidak sedap, dapat menimbulkan nyeri atau terlihat tidak seperti keputihan pada hari-hari biasa dapat dicurigai bahwa itu adalah tanda adanya infeksi atau mungkin ada masalah lainnya. Berikut ini akan penjelasan lebih detail tentang keputihan berbau saat hamil muda, termasuk penyebab, cara mengatasi dan bahayanya.

Penyebab

  1. Infeksi jamur

Infeksi jamur merupakan hal yang sangat umum selama kehamilan. Adapun gejala yang mungkin ibu alami adalah gatal, kemerahan dan nyeri di area vagina, beberapa wanita juga mengelukan mengalami nyeri saat bersenggama, dan ada rasa terbakar saat buang air kecil. Normal atau tidak? Menurut beberapa ahli hal ini masih dianggap normal walaupun sebenarnya cukup mengganggu kenyamanan.

  1. Bakteri vaginosis (BV)

Infeksi ini disebabkan karena adanya ketidakseimbangan bakteri yang biasanya ada pada vagina. Jika mengalami infeksi ini terkadang malah tidak memiliki gejala namun dapat juga menghasilkan cairan berbau amis yang biasanya muncul setelah bersenggama. Terkadang rasa gatal dan terbakar juga dirasakan oleh wanita.  Bakteri Vaginosis adalah infeksi pada vagina, namun jika tidak segera ditangani akan dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.

  1. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Bakteri Klamidia tidak menghasilkan banyak lender namun sedikit berbau. Terkadang adanya pelepasan dapat menyebabkan warna berubah menjadi kekuningan dan merupakan salah satu gejala gonore. Penyakit ini dapat disebabkan oleh trikomoniasis dengan tekstur berbusa dan warna kuning kehijauan, sering juga dikeluhkan gatal, nyeri saat berhubungan intim dan buang air kecil. Mengamali penyakit menular seksual selama kehamilan dapat memicu adanya persalinan prematur dan infeksi setelah melahirkan.

Cara Mengatasi

  1. Menjaga kebersihan daerah kewanitaan

Menjaga selalu kebersihan organ intim dapat dilakukan dengan membersihkan bagian kewanitaan tiap kali buang air kecil dan buang air besar. Jangan sampai lupa cara membersihkannya yaitu dengan membasuhnya dengan cara yang benar yaitu dari arah depan ke belakang. Jangan lupa untuk mengeringkannya langsung dengan tisu kering dengan metode yang sama.

  1. Pilih bahan celana dalam yang tepat

Celana dalam yang ketat, pendek atau terbuat dari kain sintetis akan mengurangi sirkulasi udara di sekitar area vagina yang nantinya akan menimbulkan keringat berlebih dan timbulnya bau yang tidak sedap serta memicu adanya infeksi. Gunakan celana dalam dengan bahan katun yang memungkinkan kelancaran sirkulasi udara di area vagina dan mengurangi produksi keringat yang disebabkan oleh bahan nilon atau kain sintetis lainnya.

  1. Jangan memakai panty liner dalam jangka panjang

Seperti yang kita tahu pantyliner biasanya digunakan oleh wanita saat produksi cairan vagina berlebih. Pemakaian panty liner setiap hari akan menyebabkan vagina dalam kondisi lembab oleh produksi cairan vagina dan keringat dimana hal itu akan meningkatkan resiko adanya infeksi vagina.

  1. Hindari pemakaian sabun pembersih vagina

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penggunaan sabun dengan merek tertentu dapat menimbulkan iritasi pada jaringan sensitif sekitar vagina yang dapat memudahkan memicu terkena penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus herpes, chlamydia, dan virus HIV. Karena itu lebih baik untuk menggunakan air hangat biasa untuk menjaga kebersihan vagina saat hamil dan sesudah melahirkan.

  1. Kurangi berendam di air panas

Berendam di air panas atau air hangat memang dapat membantu anda rileks. Namun jika anda sedang memulai program menjaga kesehatan organ intim maka kegiatan yang satu ini tidak selalu dianjurkan. Alasannya karena untuk menghindari perkembangan dan pertumbuhan bakteri yang semakin cepat pada media yang hangat dan lembab.

  1. Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter atau bidan

Jika anda curiga bahwa penyebab cairan berbau tidak sedap adalah karena infeksi. Jangan langsung menyimpulkan obat mana yang harus dikonsumsi tanpa adanya konsultasi dari dokter ataupun bidan yang menangani anda. Pada saat hamil tubuh sangat rentan dengan konsumsi obat, jadi konsultasi dengan dokter ataupun bidan sangat dianjurkan untuk mengetahui diagnosis dan perawatan yang tepat dilakukan.

  1. Mengonsumsi probiotik

Probiotik atau bakteri baik tidak hanya membantu mengatasi infeksi pada vagina namun juga bermanfaat untuk melawan bakteri jahat yang menyerang tubuh. Salah satu minuman yang dianjurkan adalah minuman fermentasi seperti yoghurt dan kefir. Hanya saja ibu hamil sebaiknya tidak memilih bahan probiotik yang mengandung bahan gula tambahan karena memang sangat tidak sehat.

Bahaya

  1. Resiko kelahiran prematur

Apa penyebab bayi lahir prematur? Adanya keputihan patologis atau keputihan abnormal akan menyebabkan vulva atau bibir vagina akan mengalami iritasi. Iritasi pada vulva dapat berlanjut ke ketuban bayi yang nantinya akan memudahkan masuknya bakteri dan jamur yang akan langsung mempengaruhi kesehatan janin  dan meningkatkan risiko kehamilan prematur.

  1. Pecahnya ketuban

Mendekati masa-masa melahirkan biasanya ibu hamil akan mengalami ketuban pecah. Namun dikarenakan adanuya keputihan patologis yang memicu masuknya bakteri dan jamur pada janin maka kemungkinan ketuban pecah sebelum waktunya karena adanya bakteri yang menjadi penyebab pecah ketuban dini.

  1. Bayi lahir dengan berat badan rendah

Dengan adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau jamur dari keputihan patologis akan menyebabkan penyerapan nutrisi oleh janin menjadi tidak maksimal. Sehingga janin tidak mendapatkan nutrisi dengan jumlah yang seharusnya. Ini kondisi yang sangat berbahaya karena pertumbuhan janin dalam rahim ibu menjadi tidak sehat. Kemudian juga bisa menyebabkan bayi terkena penyakit komplikasi bawaan dari sebelum lahir.

  1. Bayi mudah terserang penyakit

Karena adanya infeksi yang dialami oleh ibu hamil, maka perkembangan sistem imunitas pada janin menjadi terhambat. Hal ini akan menyebabkan janin akan rentan terhadap penyakit karena sistem imunitasnya belum terbentuk secara sempurna. Bahkan ketika sudah lahir maka bayi menjadi tidak terlalu sehat dan sangat mudah sakit. Karena itu perawatan bayi lebih sulit dan mengalami masalah untuk perkembangan tubuhnya.

  1. Resiko cacat bawaan pada janin

Tinggi rendahnya resiko cacat bawaan pada janin tergantung pada usia kehamilan si ibu saat mengalami infeksi. Persentase akan semakin turun seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada Triwulan pertama persentase resiko cacat pada janin sebesar 30-50 persen, pada triwulan kedua turun menjadi 6,8 persen pada trimester ketiga turun lagi menjadi 5,3 persen. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa semakin muda umur kehamilan si ibu maka resiko janin mengalami kecacatan akan semakin tinggi.

Seperti yang telah kita ketahui dari info di atas, adanya keputihan patologis pada ibu hamil yang menimbulkan infeksi memiliki banyak dampak buruk yang perlu diwaspadai. Dampak buruk yang terjadi pun tidak hanya dari pihak ibu namun janin juga terkena getahnya. Ada banyak terapi yang dianjurkan untuk ibu hamil yang dapat diupayakan agar kondisi ibu sehat yakni dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Jika ibu hamil sudah terinfeksi saat hamil, maka sangat dianjurkan untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin baik itu kepada dokter maupun bidan agar anda mengetahui tindakan apa yang tepat dilakukan dan mengetahui apakah infeksi yang diderita mengancam keselamatan janin. Jika ibu hamil pernah mengalami keguguran atau abortus maka dianjurkan untuk ibu agar lebih hati-hati, dan segera mencari tahu tentang sumber, penyebab mengalami keguguran atau bahkan mungkin kelahiran prematur.  Semoga dengan adanya informasi tentang keputihan berbau saat hamil muda ini dapat membantu para ibu untuk memberi perhatian lebih tentang kebersihan organ intim saat hamil.

fbWhatsappTwitterLinkedIn