Gangguan perkembangan pervasif (Pervasive Developmental Disorder(PDD) merupakan suatu gangguan yang dialami oleh anak-anak dan berkaitan dengan retardasi mental. Penderita gangguan ini cenderung mengalami keterlambatan perkembangan psikomotorik, kognitif, sensorik, interpernosal dan intrapersonal. Menurut lembaga American Psychiatric Association dan Internasional Classification of Disease, gangguan perkembangan pervasif pada anak diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yakni:
Berikut pembahasan dari masing-masing jenis gangguan perkembangan persavif tersebut.
Baca juga: patau syndrome pada bayi – Sindrom fragile X – penyebab down syndrome – OCD pada anak
Gangguan perkembangan pervasif yang pertama adalah autisme. Kondisi ini terjadi saat anak mengalami kelainan pada perkembangan neurologisnya (sistem syaraf). Sehingga menyebabkan si anak menderita permasalahan kompleks. Mulai dari gangguan berkomunikasi, interaksi sosial, berbahasa dan berperilaku. Penyakit autis tidak dapat disembuhkan. Biasanya mulai terlihat gejalanya saat anak berusia sekitar 1-2 tahun.
Penyebab Autisme
Penyebab dari gangguan autisme belum dapat ditentukan secara pasti dalam ilmu medis. Namun terdapat beberapa faktor yang diyakini menjadi pemicu dari munculnya gangguan autisme. Diantaranya yaitu:
Gejala Autisme
Umumnya gejala autisme berbeda-beda untuk setiap orang bergantung pada tingkat keparahan. Kondisi ini juga lebih rentan dialami oleh anak laki-laki dibandingkan perempuan. Beberapa gejala dan ciri yang kerap terlihat pada penyandang autisme yakni:
Penanganan Autisme
Hingga saat ini belum ditemukan metode untuk menyembuhkan autisme secara total. Namun ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala autisme. Diantaranya yaitu:
Baca juga: Gejala Autis Pada Bayi – Cara Mengatasi Anak Autis Ringan – Terapi untuk Anak Autis – Tanda Anak Autisme
Sindrom Rett seringkali disalahartikan sebagai gangguan autisme. Padahal keduanya berbeda. Sindrom rett (SR) disebabkan adanya mutasi genetik sehingga menyebabkan terganggunya perkembangan syaraf otak. Umumnya ditandai dengan cacat mental dan fisik pada penderitanya. Sindrom rett ini hanya dialami oleh anak perempuan saja.
Penyebab Sindrom Rett
Penyebab dari sindrom rett diyakini karena mutasi genetik. Namun jenis perubahan gen (mutasi) tersebut belum dapat diidentifikasi hingga saat ini.
Gejala Sindrom Rett
Seorang bayi yang terlahir dengan sindrom rett, biasanya akan tampak normal di usia kurang dari 1 tahun. Namun begitu memasuki usia 1-2 tahun, gejala-gejala keabnormalan mulai terlihat secara perlahan. Perkembangan gejala sindrom rett akan semakin parah seiring bertambahnya usia. Gangguan ini dibedakan menjadi 4 stadium. Diantaranya:
Penderita akan menunjukkan gejala seperti menggerakan tangan dan kaki secara berulang-ulang, tidak mampu melakukan kontak mata dengan baik, kesulitan menelan makanan, lambat berbicara, lambat dalam merangkak, duduk dan berjalan, otot-ototnya tampak lemah, serta terlihat kurang bersemangat saat bermain.
Pada stadium ini, gejala akan semakin lebih terlihat jelas. Anak menunjukkan emosi berlebihan, seperti sering berteriak, menangis dan tertawa. Selain itu, anak juga mengalami gangguan saat berjalan (sering terjatuh), lebih sulit saat menelan makanan, sulit BAB, cenderung menutup diri, sulit tidur, perkembangan kepala tampak kurang sempurna, sering meremas tangan dan menahan nafas (hiperventilasi).
Di tahap ini, anak lebih mampu mengendalikan emosinya. Namun fisiknya lebih tampak terganggu. Seperti munculnya gangguan pernafasan, kejang mendadak dan gangguan detak jantung.
Umumnya penderita sindrom rett mengalami gejala stadium 4 hingga usia tua. Gangguan yang terlihat seperti melemahnya otot, gangguan tulang belakang (skoliosis) dan kesulitan saat berjalan.
Penanganan Sindrom Rett
Untuk bisa bertahan, biasanya penderita sindrom rett membutuhkan pengobatan dan perawatan seumur hidupnya. Namun demikian, penyakit ini tidak dapat disembuhkan secara total. Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk pendiagnosisan, meliputi tes darah, tes pendengaran, tes pengelihatan, tes urine, CT-scan, MRI, electroencephalogram (EEG) dan analisis DNA.
Setelah si anak positif mengidap sindrom rett, dokter akan menyarankan beberapa terapi untuk mengurangi gejala. Seperti:
Baca juga: penyebab janin cacat sejak dalam kandungan – ciri ciri anak keterbelakangan mental – gangguan tumbuh kembang anak–Tanda-tanda janin cacat
Sindrom asperger termasuk gangguan spektrum autisme (ASD) yang disebabkan oleh kelainan neurobiologis. Umumnya lebih banyak diderita oleh anak laki-laki dibandingkan perempuan. Penyakit sindrom asperger ini seringkali tidak terdeteksi hingga si anak mulai masuk dalam lingkungan sosial. Hal ini dikarenakan penderita asperger memiliki fisik dan kemampuan intelektual yang normal. Hanya saja, ada masalah perilaku dan interaksi. Biasanya penderita susah berkomunikasi dengan orang lain dan sulit mengekspresikan emosi dalam dirinya.
Penyebab Sindrom Asperger
Penyebab dari sindrom asperger adalah kelainan pada neuro transmitter serat fungsi syaraf otak. Dpaat juga dipicu oleh struktur otak yang abnormal, penyakit tertentu dan trauma.
Gejala Sindrom Asperger
Terdapat beberapa gejala yang sering terlihat pada penderita sindrom asperger, diantaranya yaitu:
Penanganan Sindrom Asperger
Sama halnya dengan autisme dan sindrom rett, hingga saat ini juga belum ditemukan teknik untuk menyembuhkan sindrom asperger secara total. Umumnya dokter hanya menyarakan perawatan lewat terapi-terapi tertentu. Misalnya terapi Binaural Beats yang memanfaatkan brainwave dengan tujuan melatih kemampuan sosialisasi si penderita.
Baca juga: penyebab bibir sumbing pada janin –Tanda-tanda bayi kuning –gejala HIV pada anak–Penyakit rhesus pada bayi
Gangguan ini terjadi pada anak. Dimana pada awalnya anak menunjukkan perilaku normal. Namun setelah usianya mencapai sekitar 3-4 tahun, perilakunya justru tampak abnormal dan lebih kekanakan. Seperti sering mengompol, adanya gangguan interaksi sosial dan gangguan motorik.
Penyebab Gangguan Disintegratif masa kanak-kanak
Adapun yang menjadi penyebab kelainan ini adalah belum diktehui secara pasti. Beberapa ahli medis juga tidak menemukan adanya kerusakan otak organik.
Gejala Gangguan Disintegratif masa kanak-kanak
Terdapat beberapa gejala yang sering terlihat pada penderita gangguan disintegratif, diantaranya yaitu:
Penanganan Gangguan Disintegratif masa kanak-kanak
Gangguan Disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa disembuhkan secara total hingga saat ini. Namun penderita disarankan menjalani terapi serta perawatan seumur hidup. Terapi tersebut bertujuan untuk melatih kemampuan bersosial di masyarakat.
[accordion multiopen=”true
Informasi terkait gangguan pada bayi” state=”closed
[accordion multiopen=”true
Informasi terkait gangguan kehamilan” state=”closed
Demikianlah penjelasan mengenai gangguan perkembangan pervasif pada anak, disertai jenis-jenisnya, penyebab, gejala dan penanganan. Semoga bermanfaat dan dapat membantu.
Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…
Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…
Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…
Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…
Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…