Obesitas saat Hamil: Penyebab – Dampak dan Cara Mencegahnya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Obesitas saat Hamil?

Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan di dalam badan atau biasa disebut dengan kegemukan berlebih. Semua orang jika makan terlalu berlebih akan terkena obesitas, termasuk ibu yang sedang hamil.

Ibu hamil memang disarankan untuk menaikkan berat badannya, supaya nutrisi calon bayi tercukupi. Namun perlu diingat jangan menaikkan berat badan secara berlebih karena hal itu akan mengakibatkan ibu hamil mengalami obesitas, dan obesitas bisa menimbulkan komplikasi saat kehamilan.

Obesitas kehamilan terjadi saat seseorang memiliki BMI (body mass index) sekitar 30 kg/m² atau bisa juga lebih. Karena wanita hamil dianjurkan berat badannya ketika hamil hanya naik sekitar 6-11kg tidak lebih dari itu.

Penyebab Obesitas saat Hamil

Penyebab dari obesitas saat hamil sebenarnya tidak jauh berbeda dengan obesitas yang terjadi pada umumnya. Berikut ini beberapa yang menyebabkan ibu hamil mengalami obesitas saat kehamilannya:

  • Mengonsumsi Makanan Berlebihan
    Penyebab pertama tentu mengonsumsi makanan berlebih. Saat hamil memang rasanya ingin memakan apa saja, sampai lupa untuk mengontrolnya. Walaupun saat hamil ingin makan makanan apa saja, tetapi bukan berarti makan sebanyak-banyaknya dengan porsi yang besar. Hal itu yang dapat mengakibatkan obesitas saat kehamilan. Jadi sebaiknya makan dengan porsi sewajarnya saja dan tetap ingat dengan kesehatan bayi yang sedang dikandung.
  • Makan Makanan yang Tidak Memiliki Nutrisi Tinggi
    Biasanya obesitas saat hamil terjadi karena ibu hamil sering mengonsumsi makanan tidak sehat dan tidak bernutrisi, seperti makanan manis, makanan yang mengandung lemak dan berminyak. Dan dikonsumsi dengan porsi yang tidak wajar. Hal itu tidak hanya menyebabkan obesitas, namun juga bisa mempengaruhi kesehatan bayi di dalam kandungan.
  • Kurang Olahraga
    Sama seperti penyebab Obesitas pada umumnya, obesitas saat hamil juga disebabkan karena kurangnya olahraga. Walaupun sedang hamil tidak ada halangan bagi ibu hamil untuk berolahraga. Seorang ibu hamil tetap harus olahraga, karena dengan olahraga dapat meningkatkan kecepatan metabolisme dan membakar kalori dari tubuh. Namun, sebaiknya harap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai olahraga yang sesuai dengan kondisi kehamilannya. Supaya tidak ada hal yang tidak dinginkan terjadi.
  • Stres
    Ketika stres, kelenjar adrenal akan memproduksi hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin. Kondisi stres ini bisa meningkatkan produksi hormon kortisol, hal tersebut bisa memicu rasa lapar yang membuat tubuh ingin makan terus. Sehingga risiko terjadinya kenaikan berat badan semakin meningkat dan menyebabkan obesitas. Jadi sebaiknya saat hamil, jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang dapat membuat diri sendiri stres. Karena bisa menyebabkan obesitas dan juga bisa berpengaruh kepada bayi yang di kandung.
  • Kurang Tidur
    Kurangnya tidur dapat memicu penurunan kadar hormon Leptin dan meningkatkan hormon grelin, yang dapat menimbulkan rasa lapar. Hal tersebut dapat menyebabkan obesitas saat hamil, namun perlu diingat juga jangan tidur berlebihan karena bisa menyebabkan obesitas juga akibat berkurangnya aktivitas fisik ibu hamil.

Dampak Obesitas saat Hamil

Obesitas saat hamil berdampak banyak sekali bagi ibu maunpun janinnya. Beberapa komplikasi dapat terjadi pada ibu hamil yang mengalami obesitas.  

Kondisi obesitas saat hamil bagi ibu bisa berdampak meningkatkan risiko diabetes gestasional, obstructive sleep, preeklamsia, tromboemboli, keguguran, bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Sedangkan bagi janin yang memiliki ibu obesitas, bisa berisiko mengalami kelainan pertumbuhan dan perkembangan janin, dan janin bisa saja meninggal atau terlahir prematur, bahkan saat lahir bisa juga terkena obesitas dan kelainan metabolik.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan beberapa dampak atau risiko dari obesitas saat hamil:

  • Diabetes Gestasional
    Obesitas saat kehamilan dapat mengakibatkan risiko terkena diabetes Gestasional. Dan apabila ibu hami dengan BMI 30 atau di atas, kemungkinan menderita diabetes Gestasional dapat menjadi tiga kali dari pada wanita yang BMI-nya di bawah 30. Penderita diabetes Gestasional dapat memungkinkan ibu hamil harus melahirkan dengan operasi caesar.
  • Kelahiran Prematur
    Ibu hamil yang mengalami obesitas berisiko melahirkan bayinya dengan prematur atau sebelum waktunya. Hal ini karena terjadinya komplikasi kehamilan.
  • Preeklampsia
    Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan terdapatnya protein dalam urine akibat kebocoran ginjal, dan tekanan darah tinggi. Hal ini dapat terjadi kepada ibu hamil yang memiliki obesitas.
  • Trombosis
    Trombosis adalah gumpalan darah di kaki atau di paru-paru. Jika terkena obesitas, maka bisa terkena trombosis. Dan ibu hamil yang obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena trombosis dibandingkan wanita yang obesitas namun tidak hamil.
  • Keguguran
    Perlu kamu tahu, ibu hamil yang obesitas memiliki risiko mengalami keguguran lebih tinggi dibanding ibu hamil dengan berat badan yang normal.
  • Sleep Apnea
    Obesitas pada ibu hamil dapat menyebabkan sleep apnea. Sleep apnea adalah kondisi seseorang berhenti bernapas untuk waktu singkat selama tidur. Dan kondisi ini dapat menyebabkan ibu hamil mengalami kelelahan dan juga meningkatkan risiko komplikasi lain seperti tekanan darah tinggi, preeklampsia, eklamps.
  • Kelainan Bawaan pada Bayi
    Tidak hanya pada ibu hamil saja, namun ibu hamil yang mengalami obesitas dapat berpengaruh pada calon bayi yang dikandungnya. Janin dapat merasakan dampak buruknya, seperti meninggal dalam kandungan. Tidak hanya itu, saat lahir bisa mengalami kecacatan atau lahir dengan berat badan berlebih yang memiliki risiko mengalami obesitas. Apabila bayi mengalami obesitas bisa berisiko menderita diabetes dan penyakit jantung ketika dewasa.

Cara Mencegah Obesitas Saat Hamil

Supaya terhindar dari obesitas ketika hamil, berikut ini beberapa cara mencegah obesitas saat hamil:

  • Rutin Konsultasi atau Melakukan Pemeriksaan
    Cara pertama yaitu sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan atau konsultasi kepada dokter atau spesialis, seperti spesialis ahli gizi, obgin dan penyakit dalam. Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan tekanan darah, gula darah dan berat badan. Mereka juga akan membantu menjawab pertanyaan dan membuat rutinitas apabila ingin memulai program olahraga saat hamil. Tidak hanya itu juga, dengan rutinnya konsultasi, ahli gizi juga akan membantu kamu menentukan makanan yang sehat untuk ibu dan calon bayinya.
  • Berolahraga
    Dengan olahraga yang cukup dapat mencegah obesitas atau kenaikan berat badan yang berlebih bagi ibu hamil. Olahraga yang dilakukan juga olahraga yang sesuai untuk ibu hamil dan tidak sembarangan, seperti senam hamil, yoga hamil, berenang atau paling mudah jalan kaki. Namun jangan terlalu berlebihan berolahraga karena akan membahayakan ibu hamil dan janinnya. Ketika olahraga lalu napas terasa berat dan susah untuk berbicara, tandanya olahraga yang dilakukan cukup keras. Maka pada saat itu, berhentilah berolahraga dan sebaiknya langsung istirahat. Hindari segala jenis olahraga kontak atau kegiatan yang dapat membuat tidak seimbang dan membuat terjatuh, seperti bermain ski, bersepeda gunung, menunggang kuda karena dapat berisiko terjadinya keguguran.
  • Makan Makanan Bergizi
    Sebagai ibu hamil, sebaiknya makan makanan bergizi untuk terhindar dari obesitas dan juga dengan makanan bergizi membuat janin lebih sehat, begitu juga ibu hamil. Konsultasikan kepada ahli gizi mengenai menu makan selama hamil agar ibu hamil mendapat asupan nutrisi yang seimbang. Dan saat hamil sebaiknya hindari makanan cepat saji, gorengan, kue kering, permen, makanan yang dibuat dengan microwave dan minuman bersoda. Dan sebaiknya mengonsumsi makanan yang bisa membantu kamu mendapatkan nutrisi yang tepat seperti buah-buahan, sayuran segar, roti, sereal, biji-bijian dan susu rendah lemak.
fbWhatsappTwitterLinkedIn