Boleh Tidak Imunisasi Ibu Hamil dan Cara Pelaksanaanya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Semua orang tua yang mengharapkan kelahiran bayi pasti sangat berharap agar kelak bayi tumbuh menjadi anak yang sehat. Karena itu merawat kehamilan memang sangat penting untuk kepentingan ibu dan janin dalam kandungan. Salah satu caranya adalah dengan melakukan imunisasi. Imunisasi termasuk cara yang sangat umum termasuk seperti melakukan jadwal imunisasi bayi baru lahir. Beberapa ibu hamil mungkin lupa jika belum pernah melakukan imunisasi, lalu bagaimana dengan imunisasi saat ibu memang sedang hamil? Berikut ini informasi tentang boleh tidak imunisasi ibu hamil dan cara pelaksanaanya.

Boleh Tidak?

Imunisasi atau vaksin bisa menjadi langkah yang tepat untuk mencegah berbagai penyakit pada ibu hamil, dan yang mengancam janin dalam kandungan. Imunisasi juga sebagai cara agar tubuh ibu memiliki kekebalan tertentu pada penyakit tertentu. Ada beberapa jenis imunisasi yang harus diberikan sebelum hamil dan saat hamil. Artinya bahwa ibu hamil memang sangat aman untuk menerima imunisasi. Imunisasi juga bukan termasuk larangan ibu hamil sehingga sangat aman untuk ibu dan janin. Hal ini juga berkaitan dengan beberapa isu yang menakutkan. Banyak ibu yang salah paham karena sebenarnya imunisasi pada ibu hamil tidak akan menjadi penyebab anak autis. Imunisasi akan membantu agar ibu bisa melahirkan bayi-bayi yang sehat nantinya.

Jika ibu hamil khawatir dengan kondisi setelah mendapatkan imunisasi, maka semua itu memang sangat wajar. Ibu hamil akan mengalami beberapa hal yang tidak nyaman seperti tubuh yang mudah lemas, tubuh mudah lelah, demam, sakit kepala, ruam dan bekas suntikan yang sedikit nyeri. Namun dalam waktu beberapa hari kondisi akan pulih kembali.

Cara Pelaksanaan Sesuai Jenis Imunisasi

  1. Vaksin Hepatitis B

Mengingat adanya bahaya hepatitis bagi ibu hamil maka sudah semestinya jika ibu hamil mendapatkan vaksin hepatitis. Penyakit ini bisa menular pada bayi dalam kandungan sehingga sejak bayi dilahirkan sudah membawa hepatitis. Atau juga dalam tertular dalam proses persalinan normal. Imunisasi hepatitis biasanya akan diberikan oleh dokter sebanyak tiga kali di semua trimester kehamilan. Imunisasi ke-2 atau ke-3 akan diberikan sejak 1 atau 6 bulan dari imunisasi pertama. Jika Anda ragu dengan imunisasi ini maka tanyakan kepada dokter tentang tingkat keamanan dan efeknya.

  1. Vaksin Tdap

Ibu hamil juga sangat rentan dengan penyakit tetanus, difteri dan pertusis. Jika bayi mendapatkan imunisasi DPT maka ibu mendapatkan imunisasi ini. Penyakit ini sangat berbahaya untuk kondisi kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan. Meskipun ibu mungkin awalnya sudah mendapatkan imunisasi DPT saat masih bayi, maka bisa diulangi lagi untuk menguatkan imunisasi. Imunisasi biasanya akan diberikan pada saat usia kehamilan sudah masuk trimester ketiga. Tapi jika kondisi ibu hamil sedikit lebih lemah maka sudah bisa diberikan saat pertengahan trimester kedua.

  1. Imunisasi flu

Di Indonesia, pemberian imunisasi influenza memang belum terlalu dikenal. Namun sekarang imunisasi flu sudah sangat disarankan untuk ibu hamil. Hal ini mengingat banyak ibu hamil dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah selama hamil, mudah terkena penyakit flu. Penyakit flu memang sangat ringan namun efeknya ternyata sangat berat. Penyakit ini bisa menyebabkan menurunnya fungsi jantung sehingga tidak baik untuk janin. Karena itu disarankan untuk tetap mendapatkan vaksin flu selama hamil atau lebih baik mengikuti jadwal dari dokter yang merawat.

Nah sekarang ibu sudah tahu tentang boleh tidak imunisasi ibu hamil dan cara pelaksanaanya? Imunisasi sangat aman untuk semua ibu hamil dan ini juga baik untuk janin dalam kandungan. Setiap ibu hamil bisa mengikuti program imunisasi dari dokter yang merawat. Jika masih belum yakin maka konsultasikan dengan beberapa tenaga medis yang berbeda.

fbWhatsappTwitterLinkedIn