Bahaya Hepatitis Bagi Ibu Hamil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Masa kehamilan menjadi periode emas bagi seorang ibu. Mereka sangat menantikan akan kehadiran seorang buah hati sebagai wujud cinta suami dan istri. Tentu saja saat saat itu mereka akan mengusahakan yang terbaik demi perkembangan dan pertumbuhan terbaik untuk sang buah hati. Apapun cara akan dilakukan, bahkan kesenangan yang menjadi pantangan saat usia kehamilan juga akan di hindari.

Para ibu akan tetap rela bersabar meski perutnya kian membuncit lama kelamaan. Meski menopang berat badan tubuhnya menjadi ebih berat tetap akan di lakukan demi menjaga sang buah hati. 9 bulan 10 hari menjadi penantian panjang yang sangat di tunggu tunggu.

Usahanya yang keras tentu saja godaan dan rintangan juga semakin curam. Ibu yang sedang dalam masa mengandung sangat rentan dan mudah terkena penyakt. Entah penyakit yang hanya ibu saja yang menderita, mupun penyakit parah yang sampai janin terkena imbasnya. Salah satu penyakit yang membahayakan ibu hamil adalah infeksi hepatitis.

Apa itu virus hepatitis

Hepatitis sendiri merupakan keadaan hati yang terkena infeksi sehingga terjadi peradangan atau inflamasi. Hal ini kebanyakan di sebabkan oleh alkohol (baca : Bahaya Alkohol saat hamil), obat obatan, penyakit kelainan (misal autoimun), penyakit metabolic dan akibat terinfeksi virus.

Baca juga : Minuman yang menyebabkan keguguran

Seseorang yang terkena virus hepatitis ini akan menyerang hati dan kebanyakan pada masa kehamilan. Sudah tercatat kurang lebih 40% kasus serupa. Ada beberapa jenis dari virus hepatitis sendiri, yakni hepatitis A, B, C,D, E serta G. Dari ke enam viru hepatitis tersebut, hanya virus hepatitis G yang paling unik, yakni cara penularannya melalui pasca transfuse dan belumdi ketahui apakah virus tersebut berbahaya untuk manusia atau tidak.

Hepatitis yang berbahaya untuk wanita hamil

Hepatitis yang paling berbahaya mengenai ibu hamil sebenarnya hanyalah hepatitis E. Resiko tertingginya ketika ibu hamil terkena virus hepatitis E adalah kematian maternal (dengan kata lain keguguran). Sedangkan untuk wanita hamil yang terkena hepatitis A, B, C, dan D tidak terlalu berbahaya. Asalkan di barengi dengan gizi yang cukup dan perawatan medis yang memadai (Baca : Nutrisi ibu hamil).

  • Hepatitis A

Hepatitis A ini merupakan jenis hepatitis yang di tularkan melalui makanan dan minuman yang suda terkontaminasi. Sehingga penularannya melalui oral biasanya. Hanya mengenai 1% saja dari sampel 1000 orang. Bahkan biasanya tidak ada tindak lanjut kronis, dan penyembuhannya menggunakan imunnitas. Meski begitu, penyakit ini tetap saja harus di wapadai.

  • Hepatitis B

Sedangkan untuk jenis hepatitis B biasanya di tularkan melalui hubungan seksual, obat jarum suntik yang sudah terkontaminasi baik jarum akupuntur, jarum tattoo,jarum tindik, bahkan jarum tranfusi darah. Untuk tipe jenis hepatitis B masih ada tipe akut, sub klinik, sampai kronik. Penderitanya juga bervariasi, ada yang hanya muntah darah, bahkan sampai koma. Sedangkan untuk mengecek apakah ia tertular virus hepatitis B bisa melalui cairan semen, darah, air liur, air susu ibu, sampai air ketuban.

Bayi yang sudah terinfeksi hepatitis B dari ibunya biasanya sifat genetisnya hanya sebagai carier saja tanpa menunjukan gejala penyakit. Namun status carier ini bisa menjadi sirosis hepatis atau karsinoma hepatoseluler (tumor hati) yang memiliki resiko kematian sampai 15% – 25%.

  • Hepatitis C

Lain lagi dengan hepatitis C untuk ibu hamil yang dahulunya di kenal dengan sebutan hepatitis non A dan non B. proses penularannya melalui obat seperti obat suntik, tranfusi darah, atau tertular saat proses persalinan. Menurut penelitian, hepatitis C yang terjadi tidak mempengaruhi keadaan malformasi congenital atau di kenal sebagai lahir cacat, lahir mati, abortus, ataupun malnutrisi intrauterine. Namun keadaan hepatitis C yang sudah akut meningkatkan resiko kelahiran prematur.

  • Hepatitis D

Virus hepatitis D muncul dari isolasi hepatitis B dimana pasien yang sudah terinfeksi virus hepatitis B lalu virus hepatitis D tidak bisa menciptakan kapsul. Kemudian ia menggunakan kelebihan HBsAg untuk mengganti kapsul tersebut. Pasien yang terkena virus ini bisa sembuh sendiri, namun juga malah bisa berkembang lebih kronis. Penularannya melalui cairan tubuh yang sudah terinfeksi, menggunakan jarum entah suntuk, tindik, ataupun tranfusi darah yang sudah terkontaminasi, serta melalui hubungan seksual.

  • Hepatitis E

Inilah virus hepatitis yang sangat berisiko untuk ibu hamil. Virus hepatitis jenis ini (HEV) bisa melalui oral fekal atau berasal dari makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi dengan tinja pasien. Dari berbagai penelitian telah membuktikan bahwa penularan virusnya menggunakan infeksi zoonotic. Dengan kata lain penularan yang berasal dari binatang (zoo) yang secara tidak sengaja tersebar.

Di beberapa Negara berkembang, biasanya bentuk sanitasinya masih buruk. Untuk seseoran yang sudah terkena infeksi akut biasanya terjadi peningkatan aminotransferase. Bahkan untuk wanita yang sedang hamil pada trimester ke 3 memiliki resiko terkena gagal hati fulminan sebanyak 15% dan angka kematian mencapai 5%.

Rasio kemungkinan terjangkit hepatitis bagi wanita hamil

Sebenarnya kemungkinan terkenanya hepatitis baik wanita hamil maupun tidak hamil sama saja. Namun ada beberapa pendapat mengatakan bahwa wanita yang sedang hamil akan lebih rentan terkena virus hepatitis. Hal ini banyak di sebabkan karena nutrisi dan gizi yang kurang mencukupi tubuhnya. Selain itu beberapa alasan yang menajdi resikonya adalah keadaan sanitasi yang buruk, kotor, dan tidak higienis.

Wanita yang memasuki masa kehamilan sama sama rentan terkena hepatitis. Namun menurut penelitian yang di lakukan oleh Siegler dan Keyser menyebutkan bahwa resiko wanita yang hamil dalam trimester pertama / 1 memiliki angka kemungkinan terkena virus adalah 9.5% saja. Sedangkan mereka yang masuk pada trimester ke dua / 2 memiliki kemungkinan terkena virus hepatitis sebanyak 32%. Lalu untuk wanita hamil pada usia trimester ke tiga / 3 memiliki kemungkinan resiko terinfeksi sebanyak 58,5%. Hal ini sesuai dengan gambaran klinik, lab, serta hispatologi.

Cara Menghindari

Tes darah saat hamil adalah salah satu cara untuk menghindari risiko lebih tinggi terkena hepatitis bagi ibu hamil. Selain itu anda juga harus menyadari bahaya KB Suntik karena salah satunya juga dapat menyebabkan gangguan kehamilan kedepannya serta kemungkinan terjadinya hepatitis.

fbWhatsappTwitterLinkedIn