Bayi kuning merupakan kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan biasanya tidak berbahaya. Tanda-tanda bayi kuning mudah dikenali karena warna kulitnya yang kuning khas dan juga bagian putih matanya.
Istilah medis untuk kondisi ini adalah penyakit kuning neonatal. Bayi kuning dapat dibedakan dari ikterus fisiologis dan patologis. Perbedaan ini tergantung pada usia kehamilan bayi, hari mulai muncul penyakit kuning, dan seberapa tinggi serum bilirubin.
Jika jumlah bilirubin tidak langsung dalam serum bayi mencapai 10 mgl dan penyakit kuning tidak mulai sampai hari keenam atau ketujuh, penyakit kuning tersebut disebut penyakit kuning fisiologis.
Sebagai orang tua, kita harus mengetahui apa saja penyebab penyakit kuning bayi yang jarang terjadi dan juga mengedukasi diri kita sendiri tentang cara mengobati penyakit kuning dan jarang buang air besar.
Perlu kita ketahui bahwa kebiasaan buang air besar bayi sangat berbeda, yang juga dipengaruhi oleh jenis susu yang dikonsumsi, makanan padat dan kondisi bayi itu sendiri.
1. Makanan padat
Peralihan dari ASI/susu ke makanan padat dapat mengganggu pencernaan bayi dan tidak akan terbiasa. Apalagi jika Anda makan sedikit serat, hal ini dapat menyebabkan feses yang keras dan keras sehingga sulit untuk dikeluarkan.
2. Dehidrasi
Saat bayi mengalami dehidrasi, sistem tubuh menyerap banyak cairan dari makanan dan minuman yang dimakannya. Bayi yang mengalami dehidrasi mungkin mengalami feses yang keras dan kering.
3. Susu formula
ASI memiliki keseimbangan lemak dan protein yang sempurna, sehingga feses hampir selalu lunak, sedangkan susu tertentu mungkin mengandung bahan yang sulit dicerna, sehingga bayi jarang mengkonsumsi susu dan bayi jarang terkena penyakit kuning.
4. Penyakit
Bayi jarang BAB tapi sering kentut karena disebabkan penyakit seperti hipotiroidisme, hiperbilirubinemia, botulisme, alergi makanan tertentu dan gangguan metabolisme.
Cara Mengatasi Bayi Kuning Jarang BAB
Jika bayi kuning jarang buang air besar, jangan panik, tetap tenang, lakukan hal berikut:
1. Gerakkan bayi secara aktif
Jika bayi sudah bisa merangkak, biarkan ia merangkak, mendorong tinja akan memudahkannya untuk keluar keluar. Namun jika belum, Anda bisa menggerakkan kaki bayi Anda seperti sedang menarik sepeda sambil berbaring.
2. Menjaga bayi tetap terhidrasi
Beri bayi yang sakit kuning lebih banyak ASI. Pada kasus yang sering ditemui bayi kuning karena kurang ASI bisa menyebabkan bayi jarang BAB jika usianya sudah lebih dari 6 bulan, kemudian air putih atau jus buah untuk mempercepat kontraksi BAB bayi sehingga bayi mudah buang air besar.
3. Berikan makanan berserat tinggi
Beberapa makanan padat dapat menyebabkan penyakit kuning pada bayi yang mengalami konstipasi (susah buang air besar), namun beberapa makanan berserat tinggi dapat meredakan penyakit kuning pada bayi yang BAB.
Tambahkan pada makanan padat dengan serat tinggi, seperti brokoli, pir, apel tanpa kulit, jus buah tanpa pemanis atau buah lainnya. Jika sedang dalam tahap MPASI, perhatikan tekstur makanannya. Bersihkan agar lebih mudah meleleh dan terhindar dari menguning.
4. Memandikan bayi kuning dengan air hangat
Hal ini dapat membantu mengendurkan otot perut sehingga bayi kuning menjadi rileks dan BAB lancar.
5. Mengganti susu formula
Biasanya, bayi yang sakit kuning jarang buang air besar karena tidak mendapat cukup ASI atau susu lainnya. Jika bayi kuning jarang buang air besar saat bayi makan susu, gantilah dengan merek lain untuk memenuhi kebutuhan menyusuinya.
Namun jika penyakit kuning pada anak disebabkan oleh jarang buang air besar yang tidak kunjung membaik dan justru memperburuk kondisinya, segera konsultasikan ke dokter.
Kulit bayi yang berwarna kuning kehijauan ini muncul akibat kontaminasi cairan ketuban. Keadaan ini lebih jelas terlihat pada warna tali pusar. Faktor herediter lain yang banyak ditemukan pada populasi Asia dan Mediterania adalah kurangnya enzim C6PD (Locose 6 Phosphate Dehydrogenase).
Enzim ini merupakan enzim yang terdapat pada sel darah merah, yang antara lain berfungsi sebagai penguat dinding. dari sel darah merah. Jika tubuh kekurangan enzim ini, dinding sel darah merah mudah pecah, dan pemecahan ini melepaskan hemoglobin, yang kemudian diubah menjadi bilirubin.
Prematur atau berat badan lahir rendah sering mengalami ikterus fisiologis. Akibat kondisi tersebut di atas, fungsi hati bayi belum sempurna. Dengan demikian, proses di mana bilirubin tidak langsung diubah menjadi bilirubin alam sel hati terganggu.
Sehingga, menjadi penyebab bilirubin tinggi pada bayi baru lahir secara tidak langsung dalam serum, yang membuat anak tampak kuning dan anak kesulitan dengan sistem defekasi.