Hiperbilirubinemia : Pengertian, Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kondisi bayi baru lahir memang sangat rentan dan sensitif. Alasan inilah yang menyebabkan banyak dokter anak dan dokter kandungan memperhatikan kesehatan dan memeriksakan kelengkapan si kecil saat baru saja melalui proses kelahiran.

Baik dalam kondisi kelahiran normal ataupun saat melalui proses caesar. Salah satunya adalah kondisi hiperbilirubinemia. Dalam artikel ini akan kita bahas secara lengkap, mulai dari Hiperbilirubinemia pada Bayi Baru Lahir – Penyebab dan Cara Mengatasinya. Simak penjelasan lengkapnya:

Pengertian Hiperbilirubinemia

Kondisi Hiperbilirubinemia merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir. Bagi yang belum tahu, bilirubin merupakan pigmen berwarna kuning yang ada dalam darah dan tinja manusia. Kadar bilirubin dalam tubuh bisa menentukan beberapa efek dan perubahan.

Sesuai namanya Hiper, kondisi hiperbilirubinemia merupakan sebuah kondisi bayi baru lahir yang menyebabkan bayi menjadi kuning atau biasa dikenal dengan istilah Jaundice. Beberapa dokter menyebut juga sebagai kondisi Ikterus.

Kondisi ini menandakan bahwa jaringan memiliki bilirubin tinggi, sehingga kulit menjadi kuning, sclera dan membran mukosa mendapatkan penumpukan.

Walaupun terjadi cukup umum namun kondisi kuning ini juga seringkali menimbulkan kekhawatiran, sehingga bayi baru lahir dengan kondisi hiperbilirubinemia akan dirawat hingga pulih dan dinyatakan normal.

Tubuh bayi yang baru lahir belum berkembang secara maksimal, sehingga belum menyaring bilirubin yang tinggi dengan baik. Ditambah lagi, bilirubin dibuat secara alami ketika tubuh memecahkan sel darah merah yang sudah tua dan rusak.

Kondisi ini juga terganggu karena saat hamil, bilirubin diatur plasenta sedangkan saat sudah dilahirkan tubuh bayi mengatur sendiri.

Tanda Hiperbilirubinemia

Sebelum memasuki ke penyebab dan juga cara menangani kondisi hiperbilirubinemia, kita bahas mengenai tanda atau gejala yang sering muncul agar tidak salah.

1. Kondisi Jaundice

Kondisi jaundice, bisa terlihat apabila si kecil memiliki kondisi kulit kuning di tubuh, area mata dan juga area dekat bibir. Tanda ini sudah absolut terlihat, walaupun si kecil memiliki kulit sawo matang. Namun warna kuning yang akan muncul tetap berbeda dengan jenis warna kulit pada umumnya.

2. Lemah/Lesu

Selain itu, tanda dari si kecil memiliki kondisi kuning, yaitu adanya kondisi lemah dan juga tidak ingin menyusu baik ASI maupun susu formula. Bayi dalam kondisi lemas.

3. Tidur Dalam Waktu Panjang

Seringkali tidur dalam waktu yang panjang menjadi tanda yang ke-3 dari bayi terkena hiperbilirubinema. Jika sudah muncul gejala dan tanda seperti ini, baiknya untuk langsung melakukan kontrol pada dokter anak dan jangan lupa tuliskan berbagai gejala yang muncul.

4. Sklera Kuning

Tanda jaundice bukan hanya pada kulit saja, anda juga bisa melihat pada sklera mata bayi yang ikut berwarna kuning. Hal ini sering terjadi apalagi bilirubin dalam tubuh sangat tinggi.

5. Tidak Nafsu Makan

Dari semua tanda hiperbolirubinemia, yang paling mudah dideteksi dan sering terjadi bayi tidak nafsu makan(minum ASI) baik formula ataupun susu ibu. Kondisi ini karena bayi merasa kurang nyaman untuk memproses susu dalam tubuh.

Sebelum memasuki ke penyebab dan juga cara menangani kondisi hiperbilirubinemia, kita bahas mengenai tanda atau gejala yang sering muncul agar tidak salah.

Kondisi jaundice, bisa terlihat apabila si kecil memiliki kondisi penyebab bayi kuning di tubuh, area mata dan juga area dekat bibir. Tanda ini sudah absolut terlihat, walaupun si kecil memiliki kulit sawo matang. Namun warna kuning yang akan muncul tetap berbeda dengan jenis warna kulit pada umumnya.

Selain itu, tanda dari si kecil memiliki kondisi kuning, yaitu adanya kondisi lemah dan juga tidak ingin menyusu baik ASI maupun susu formula. Bayi dalam kondisi lemas dan seringkali tidur dalam waktu yang panjang.

Jika sudah muncul gejala dan tanda seperti ini, baiknya untuk langsung melakukan kontrol pada dokter anak dan jangan lupa tuliskan berbagai gejala yang muncul.

Penyebab Hiperbilirubinemia Pada Bayi

Dalam kasus bayi baru lahir, ada beberapa penyebab yang harus diketahui diantaranya adalah:

Breasfeedeing Jaundice

Saat bayi dilahirkan pertama kali, tidak semua bisa langsung menyusui dengan ibu yang melahirkannya. Misalnya karena penyebab bayi prematur, kondisi khusus dan beberapa kasus lainnya.

Saat menjalani hari terpisah beberapa bayi mengalami kondisi bilirubin tinggi akibat tidak dapat menyusu langsung pada ibu. Kondisi inilah disebut sebagai breasfeading jaundice.

Hemolisis

Kondisi Hemolisis memang menjadi momok bagi ibu hamil, karena sering terjadi terutama dalam sindrom HELLP. Kondisi dimana bayi baru lahir mengalami masalah akibat sel darah. Hemolisis terjadi karena adanya perbedaan antara golonan darah, serta resus ibu dan juga bayi yang akhirnya berdampak pada hiperbilirubin.

Hal ini dikarenakan, hemolisis dapat terjadi apabila ada kelainan di sel darah merah pada bayi. Kondisi ini bisa diminimalisir apabila langsung terdeteksi saat proses kelahiran ataupun pasca kelahiran, demi menyelamatkan si bayi.

Jaundice

Jaundice atau oran hati yang masih melakukan penyesuaian pada fisiologis. Karena proses sebelumnya dibantu oleh plasenta ibu, beberapa bayi memang harus menghadapi kasus kuning/jaundice karna organ yang belum siap. Nantinya setelah perawatan beberapa hari, bayi akan mulai kembali normal dan organ hati sudah bisa berfungsi dengan normal.

Kelainan Hati

Hiperbilirubinemia menjadi salah satu kondisi yang akan muncul saat organ hati pada bayi mengalami kelainan dan tidak berfungsi sempurna. Bilirubin yang tidak dapat dibuang oleh tubuh larut ke dalam darah dan dapat meracuni si bayi. Dampaknya akan sangat bahaya dan dalam kondisi yang telat ditangani, bahkan bayi harus mengalami kematian dan juga kondisi kritis.

Cara Mengatasinya – Khusus pada Bayi Baru Lahir

Jika seorang bayi, khususnya anda yang barus aja melahirkan harus menghadapi kondisi hiperbilirubinemia maka apa saja hal yang bisa dilakukan? Berikut cara mengatasinya:

Cukup ASI

Pertolongan yang bisa dilakukan ibu yakni memenuhi si kecil dengan tanda bayi cukup ASI yang cukup. Ikatan Dokter Anak Indonesia menjelaskan bahwa ASI bisa membantu bayi dalam menurunkan bilirubin pada tubuh, misalnya saja pada hari pertama usahakan memasukan ASI 9-12 kali.

Hal ini juga untuk mencegah si kecil mengalami dehidrasi, karena kekurangan cairan akan meningkatkan produksi bilirubin didalam tubuh. Nantinya dibawah instruksi dokter, anda akan diminta berhenti memberikan ASI selama 12-24 jam untuk memastikan apakah bilirubin berhasil turun atau tidak.

Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan cara medis untuk menangani hiperbilirubinemia dalam kondisi cukup parah atau membahayakan. Sesuai namanya, transfusi tukar dilakukan dengan menukar ataupun melakukan transfusi darah untuk mengganti komponen darah yang hilang.

Kondisi ini dilakukan dibawah pertimbangan dokter anak dan menimang bagaimana daruratnya kondisi kuning pada si kecil. Jika sudah cukup parah transfusi tukar baru boleh dilakukan.

Risiko dari tindakan ini cukup tinggi, walaupun metode transfusi tukar dalam jumlah rendah. Diharapkan dengan transfusi kandungan bilirubin dalam tubuh bayi akan menurun dan tidak meracuni darah dalam tubuh.

Fototerapi

Terakhir dengan memanfaatkan fototerapi yang paling umum dilakukan pihak rumah sakit. Sesuai dengan judulnya, fototerapi adalah kondisi saat bayi dirawat untuk disinar, dengan guna menurunkan kandungan bilirubin yang ada didalam tubuh bayi.

Sinar yang digunakan untuk metode ini adalah sinar ultraviolet khusus untuk bayi. Sehingga fototerapi diharapkan bisa menurunkan kadar bilirubin setelah 4-6 jam melalui proses terapi ini.

Sinar ultraviolet yang digunakan juga khusus agar tetap aman bagi bayi baru lahir. Cara ini sudah tidak asing, terutama bagi beberapa ciri-ciri bayi prematur dan kuning karena organ hati yang belum sempurna.

Perawatan Di Rumah

Setelah pulang dari rumah sakit, beberapa bayi seringkali memiliki masalah dan muncul kembali kuning pada tubuh. Namun ibu tetap bisa melakukan perawatan dirumah.

Misalnya saja manfaat menjemur pada bayi yang sangat penting agar terkena matahari pagi, untuk menyerap vitamin D. Cara konvensional ini dianggap dapat membantu memaksimalkan hilangnya produksi bilirubin tinggi tubuh.

Tidak lupa harus diawasi oleh dokter anak dalam proses penanganan selama dirumah. Jika dirasa kondisi si kecil menurun setelah pulang dari RS. Jangan panik dan tetap tenang, tanggapi setiap gejala dan perubahan si kecil serta datangi dokter anak untuk tindakan yang lebih aman.

fbWhatsappTwitterLinkedIn