10 Penyebab Anak membenci Ayahnya yang Wajib diketahui!

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam budaya Timur, beban pengasuhan anak sering ditanggung oleh ibu, dengan alasan bahwa ayah lebih banyak terlibat dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Menurut Paul Amato, seorang psikolog dan kriminolog yang mempelajari perilaku anak-anak dan tingkat kejahatan yang mungkin mereka lakukan sebagai orang dewasa, menunjukkan bahwa hubungan seorang anak dengan ayahnya mempengaruhi kemungkinan mereka terlibat dalam perilaku seksual berisiko dan kesehatan mental mereka.

Sebagian besar anak lebih dekat dengan ibu ketimbang ayahnya. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa anak-anak juga bisa menjalin hubungan dekat dengan ayah mereka.

Asalkan sebagai ayah, dapat memperlakukan anaknya dengan baik. Terkadang, karena sudah sibuk bekerja, seorang ayah merasa tidak memiliki waktu untuk mengurus putra-putrinya. Alhasil, dia mempercayakan segala sesuatu soal anak-anak pada sang istri. 

Ketika ayah terlibat aktif dalam perkembangan anak-anaknya, itu membuat anak lebih percaya diri dan membentuk karakter mereka dengan lebih baik. Sayangnya, beberapa anak tidak terbiasa dengan ayah mereka dan bahkan cenderung membenci sang ayah. Jadi, ini bisa menjadi alasannya:

1. Delegasikan perawatan kepada ibu

Seperti disebutkan di atas, ada kepercayaan budaya bahwa pengasuhan anak adalah tanggung jawab ibu. Namun, hubungan ini tidak seimbang. Beban dan tanggung jawab membesarkan anak secara alami jatuh pada orang tua.

2. Ayah Tidak Mendengarkan Cerita Anak

Hubungan anak dengan ayah bisa jadi renggang ketika ayah tidak meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita anak. Bisa jadi ayah terlalu lelah bekerja, sehingga tidak konsentrasi lagi mendengarkan atau disibukkan dengan aktivitas lain seperti menonton televisi.

Bahkan, jangan-jangan malah lebih memilih main ipad ketimbang mendengar anaknya cerita? Yah, jangan heran kalau anak lama-lama menjauh dan malas ngobrol dengan ayahnya.

3. Ayah Tidak Peduli

Ada saja ayah yang memang tidak peduli dengan perkembangan anak. Bisa jadi ini karena ayah sendiri kurang teredukasi mengenai pentingnya kolaborasi antara ayah dan ibu dalam tumbuh dan kembang anak. Makanya, orangtua harus  banyak membaca buku atau tulisan tentang parenting dan informasi mengenai cara mengedukasi serta meningkatkan bonding dengan anak.

4. Ayah Jarang Bermain dengan Anak

Penjelasan lain kenapa hubungan ayah dengan anak tidak dekat dikarenakan ayah yang jarang meluangkan waktu bermain dengan anak. Padahal, momen bermain dengan anak bisa dianggap sebagai waktu santai untuk membangun kedekatan dan ikatan yang lebih kuat lagi.

Bermain dengan anak bisa membuat ayah menyadari potensi anak di bidang-bidang tertentu. Waktu santai adalah momen yang tepat untuk “membaca” potensi anak dan berkomunikasi mengenai hal-hal yang disenangi dan tidak disenangi anak terjadi sepanjang hari ini. 

5. Kurangnya Quality Time bersama Ayah dan Ibu

Untuk mempererat hubungan orangtua dan anak, memang dibutuhkan waktu khusus supaya orangtua dan anak bisa melewatkan waktu bersama. Ada baiknya orangtua dan anak punya ritual khusus bersama.

Misalnya melewatkan weekend bersama yang diisi dengan kegiatan yang dapat membangun ikatan seperti boot camptrekkingcar free day, dan lain-lain.

6. Kurangnya komunikasi

Salah satu hal penting dalam sebuah keluarga adalah komunikasi yang baik dan sehat. Terutama antara ayah dan anak. Berbeda dengan ibu yang lebih peka terhadap perasaan dan emosi anaknya, terkadang ayah sulit memahami apa yang diinginkan anaknya.

Sehingga perlu terjalin komunikasi dua arah yang intens untuk memahami keinginannya.
Daripada sok, bicarakan apa yang dibutuhkan anak Anda. Ingat, orang tua juga orang yang tidak bisa menghindari kesalahan. Daripada menebak-nebak, tanya langsung ke anak, kan?

7. Sering Memaksakan Kehendak

Seringkali memaksakan kehendaknya pada ayah anak hanya akan membuat hubungan semakin rapuh. Tentu tujuannya baik agar anak sukses dan sukses di masa depan, tapi bukan berarti memberikan rasa nyaman pada anak lho.

Alih-alih memaksanya mengambil kelas matematika yang tidak ia sukai, beri anak Anda kesempatan untuk mengembangkan hobi yang ia sukai.

8. Kurang Bisa Menjaga Lisan ketika Mendidik

Harus diakui, kesabaran ekstra diperlukan saat mendidik anak. Tetapi bahkan jika itu menguras emosi, jangan biarkan ayahmu mengabaikannya dan tutup mulut.

Sedemikian rupa sehingga mereka secara tidak sengaja mengatakan hal-hal yang tidak pantas untuk didengar anak-anak. Memang benar anak saat itu tidak terlihat terluka, tapi kata-kata buruk itu terbawa dalam mimpi hingga dewasa.

Kalimat yang merendahkan juga bisa membuat anak merasa down dan merasa kurang percaya diri. Bagaimana mungkin ayah kandungnya tega memandang rendah dirinya, apalagi orang-orang di sekitarnya? Dia menjadi takut bersosialisasi dan memiliki harga diri yang rendah. Apakah dampaknya fatal? Tentu saja, seorang ayah harus mencintai dan mencintai anak-anaknya.

9. Tidak pernah Memberikan Pujian

Ketika seorang anak berprestasi, tentu membuat orang tua bangga. Namun, bagi seorang anak, kebanggaan ayahnya adalah penting. Jangan hanya mengatakannya dalam hati.

Walaupun awalnya terasa canggung, tapi mencoba mengungkapkan rasa senang atas pencapaian yang sudah diraih anak, dengan susah payah akan menjadi penawar rasa lelahnya. 

Bisa dengan mengucapkan, “Ayah bangga banget sama kamu, nak. Pertahankan terus prestasinya ya!”, atau memberinya hadiah sebagai apresiasi lebih pada apa yang sudah dia kerjakan. Percaya deh, ke depannya dia bakal berusaha lebih giat lagi tanpa disuruh.

10. Menyakiti ibu mereka secara terang-terangan

Pertengkaran di dalam rumah tangga wajar saja terjadi. Tapi sebagai kepala keluarga, seorang ayah mesti bijak mengambil sikap. Boleh saja berdebat dengan istri, tapi jangan sampai anak-anak mereka melihat. Apalagi bila ayah sampai menyakiti ibu mereka, dan membuatnya menangis. Walaupun tidak langsung bisa membela sang ibu, tapi anak-anak akan merekam dan mengingat kejadian tersebut baik-baik.

Dari situlah, rasa benci pada ayahnya mulai tumbuh. Mau bagaimana juga, seorang ibu adalah sosok yang paling penting dalam hidup bagi anak-anak. Menyakiti ibunya sama halnya dengan menyakiti hati mereka.

fbWhatsappTwitterLinkedIn