11 Penyebab Anak Tantrum Mudah Mengamuk

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tantrum menjadi sebuah kondisi yang tidak menyenangkan untuk orang tua. Banyak orang tua yang merasa sulit untuk mengasuh anak yang mengalami masalah  tantrum. Meskipun sudah melakukan berbagai cara mengatasi anak tantrum tapi tetap saja masih sangat sulit. Hal ini terjadi ketika anak tantrum sering mengamuk di mana saja. Termasuk ketika diajak ke toko dan mereka meminta sesuatu namun tidak dituruti oleh orang tua. Jadi sebagai orang tua, Anda harus tahu mengapa anak mulai mengamuk. Berikut ini adalah berbagai penyebab anak tantrum mudah mengamuk yang paling berpengaruh.

  1. Anak merasa sangat takut

Apakah Anda pernah merasa takut? Semua orang tua memiliki ketakutan namun bisa mengatasi masalah ini. Namun tidak dengan anak yang mengalami masalah tantrum. Mereka merasa sangat buruk ketika takut bahkan hanya ketika merasa ketakutan yang ringan. Biasanya orang tua tidak paham dengan penyebab ketakutan. Jadi yang bisa Anda lakukan adalah membuat anak merasa lebih nyaman dan bantu anak untuk mengatasi rasa takut. Jika anak takut karena trauma maka cobalah menerapkan berbagai  cara menghilangkan trauma pada anak.

  1. Kondisi lingkungan

Terkadang anak yang tantrum tidak mengamuk ketika di rumah sendiri. Namun ketika anak diajak ke toko atau tempat orang lain maka anak mulai mengamuk. Penyebabnya bisa terjadi karena anak merasa tidak nyaman dengan lingkungan atau meminta sesuatu. Anda harus memahami bahwa anak sebenarnya merasa tertekan dengan lingkungan. Anak mengalami waktu yang sangat sulit dan mereka biasanya tidak bisa berbicara dengan orang tua. Jadi Anda tidak perlu malu dan lebih baik mundur. Saat anak sudah sedikit lebih tenang maka cobalah menenangkan anak dan membuat anak merasa lebih nyaman

  1. Pengaruh waktu

Salah satu penyebab anak tantrum juga karena pengaruh waktu. Misalnya anak yang terus mengamuk ketika orang tua berangkat kerja atau keluar rumah. Ini terjadi karena anak merasa tidak nyaman saat tidak ada orang tua. Beberapa anak juga sering mengamuk ketika merasa mengantuk dan tidak mau tidur. Jadi orang tua harus tahu kapan waktu anak yang paling sering mengamuk dan merasa tidak nyaman. Mulailah untuk memahami waktu ini dan berikan kelonggaran pada anak saat Anda ingin meninggalkan anak sendiri atau dengan pengasuh.

  1. Pengaruh dari orang lain

Biasanya anak yang tantrum juga cenderung lebih sering mengamuk saat bertemu dengan orang tertentu. Ini bisa terjadi karena rasa kesal dengan saudara kandung, orang tua, nenek atau pengasuh. Anak merasa tertekan dan tidak nyaman saat bertemu dengan orang tersebut. Anda bisa menenangkan anak dengan mengatakan tidak apa-apa atau mencoba untuk memeluk anak saat mengamuk. Ajak anak untuk keluar kemudian berikan pemahaman.

  1. Pola pengasuhan yang kurang konsisten

Banyak anak yang berumur 1 sampai 2 tahun tidak mengalami tantrum. Tapi saat berusia lebih dari 2 tahun baru anak mulai sering mengamuk. Hal ini bisa terjadi karena pola pengasuhan yang kurang konsisten. Terlebih jika Anda juga meminta pengasuh untuk sering menemani anak. Ini hal yang sangat serius karena anak bisa menjauh dari Anda. Jika masalah ini sering terjadi maka coba lakukan beberapa  cara mendidik anak usia 3 tahun agar anak bisa nurut dan tidak tantrum.

  1. Ucapan

Kejadian anak yang mengalami tantrum karena ucapan adalah kasus yang paling sering terjadi. Ini bisa terjadi karena anak merasa tertekan dan tidak nyaman dengan ucapan tersebut. Beberapa hal juga bisa terjadi ketika anak menerima ancaman dan merasa sangat takut. Karena itu orang tua dan orang yang ada di lingkungan rumah harus memperhatikan ucapan. Katakan hal-hal yang bisa dimengerti anak ketika memberi nasehat. Jangan mengancam karena bisa membuat anak memberontak.

  1. Anak merasa dibohongi

Anak yang sering menerima janji biasanya memiliki harapan yang sangat besar. Misalnya jika Anda berjanji memberikan hadiah maka berikan hadiah. Jika Anda melewati janji maka anak merasa dibohongi. Perasaan anak bisa merasa sangat sakit namun mereka tidak bisa menyampaikan dengan baik. Akibatnya anak terus mengamuk dan tidak mau ditenangkan. Karena itu Anda juga bisa mencontoh beberapa cara menenangkan anak autis yang mengamuk.

  1. Trauma kekerasan fisik

Setiap orang tua memang memiliki pola pengasuhan yang berbeda. Beberapa orang tua yang keras sering membentak atau memukul anak. Hal ini bisa menyebabkan anak merasa trauma yang sangat parah. Akibatnya anak akan sering mengamuk untuk mencari perhatian dari orang lain, selain orang tua itu sendiri.  Dampak membentak anak  tidak hanya melukai fisik tapi juga batin dan pikiran anak. Karena itu hindari memberikan kekerasan fisik pada anak.

  1. Salah paham

Ketika orang tua tidak bisa berbicara dengan baik maka bisa menyebabkan salah paham. Anak merasa orang tua tidak mengerti mereka. Dan mengamuk menjadi tingkah laku yang sudah pasti mendapatkan perhatian orang tua. Karena itu ketika anak mengamuk dan emosi maka cobalah memberikan pengertian yang baik. Katakan bahwa Anda tidak marah atau emosi sehingga anak bisa paham dengan Anda.

  1. Beban anak

Mencari perhatian bisa menjadi tujuan dari anak tantrum ketika mengamuk. Mereka tidak ingin benda atau mainan yang mewah. Hal yang paling diinginkan oleh anak adalah perhatian orang tua. Mereka bisa merasa lebih nyaman hanya dengan perhatian dan tidak merasa sendiri. Dengan begitu anak merasa tidak terbebani dan berat.

  1. Kondisi medis dan alergi

Salah satu penyebab anak tantrum yang mengamuk juga bisa dipengaruhi oleh kondisi medis dan alergi. Hal ini memang sudah menjadi kondisi tubuh anak sehingga sulit untuk diatasi. Anda bisa bekerjasama dengan dokter supaya bisa mengatasi alergi atau kondisi medis yang memang membutuhkan perawatan. Salah satu makanan yang sering menyebabkan alergi pada anak tantrum juga termasuk sayuran seperti tomat dan makanan laut. Jadi perhatikan semua hal kecil yang memicu emosi dan rasa tidak nyaman anak.

Nah inilah semua penyebab anak tantrum mudah mengamuk yang bisa diatasi sesuai dengan kondisi anak. Anda bisa mencoba untuk melihat penyebab itu dan kemudian atasi dengan langkah yang paling sesuai. Dan jika Anda masih kesulitan maka cobalah bertemu dengan spesialis agar anak mendapatkan perawatan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn