Kehamilan Anembrionik – Pengertian, Penyebab, Dan Gejalanya Yang Perlu Dipahami

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kehamilan merupakan salah satu proses yang pastinya akan ditunggu tunggu kedatangannya oleh setiap wanita pasca menjalani pernikahan secara resmi. Untuk mendapatkan kehamilan tersebut tentu dibutuhkan usaha bersama antara istri dan suami. Kehamilan sebagai proses untuk mendapatkan keturunan tentu tidak akan datang begitu saja. Adanya usaha yang harus dikelaurkan dan keinginan untuk mendapatkan keturunan menjadikan setiap ibu hamil akan mempertahankan kehamilannya agar berjalan secara normal.

Setiap wanita memiliki resiko mengalami kehamilan abnormal karena beberapa faktor dan penyebab. Kehamilan abnormal merupakan kondisi dimana proses kehamilan yang terjadi pada ibu hamil tidak berjalan sebagaimana mestinya. Salah satu bentuk resiko kehamilan abnormal yang dapat terjadi pada ibu hamil tersebut adalah keadaan dimana munculnya kehamilan yang disebut dengan anembrionik. Istilah kehamilan abnormal anembrionik pasti belum banyak yang memahaminya dengan baik. Untuk lebih membantu ibu memahami kehamilan tersebut, berikut ulasannya dibawah ini,.

Pengertian Kehamilan Anembrionik

Agar dapat memiliki pemahaman yang kuat terkait kondisi kehamilan abnormal tersebut maka ibu hamil mengetahui pengertianya terlebih dahulu. Hamil anembrionik merupakan keadaan dimana janin yang sudah berhasil di buah melekat pada dinding rahim secara normal namun tidak dapat berkembang seiring dengan peningkatan usia kehamilan yang dijalani ibu hamil.  Istilah lain yang juga digunakan untuk kondisi kehamilan tidak normal tersebut seperti kehamilan kosong atau blighted ovum.

Penyebab Kehamilan Anembrionik

Kondisi hamil anembrionik merupakan keadaan yang tidak normal dan dapat memberikan dampak berbahaya. Janin yang tidak berkembang tentu merupakan kondisi kehamilan paling tidak diharapkan terjadi. Penyebab dari kondisi hamil anembrionik tersebut belum dapat diketahui secara pasti. Namun ada beberapa ibu hamil yang memiliki resiko tinggi untuk dapat mengalaminya yakni diantaranya dijelaskan di bawah ini.

1. Riwayat kehamilan kosong atau hamil anembrionik

Penyebab pertama yang menjadikan seorang ibu hamil mengalami kondisi kehamilan kosong tersebut adalah karena adanya riwayat sebelumnya. Wanita yang pernah mengalami kehamilan kosong atau anembrionik lainnya juga dapat mengalami resiko kondisi serupa di kehamilan selanjutnya, Untuk itu, perlu adanya persiapan sebelum kehamilan selanjutnya untuk mencegah terjadinya kondisi janin yang tidak berkembang.

2. Kondisi fisik ibu hamil yang tidak ideal

Penyebab lainnya yang juga dapat menjadi salah satu faktor resiko besar wanita mengalami kondisi hamil anembrionik adalah karena fisik ibu hamil yang tidak ideal. Kedaan fisik seperti usia yang terlalu tua atau terlalu mudah, memiliki riwayat kesehatan tertenu memang kerap dapat meningkatkan peluang seseorang mengalami hamil anembrionik.

3. Kualitas sel telur yang buruk

Selain karena kondisi fisik ibu hamil yang kurang baik, kualitas sel telur yang dihasilkan oleh wanita juga dapat memberikan pengaruh untuk menyebabkan terjadinya kehamilan anembrionik. Meskipun dapat terjadi pembuahan secara normal, namun dengan kualitas sel telur yang buruk maka perkembangan janin pasca menempel di dinding rahim tidak akan terjadi.

4. Kualitas sel sperma yang buruk

Jika kualitas sel telur merupakan faktor resiko dari wanita untuk dapat mengalami kehamilan abnormal anembrionik, kondisi pada pria dengan kualitas sperma buruk. Sama halnya dengan kualitas buruk dari sel telur, sperma yang tidak memiliki kualitas baik tetap akan berhasil mengalami pembuahan namun hasilnya sel telur pasca pembuahan dan penempelan di dinding rahim tidak akan berkembang.

5. Kelainan gen

Selain keempat faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya hamil anembrionik tersebut, kondisi kelainan gen pada ibu hamil juga merupakan pemicunya. Kehamilan abnormal anembrionik tersebut dapat disebabkan oleh karena adanya ketidaknormalan yang terjadi pada kromosom 9. Analisa kromosom diperlukan untuk dapat mencegah terjadinya anembrionik berulang. Kondisi kelainan gen ini dapat menjadi salah satu penyebab hamil kosong.

Gejala Kehamilan Abnormal Anembrionik

Kondisi kehamilan anembrionik terkadang tidak disadari oleh ibu hamil kecuali secara rutin memeriksakan kehamilannya. Selain melalui pemeriksaan kehamilan, ada beberapa gejal yang dapat menjadi bahan diagnosis awal ibu hamil untuk mewaspadai kehamilan abnormal anembrionik. Beberapa gejala hamil anembrionik atau tanda tanda hamil kosong tersebut diantaranya seperti disebutkan dibawah ini.

  • Munculnya tanda tanda keguguran, hamil anembrionik memang sangat dekat dengan kondisi keguguran sebagai hasil akhirnya. Karena hal tersebut, hamil anembrionik memiliki gejala yang sama dengan tanda tanda kehamilan. Beberapa bentuk tanda tanda keguguran pada awal proses hamil diantarnaya seperti munculnya flek darah hingga pendarahan, kram perut pada ibu hamil, serta nyeri perut hebat dibagian bawah yang terus berulang.
  • Tidak adanya perkembangan janin, gejala yang lebih jelas dari kondisi hamil anembrionik adalah tidak adanya perkembangan janin sejak awal proses kehamilan. Kondisi tidak adanya perkembangan janin tersebut dapat diamati ketika menjalani pemeriksaan USG.
  • Ibu hamil kurang merasakan gejala kehamilan normal, gejala lain yang juga patut diwaspadai oleh ibu hamil sebaga tanda janin tidak berkembang adalah kurang merasakan gejala hamil muda yang biasa terjadi di awal kehamilan.

Itulah beberapa penjelasan mengenai kehamilan anembrionik yang perlu diperhatikan dengan baik oleh setiap ibu hamil. Anembrionik merupkan kondisi abnormal pada kehamilan ibu dimana sel telur pasca implantasi tidak kunjung mengalami perkembangan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn