Alat reproduksi pada manusia merupakan salah satu komponen penting tubuh yang berperan dalam proses berkembang biak untuk mendapatkan keturunan. Alat reproduksi yang terdapat di pada pria dan wanita tentu berbeda satu sama lain. Pentingnya peran alat reproduksi tersebut harus dipahami oleh semua orang mulai dari fungsi dan bagian bagiannya. Pemberian pemahaman alat reproduksi tersebut pasti sudah dimulai dalam pelajaran yang terdapat disekolah sekolah dasar.
Dengan mengetahui segala fungsi, peran, dan proses proses yang terjadi pada alat reproduksi dapat menyebabkan seseorang lebih perhatian untuk menjaga kondisi alat repoduksinya agar dapat menghasilkan keturunan nantinya. Hampir sama dengan semua organ penting tubuh dengan segala fungsinya, di dalam alat reproduksi terdapat berbagai macam organ dengan fungsi dan perannya yang tentu berbeda satu sama lain dan pastinya dapat memunculkan rasa syukur lebih terhadap pencipta ketika memahaminya lebih jauh.
Pada proses kehamilan, alat reproduksi wanita juga akan mengalami berbagai macam pembentukan bagian khusus yang hanya ada pada saat wanita hamil. Dengan memahami bagian bagian tersebut maka wanita hamil akan lebih hati hati terhadap setiap aktivitas yang dijalaninya. Dalam artikel ini, hamil.co.id akan mengulas mengenai salah satu kondisi atau proses terbentuknya bagian penting di dalam rahim yakni terkait dengan proses terbentuknya air ketuban.
Fungsi Air Ketuban
Sebelum memahami proses terbentuknya air ketuban selama proses kehamilan maka mengetahui apa air ketuban itu dan fungsinya menjadikan pembahasan berikutnya lebih mengalir. Air ketuban merupakan cairan amnion yang terbentuk dari hasil pembentukan sel sel amnion. Cairan ketuban tidak hanya diproduksi oleh selaput ketuban saja namun juga dapat dihasilkan dari air kencing janin di dalam kandungan, dan juga diproduksi oleh cairan otak di anensifalus.
Fungsi air ketuban dalam proses kehamilan cukup banyak mulai dari sebagai tempat terdapatnya janin yang berkembangan hingga akhir proses persalinan nantinya. Air ketuban dapat bertindak sebagai proteksi dari janin selama proses kehamilan dari bahaya infeksi, suhu yang terlalu ekstrim, stres fisik dari luar tubuh ibu hamil. Kondisi air ketuban juga dapat dijadikan tanda apakah keadaan janin yang terdapat di dalam kandungan berkembang dengan baik atau ada masalah gangguan kehamilan.
Jumlah air ketuban selama proses kehamilan harus selalu terpenuhi dengan baik karena memiliki salah satu peran penting untuk mencegah terjepitnya tali pusar. Kondisi terjepitnya tali pusar tersebut cukup membahayakan dikarenakan dapat menyebab janin mengalami kekurangan oksigen maupun sumber nutrisi pertumbuhannya. Selain itu, beberapa fungsi dari air ketuban lainya dalam proses kehamilan diantaranya seperti menjaga suhu di dalam rahim. Pentingnya air ketuban tersebut menjadikan jumlah ari ketuban harus selalu dalam keadaan yang cukup dari awal kehamilan hingga mendekati proses persalinan.
Proses Terbentuknya Air Ketuban
Bagian tubuh yang bertanggung jawab terhadap proses terbentuknya air ketuban adalah bagian plasenta tepatnya pada lapisan amnion. Secara jelas bagaimana proses terbentuknya air ketuban di dalam rahim ibu hamil pada saat kehamilan memang belum dapat dijelaskan secara detail. Selain dari lapisan amnion pada plasenta, secara perkiraan teori air ketuban juga dapat terbentuk dari beberapa hal diantaranya seperti :
- Fetal urin yang dibentuk oleh janin itu sendiri dan akan menjadi siklus secara keseluruhan.
- Transudari dari darah ibu hamil yang berubah menjadi sebuah cairan.
- Sekresi dari epitel amnion terutama yang berasal dari plasenta.
- Campuran dari berbagai teori proses terbentuknya air ketuban tersebut.
Masalah Yang Terjadi Pada Air Ketuban Saat Hamil
Sebagai bahasan pelengkap dalam artikel proses terbentuknya air ketuban diatas yang perlu juga diperhatikan oleh setiap ibu hamil adalah kondisi resiko masalah yang dapat terjadi pada air ketuban. Salah satu permasalah yang sering terjadi pada ibu hamil berkaitan dengan air ketuban adalah kondisi dimana jumlah air ketuban di dalam rahim sedikit. Kondisi jumlah air ketuban yang sedikit tersebut merupakan keadaan yang muncul akibat beberapa hal.
Penyebab air ketuban sedikit tersebut diantaranya seperti kehamilan yang melebihi waktu persalinannya, adanya gangguan pada bagian plasenta, gangguan ginjal pada janin yang terdapat di dalam kandungan sehingga fetal urin tidak terbentuk, bayi kembar identik yang memiliki kelainan pada salah satunya, air ketuban yang bocor atau pecah sebelum waktunya, dan kondisi dehidrasi atau kurangnya cairan tubuh serta keadaan ibu hamil yang mengalami kelelahan.
Itulah beberapa hal yang dapat dijelaskan berkaitan dengan fungsi dan proses terbentuknya air ketuban pada saat ibu hamil. Kondisi air ketuban selama kehamilan harus dijaga jumlahnya karena apabila sedikit dapat membahayakan kondisi janin di dalam kandungan yang bisa jadi mengarah pada kematian. Memenuhi asupan nutrisi kehamilan melalui konsumsi makanan sehat untuk ibu hamil dan menerapkan pola hidup sehat dapat membantu memperlancar proses kehamilan dan menghindari berbagai macam masalah kehamilan terutama yang berhubungan dengan air ketuban.