Resiko Pasca Operasi Hamil Di Luar Kandungan Dan Proses Perawatannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Munculnya tanda tanda kehamilan menjadi sebuah kabar baik yang ingin diterima oleh seorang wanita yang sudah mengidam idamkan memiliki keturunan. Berbagai hal akan dilakukan untuk memastikan apakah tanda adanya kehamilan tersebut merupakan sebuah kebenaran secara medis. Diawal setelah mengetahui telat haid, wanita pasti akan mulai untuk mencoba melakukan test kehamilan melalui test pack dan akan terus dilakukan sampai setelah berkonsutasi dengan dokter spesialis kandungan muncul kepastian proses kehamilan sedang berlangsung.

Namun terkadang skenario yang diceritakan diatas tidak berjalan sebagaimana mestinya dan dapat memupus harapan ibu untuk hamil. Salah satu kondisi yang tidak diingin sama sekali oleh para calon ibu adalah kondisi kehamilan di luar kandungan. Hamil di luar kandungan atau dalam bahasa medis disebut sebagai kehamilan ektopik merupakan kondisi dimana pembuahan sel teluar yang secara normal terjadi didalam rahim mengalami gangguan dan menyebabkan terjadinya pembuahan sel telu luar rahim, biasanya pada tuba falopi. Ciri kehamilan atau tanda pada gejala kehamilan ektropik pada masa masa awal sama dengan tanda kehamilan normal.

Terjadinya kehamilan di luar kandungan tersebut lebih disebabkan oleh adanya kerusakan pada tuba falopi seperti munculnya peradangan dan inflamasi. Adanya kondisi peradangan dan inflamasi akan menghalangi masuknya sel telur yang sudah dibuahi kedalam rahim sehingga sel telur tersebut akan menempel pada bagian disekitar tuba falopi yang memicu munculnya kehamilan di luar kandungan. Untuk menangani permasalahan ini, satu satunya cara adalah melakukan operasi untuk pengangkatan sel telur abnormal tersebut.

Pengangkatan sel telur yang tubuh di luar rahim tersebut merupakan satu satunya solusi karena sle telur yang menempel pada dinding diluar rahim tidak akan mampu berkembang dan hidup sebagaimana mestinya. Namun dibalik setiap kegiatan operasi, selalu ada resiko dan bahaya pasca hamil di luar kandungan yang perlu diwaspadai. Berikut merupakan resiko yang muncul pasca operasi hamil di luar kandungan serta bagaimana cara mengatasinya.

  • Sulit hamil kembali

Kondisi yang menjadi resiko pasca operasi kehamilan di luar kandungan yang dilakukan oleh ibu adalah adanya kemungkinan untuk sulit hamil kembali. Kondisi tersebut memicu munculnya pertanyaan “kehamilan ektopik bisa hamil lagi, mungkinkah?“. Beberapa ibu hamil menunjukan adanya kesulitan untuk hamil kembali pasca melakukan operasi untuk mengangkatan sel telur abnormal dari dalam ovarium ibu hamil. Kondisi sulit hamil kembali ini mungkin tidak akan terjadi pada semua orang pasca operasi, namun kemungkinan itu tetap ada melihat pengalaman beberapa wanita.

Untuk mengatasi resiko ini maka proses konsultasi dengan dokter kandungan harus berjalan dengan baik agar peyembuhan juga berlangsung optimul, sehingga kondisi ovarium dapat kembali pada keadaan normal. Masa penyembuhan luka pasca operasi umumynya berlangsung selama 3 – 4 minggu. Kebersihan bekas operasi dan kondisi tempat tinggal ibu hamil harus selalu di jaga agar tidak memicu munculnya infeksi.

Infeksi yang muncul pasca operasi hamil di luar kandungan dapat menyebabkan proses penyembuhan berlangsung lebih lama. Selain infeksi, beberapa info menjelaskan adanya resiko lain yang menjadi penyebab sulit hamil kembali pasca operasi hamil diluar kandungan adalah adanya tindakan medis untuk memotong beberapa bagian ovarium sehingga sistem reproduksi pada wanita akan terganggu.

Jika semua perawatan sudah dilakukan dengan benar, alangkah baiknya untuk menunda dulu keinginan untuk hamil agar fisik dan psikis dapat kembali normal terlebih dahulu. Proses penundaan ini dilakukan kurang lebih 6 bulan pasca operasi dan harus melalui konsultasi dengan dokter kandungan untuk memulai program hamil kembali,

  • Munculnya kondisi hamil etropik kembali

Proses operasi yang dijalankan untuk mengatasi kehamilan di luar kandungan, terkadang dilakukan kurang baik sehingga muncul beberapa permasalahan seperti luka pada tuba falopi, adanya luka pada tuba falopi ini dapat memicu munculnya kondisi kehamilan ektopik lanjutan. Selain kondisi luka pada tuba falopi, wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik memiliki faktor resiko yang lebih tinggi untuk mengalaminya lagi.

Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, maka proses perawatan luka pasca operasi harus berlangsung dengan baik. Berkonsultasi dengan dokter pasca operasi harus dilakukan dengan benar untuk mengetahui kondisi tang sebenarnya. Hindari beberapa pantangan makanan yang menyebabkan proses penyembuhan berlangsung lama. Dan yang terpenting adalah untuk memberikan jarak pada kehamilan yang akan dijalani selanjutnya.

  • Munculnya rasa nyeri pasca operasi

Rasa nyeri pasca operasi dapat muncul terutama ketika obat bius yang digunakan hamil. Rasa nyeri pasca operasi ini pastinya akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman. Perawatan pasca operasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri tersebut seperti mengkonsumsi obat anti nyeri dan beberapa makanan yang baik untuk penyembuhan luka. Namun apabila nyeri yang muncul terus menetap dan tidak hilang antara 3 – 4 bulan maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjut oleh dokter kandungan yang menangani. Pemeriksaan pasca operasi ini penting untuk dilakukan agar penyembuhan dapat berlangsung dengan optimal.

Beberapa resiko medis yang dapat muncul diatas wajib diwaspadai dan menjadi perhatian khusus pasca menjalani operasi (laparatomi) kehamilan di luar kandungan. Untuk menangani dan menghindari berbagai macam resiko yang akan muncul pasca operasi  maka intinya adalah pada proses perawatan lukanya serta harus sering berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan yang menangani. Setiap wanita juga harus memahami penyebab kehamilan ektopik agar berbagai faktor resikonya dapat dihindari.

 

fbWhatsappTwitterLinkedIn