7 Bahaya Operasi Caesar Bagi Ibu Hamil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bahaya operasi caesar belum banyak diketahui oleh banyak orang. Alasannya adalah mereka menganggap bahwa operasi caesar sama halnya dengan lahiran normal. Banyak hal yang bisa membuat ibu hamil terpaksa melahirkan denagn cara operasi caesar. Operasi caesar lebih beresiko dibandingkan dengan kelahiran normal, selain itu proses penyembuhan yang lama membuat ibu hamil memilih untuk melahirkan normal dibandingkan dengan operasi caesar.

Tentang Operasi Caesar

Operasi caesar termasuk operasi yang beresiko, memang ibu hamil tidak akan merasakan sakitnya kontraksi ketika melahirkan normal.Namun kenyataannya kelahiran normal lebih aman dibandingkan dengan operasi caesar. Semakin majunya peralatan medis yang digunakan, meningkatnya mutu obat-obatan antibiotik membuat permintaan operasi caesar meningkat.

Terbukti dalam duapuluh tahun terakhir ini, banyak ibu hamil yang ingin melakukan operasi caesar dibandingkan dengan lahiran normal. Banyak ibu hamil yang ingin melakukan tindakan operasi dikarenakan dirinya tidak mau menahan sakit ketika persalinan normal, sudah menentukan hari baik dan permintaan sang suami sering membuat dokter kebidanan atau dokter kandungan meluluskan permintaan untuk melakukan operasi caesar.

Berkenalan Dengan Operasi Caesar

Selama ini banyak yang mendengar operasi caesar, namun mereka belum tahu sepenuhnya apa itu operasi caesar. Operasi caesar adalah melahirkan janin yang ada di dalam perut ibu hamil dengan memberikan sayatan di dinding perut dan juga sayatan di dinding rahim atau uterus. Operasi caesar ini disebut dengan seksio sesarea. Operasi caesar berkembang ketika abad 19 berakhir sampai dengan dekade terakhir setelah abad 20. Saat periode itu berlangsung, angka kematian ibu akibat operasi caesar menurun dari 100 persen menjadi 2 persen. Ada tiga teknik operasi yang berkembang saat operasi caesar berlangsung, teknik itu adalah :

  1. Yang pertama adalah mengembangkan metode untuk menjahit rahim menggunakan benang agar pendarahan berhenti.
  2. Kedua adalah dengan tindakan menggunakan aseptik.
  3. Ketiga terjadinya perkembangan dari sayatan pada rahim yang dulunya melintang di bawah rahim atau uterus.

Penelitian menunjukkan fakta bahwa angka dari sakitnya ibu dan kematian ibu pada operasi caesar lebih tinggi dibandingkan dengan kelahiran normal. Kematian ibu disebabkan oleh gangguan yang berhubungan dengan persalinannya.

Bahaya Operasi Caesar

Setelah disebutkan beberapa kondisi yang mengharuskan ibu hamil melakukan tindakan caesar, sekarang akan dibahas apa saja yang menjadi bahaya ketika melahirkan dengan tindakan operasi caesar. Dokter tidak menganjurkan perempuan untuk melakukan operasi caesar lebih dari tiga kali karena resikonya sangat berbahaya. Jika ada wanita yang melahirkan empat kali, maka dia harus melahirkan dengan cara normal. Berikut ini adalah bahaya melakukan tindakan operasi caesar yang harus diketahui :

  1. Pecahnya Rahim

Resiko ini akan terjadi pada wanita yang melakukan operasi caesar. Alasannya adalah bekas luka yang ada di rahim bisa mudah untuk robek dan juga hancur. Jika ada wanita yang mengalami kondisi ini, wanita tersebut akan memiliki bayi dengan kematian 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan rahim wanita yang normal.

  1. Timbul Jaringan Perut Dan Adhesi

Akan ada resiko yang terjadi pada bekas luka jahitan sebanyak 7 lapisan perut tersebut. Meskipun akan ada infeksi yang tidak serius paska melahirkan caesar, infeksi itu bisa menimbulkan rasa tidak nyaman bagi ibu sehabis melahirkan secara caesar. Infeksi bernama minor bisa menyebabkan sakit dan juga berpengaruh terhadap jaringan perut yang lebih dalam lagi. Infeksi yang serius membutuhkan perawatan yang lebih lama di dalam rumah sakit.

  1. Plasenta Previa

Melahirkan dengan operasi caesar lebih dari satu kali bisa berakibat plasenta akan dekat dengan serviks. Jika serviks dalam keadaan terbuka, akan terjadi keguguran serta pendarahan yang hebat. Ibu yang mengalami pendarahan mengharuskan ibu menjalani transfusi darah.

  1. Plasenta Accreta

Akibat operasi caesar bisa membuat plasenta menempel di dinding rahim. Jika hal itu terjadi akibatnya rahim bisa rusak dan timbulnya pendarahan.

  1. Pengangkatan Rahim

Resiko ini akan terjadi pada wanita yang sudah mengalami empat kali tindakan caesar, resikonya adalah lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah melahirkan secara caesar.

  1. Transfusi Darah

Wanita yang melakukan tindakan caesar lebih dari enam kali resikonya adalah wanita tersebut harus menjalani transfusi darah sebab bisa dipastikan bahwa wanita itu akan mengalami pendarahan hebat.

  1. Infeksi

Ibu yang melahirkan secara caesar bisa menyebabkan ibu hamil tersebut terkena infeksi, infeksi itu misalnya timbulnya nanah pada bekas luka atau bekas jahitan operasi tersebut. Tidak hanya itu saja resiko bekas jahitan untuk bisa terlepas sangat besar apalagi jika bekas jahitan itu terkena air kencing terutama air kencing bayi.

Ibu Hamil Yang Harus Melakukan Caesar

Ibu hamil yang bisa melahirkan normal sebaiknya jangan melakukan atau meminta dokter untuk melakukan tindakan operasi caesar. Hal itu dikarenakan operasi caesar hanya diperuntukkan ibu hamil dengan kondisi tertentu saja. Berikut ini adalah ibu hamil yang diwajibkan untuk melakukan operasi caesar :

  1. Posisi Bayi Sungsang Atau Melintang

Ibu yang memiliki janin sungsang ( kaki di bawah dan kepala di atas ) serta posisinya melintang diharapkan untuk bisa melakukan tindakan opetrasi caesar. Susah untuk melewati jalan lahir ( vagina ) bayi yang posisi kakinya di bawah serta posisi janinnya melintang.

  1. Bayi Berukuran Besar

Obesitas pada ibu dan bayi sangat tidak dianjurkan saat kehamilan, alasannya adalah jika bayi yang dikandung oleh ibu hamil terlalu besar sulit untuk dilahirkan melalui vagina dan harus melakukan tindakan caesar untuk lahirannya. Bahaya obesitas bagi ibu hamil juga penting untuk dipelajari karena juga dapat berdampak kematian.

  1. Panggul Sempit

Kondisi pinggul ibu yang sempit tidak bisa untuk lahiran normal. Ibu hamil yang memiliki pinggul sempit mungkin saat kehamilan akan selalu menggunakan operasi caesar. Kepala bayi bisa saja masuk panggul namun panggul itu terlalu sempit untuk jalan lahir bayi.

  1. Riwayat Operasi Caesar Sebelumnya

Ibu hamil yang kehamilan pertamanya melalui tindakan operasi caesar besar kemungkinan kehamilan yang kedua dan seterusnya harus menggunakan atau melalui operasi caesar.

  1. Resiko Kesehatan

Ibu hamil yang memiliki resiko kesehatan bisa menggunakan operasi caesar. Resiko itu misalnya saja ibu hamil mengalami minus 6 dioptri ke atas, darah tinggi dan juga diabetes akan diminta untuk operasi caesar.

  1. Mundur Dari HPL

Ibu hamil yang mundur dari HPL maksimal dua minggu harus melakukan operasi caesar. Tindakan operasi ini diperlukan untuk menghindari bayi lemas di dalam kandungan.

  1. Terlilit Tali Pusar

Bayi yang terlilit dengan tali pusar dianjurkan untuk melakukan operasi caesar, sebab jika melalui persalinan normal, janin itu akan semakin tercekik atau terlilit dengan tali pusar.

  1. Pendarahan

Pendarahan yang terjadi sebelum ibu mengalami kontraksi persalinan mengharuskan ibu hamil untuk melakukan operasi caesar. (baca : Flek bercak darah saat hamil muda)

  1. Air Ketuban Pecah Dini

Pecahnya ketuban dini bagi ibu hamil bisa disebabkan oleh banyak hal, ketika dokter melihat jumlah air ketuban sedikit maka ibu hamil tersebut dianjurkan untuk segera melakukan tindakan operasi. Baca : ciri ciri air ketuban pecah

  1. Air Ketuban Keruh

Melalui USG, dokter akan melihat kondisi air ketuban di dalam rahim. Apakah di dalam rahim air ketuban ibu masih jernih atau sudah ada pengapuran. Jika air ketuban masih banyak dan masih jernih, persalinan bisa diundur. Namun jika air ketuban sudah keruh dan terjadi pengapuran maka operasi pun harus segera dilakukan.

  1. Pre Eklampsia

Ibu hamil yang memiliki pre eklampsia dan tubuhnya membengkak mengharuskan ibu hamil untuk operasi, jika melakukan lahiran normal ibu hamil itu bisa kejang-kejang dan sangat membahayakan keselamatan ibu hamil tersebut.

  1. Tertutup Plasenta

Ibu hamil yang jalan lahirnya tertutup plasenta akan membuat ibu hamil itu harus melakukan operasi caesar.

  1. Usia Tua

Ibu hamil dengan usia tua misalnya 35 tahun ke atas akan membuat ibu hamil tersebut harus melahirkan dengan tindakan operasi.

  1. Miom

Miom pada rahim juga menganjurkan ibu hamil untuk bisa melakukan operasi caesar.

  1. Gangguan Janin

Gangguan kehamilan / janin seperti aliran oksigen yang kurang ke janin melalui tali pusat mengharuskan ibu hamil untuk melahirkan dengan tindakan operasi caesar.

  1. Kelainan Janin

Janin dengan penyakit kepala berisi cairan dan bayi kembar harus melalui tindakan operasi caesar.

Baca juga :

fbWhatsappTwitterLinkedIn