3 Cara Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu Yang Dapat Dilakukan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ibu hamil dalam proses kehamilannya selalu berharap dapat menjalani kehamilan dengan normal dan sehat tanpa adanya berbagai macam gangguan kehamilan. Namun meskipun ibu hamil sudah berusaha untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang mendukung kehamilan dan berpengaruh positif pada setiap proses perkembangan janin yang ada didalam rahim ibu, beberapa kondisi kehamilan abnormal dapat terjadi dan dipicu oleh penyebab yang terkadang tidak diketahui dan datang secara tidak terduga.

Kondisi kehamilan yang abnormal tersebut seringkali harus membuat ibu kehilangan proses kehamilan yang mungkin sudah di idam idamkan sejak lama. Beberapa kondisi kehamilan abnormal yang cukup banyak terjadi salah satunya adalah kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik merupakan kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma tidak dapat masuk kedalam rahim dan menempel pada tempat selain rahim sehingga kehamilan yang abnormal ini sering kali disebut dalam istilah yang lebih mudah dipahami sebagai kehamilan diluar kandungan. Penyebab kehamilan ektopik diantaranya adalah sebagai berikut dibawah ini.

  • Infeksi maupun riwayat inflamasi pada pelvis yang menyebabkan pembengkakan pada saluran telur atau tuba falopi sehingga menyebabkan terjadinya penyumbatan.
  • Penggunaan alat kontrasepsi khususnya IUD.
  • Bekas luka yang timbul pada tuba falopi yang dapat disebabkan salah satunya dari prosedur operasi yang dilakukan sebelumnya.
  • Ketidaknormalan bawaan lahir yang terjadi pada tuba falopi serta riwayat pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya.
  • Terjadinya penyakit seksual yang menular seperti gonorrhea.
  • Operasi sterilisasi atau ligase yang kurang berhasil sehingga dapat menimbulkan efek penyumbatan pada saluran telur.

Kehamilan ektopik secara medis dibagi menjadi dua kategori yakni, kehamilan ektopik tidak terganggu dimana kehamilan terjadi pada bagian luar kavum uteri, yakni kornu uteri atau bisa juga pada serviks uteri. Kategori lainnya disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu yang merupakan kondisi kehamilan dimana zigot berkembang di luar bagian endometrium kavum uteri dan terjadi kondisi abortus. Kondisi abortus pada kehamilan ektopik terganggu harus segera diatasi karena dapat berbahaya. Untuk mengatasi kondisi tersebut penanganan kehamilan ektopik terganggu harus dilakukan. Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET) dapat dibedakan dalam beberapa penatalaksanaan yang dijelaskan dibawah ini.

  • Penatalaksanaan Ekspektasi

Penatalaksanaan ekspektasi  dalam proses penanganan kehamilan ektopik terganggu merupakan penatalaksanana yang berdasarkan pada fakta bahwa sekitar 75 % pasien dengan kehamilan ektopik akan mengalami penurunan kadar HCG. Dalam proses penatalaksanan ekspektasi ini, kadar HCG pada ibu hamil akan terus diobservasi untuk menentukan proses penanganan selanjutnya. Penatalaksanaan ekspektasi hanya terbatas pada kondisi kondisi dibawah ini :

  1. Kehamilan ektopik dengan kadar HCG yang menurun.
  2. Kehamilan pada tuba falopi.
  3. Tidak ada perdarahan yang terjadi pada intra abdominal atau rupture.
  4. Diameter dari jaringan ektopik tidak melebihi 3,5cm.
  5. Kondisi tubuh yang stabil.
  • Penatalaksanaan Medis

Dalam proses penatalaksanan medis untuk penderita kehamilan ektopik terganggu ini akan digunakan beberapa obat dan zat zat yang dapat merusak integritas jaringan dan sel dari hasil konsepsi atau yang secara umum disebut sebagai kondisi pembuahan. Zat atau bahan obat yang dapat digunakan dalam proses medis ini diantaranya adalah methotrexate, Acitinomycin, dan larutan glukosa hiperosmolar. Ketiga zat tersebut diberikan secara bertahan dan bertingkat mulai dari methotexate. Untuk memperoleh penatalaksanaan medis ini, pasien dengan kehamilan ektopik terganggu harus memiliki beberapa syarat seperti

  1. Kondisi hemodinamik yang stabil pada tubuh pasien
  2. Tidak munculnya nyeri pada perut bagian bawah
  3. Tidak ditemukannya aktivitas jantung dari janin
  4. Bagian rongga abdomen dan kavum Douglas harus tidak terbebas dari cairan
  5. Diwajibkan untuk menggunakan kontrasepsi yang efektif selama 3-4 bulan pasca terapi medis
  6. Tidak memiliki penyakit-penyakit penyerta lainnya serta sedang tidak memiliki kewajiban untuk menyusui
  7. Tidak adanya kondisi kehamilan intrauterin yang koeksis,
  8. Memiliki fungsi ginjal, hepar dan profil darah yang baik dan normal,
  9. Tidak ditemukan adanya kontraindikasi terhadap pemberian methotrexate pada tubuh pasien.
  • Penatalaksanaan Bedah

Cara Penanganan terhadap kehamilan ektopik terganggu yang paling akhir adalah prosedur bedah. Pembedahan untuk kehamilan ektopik terpadu harus dilakukan secara cepat. Pada dasarnya, pembedahan yang dilakukan untuk kondisi kehamilan ektopik terganggu  ini dibagi kedalam dua macam pembedahan yang befungsi untuk menterminasi kehamilan ektopik yakni pembedahan yang dilakukan secara konservatif, di mana kondisi dari tuba falopi akan dipertahankan dalam keadaan normal. Pembedahan lainnya disebut sebagai pembedahan radikal, di mana salpingektomi dilakukan. Salpingektomi merupakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat satu atau dua tuba falopi karena kondisi yang sudah sangat parah.

Sedangkan Pembedahan dengan jenis konservatif mencakup 2 teknik yang secara medis dikenal sebagai salpingostomi dan salpingotomi. salpingostomi merupakan proses pengangkatan secara langsung jaringan yang terbentuk pada kehamilan ektopik terganggu ini namun hanya untuk yang masih berukuran dibawah 2 cm. Salpingotomi merupakan pembedahan yang secara medis sama dengan pembedahan salpingostomi namun dalam salpingotomi bekas insisi bedah akan dijahit kembali.

Beberapa penanganan kehamilan ektopik terganggu diatas dapat disesuaikan dengan kondisi tingkat keparahan dari kehamilan abnormal tersebut. Untuk mencegah kondisi kehamilan ektopik dan penanganan yang baik, ibu hamil dapat membaca gejala kehamilan ektopik terganggu yang ada pada blog ini sebagai bahan pengetahuan.

 

fbWhatsappTwitterLinkedIn