Kondisi autisme setiap tahunnya selalu mengalami perkembangan dalam hal jumlah penderita di seluruh dunia menurut data dari UNESCO pada penelitian tahun 2011 yang menyatakan bahwa prevelensi penyandang autisme di seluruh dunia adalah 6 dari 1000 orang. Sedangkan pada penelitian astuti yang terbit pada tahun 2016 menujukan bahwa prevalensi penyandang autisme di rahun 1999 adalah 10 sampai dengan 20 dari 10.000 orang. Oleh karena data tersebut maka dapat ditarik sebuah argumentasi bahwa penyandang autis berkembang dan bertambah dari tahun ke tahun.
Autisme menurut wikipedia merupakan kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas dan kadang-kadang telah dapat dideteksi sejak bayi berusia 6 bulan. Pengertian yang diberikan tersebut sering kali disalah artiken oleh masyarakat awan yang menyatakan bahwa autisme adalah penyakit gangguna jiwa. Penyataan tersebut merupakan hal yang salah karena autisme adalah suatu gangguan yang terjadi pada perkembangan fungsi otak manusia dan berpengaruh terhadap perilaku penyandang sehari-hari. Kondisi autisme ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang dijelaskan dibawah ini.
- Faktor genetik, faktor genetik merupakan faktor yang lebih berperan menjadi penyebab utama dalam kondisi autisme pada anak anak. Orang tua dengan riwayat sanak saudara yang mengalami autisme dapat memiliki resiko lebih besar munculnya autisme pada anaknya terutama jika sanak saudara penyandang autis tersebut merupakan kerabat yang sangat dekat dari garis keturunan yang ada.
- Faktor Usia orang tua, usia orang tua juga merupakan faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya autisme pada anak anak. Semakin tua seorang ibu menjalani proses kehamilan didukung juga dengan usia ayah yang juga tua dapat meningkatkan resiko terjadinya autisme.
- Faktor penyakit yang diderita orang tua, sebuah penelitian menjelaskan bahwa beberapa penyakit tertentu yang diderita sebelum hamil serta kondisi gangguan kehamilan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya autisme seperti infeksi rubella, toksoplasma, dan sitomegalovirus.
- Infeksi dan kelainan bawaan pada bayi, faktor yang berasal dari bayi atau anak adalah adanya infeksi setelah proses melahirkan normal maupun caesar pada bayi seperti ensefalopati, meningitis, serta kelainan bawaan seperti tuberous sclerosis, dan kelainan syarat merupakan salah satu penyebab terjadinya autisme.
Untuk membantu mengatasi anak yang mengalami kondisi autis maka salah satu hal yang haru dilakukan adalah dengan memberikan pengobatan serta pengaturan pola makan dan makanan yang dikonsumsi oleh anak penyandang autis. Berikut ini beberapa makanan sehat untuk anak autis tersebut.
- Karbohidrat bebes glutein
Makanan sehat untuk anak autis yang pertama adalah karbohidrat yang tidak memiliki kandugnan glutein didalamnya. Glutein merupakan salah satu kandungan makanan yang tidak boleh dikonsumsi karena dapat menyatu dengan reseptor opioid dalam tubuh sehingga menjadi senyawa gluteomorphin yang dapat memicu penyandang autis berprilaku buruk sehingga harus dihindarkan. Beberapa karbohidrat yang tidak mengandung glutein tersebut diantaranya seperti :
- Beras
- Singkong
- Ubi
- Talas
- Jagung
- Arazut
- Dan lan sebagainya.
- Protein tanpa kasein
Protein yang tidak memiliki kandungan kasein di dalamnya merupakan salah satu makanan yang dapat dikonsumsi dalam program diet anak autis yang disebut sebagai GFCF atau “glutein free casein free”. Sama halnya dengan glutein, kasein juga dapat berinteraksi dengan reseptor opioid didalam tubuh sehingga membentuk senyawa caseomorphin yang dapat mempengaruhi penyandang autis untuk berprilaku buruk sehingga haru dihindari. Beberapa contoh protein tanpa kasein tersebut diantaranya seperti :
- Protein hewani, seperti daging, ikan segar, daging unggas, telur, udang, kerang.
- Protein nabati, seperti susu kedelai, tahu, kacang merah, kacang mede, kacanng kapri.
- Makanan yang mengandung probiotik
Salah satu makanan lainnya yang menyehatkan serta aman dikonsumsi oleh para penyandang autis adalah probiotik. Probiotik merupakan bakteri baik yang jika dikonsumsi dapat memberikan pengaruh baik terhadap tubuh yang salah satunya memperlancar pencernaan serta meningkatkan jumlah bakteri baik dalam tubuh yang akan melindungi saluran cerna. Perlindungan saluran cerna ini sangat berguna bagi anak autis karena seringkali permasalahan kesehatan terjadi pada fungsi tubuh tersebut. Perlu diperhatikan bahwa produk probiotik biasanya berbahan dasar susu yang mengandung kasein oleh sebab itu pilihlah produk probiotik yang bebas dari kasein seperti tablet probiotik sebagai suplemen untuk anak autis.
- Makanan yang mengandung asam lemak omega 3
Anak autis lebih banyak membutuhkan makanan dengan kandungan lemak essential seperti omega 3 karena kondisi cacat enzimatik yang dapat menyebabkan hilangnya lemak essential dan membran sel otak lebih cepat daari seharusnya. Kebutuhan asam lemak essential bagi penyandang autis lebih besar dibandingkan anak normal lainny sehingga membutuhkan asupan makanan yang banyak mengandunga asam lemak essential. Beberapa makanan yang memiliki kandungan asam lemak omega 3 diantaranya seperti :
- Ikan, seperti ikan salmon, ikan sarden, dan beberapa ikan lainnya.
- Kacang kacangan, seperti kacang almond, kacang kenari, biji rami.
- Sayuran dan buah buahan
Makanan lainnya yang juga dapat dikonsumsi oleh anak autis serta memiliki manfaat menyehatkan tubuh adalah sayuran dan buah buahan. Sayuran dan buah yang aman dikonsumsi oleh anak autis adalah sayuran dan buah segar yang tidak melalui proses pengawetan. Contoh sayuran dan buah yang dapat dikonsumsi oleh anak penyandang autis seperti :
- Sayuran, brokoli, kembang kol, wortel, timun, terong, bayam, labu siam, sawi, tomat, buncis, dan beberapa lainnya.
- Buah buahan, apel, papaya, mangga, pisang, jambu, jeruk, semangka, dan sebagainya.
Itulah beberapa daftar makanan sehat untuk anak autis yang aman dikonsumsi dan merupakan salah satu bentuk upaya untuk menanggulangi resiko terjadinya perilaku buruk pada anak berkebutuhan khusus tersebut. Makanan tersebut juga merupakan salah satu upaya pencegaha dalam cara mengatasi anak autis marah.