7 Cara Melatih Anak Belajar Merangkak

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bagi Orang Tua yang memiliki anak, hal yang paling di perhatikan pada anaknya adalah mengamati pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan dan pertumbuhan anak memiliki progres yang lebih cepat dibanding dengan usia diatasnya. Penilaian perkembangan anak atau anak biasanya dinilai dengan menilai faktor perilaku sosial, motorik kasar, motorik halus dan kemampuan bahasa. Sesungguhnya kemampuan merangkak merupakan bagian dari motorik kasar.

(Baca juga: Cara mengatasi anak susah BAB)

Umumnya anak dapat mulai merangkak antara usia 6 bulan sampai 10 bulan. Pada usia tersebut secara normal anak mulai merangkak di usia 6 bulan dan normalnya pada usia 10 bulan anak sudah mahir untuk melakukan pose merangkak. Orang Tua tidak perlu kaget jika pada usia 8 bulan misalnya anak masih belum bisa merangkak. Karena secara teori masih ada waktu 2 bulan anak untuk merangkak. Dalam artian tidak semua anak akan mulai merangkak pada usia 6 bulan. Walaupun sesudah usia 10 bulan anak masih belum dapat merangkak, bukan berarti ada gangguan pada anak, karena bisa saja hal tersebut merupakan keterlambatan satu keterampilan dan bisa dikejar dengan stimulasi. Untuk melakukan stimulasi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan Orang Tua untuk mengajarkan anak merangkak :

1. Berkonsultasi dengan Dokter

Berkonsultasi dengan dokter merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan Orang Tua untuk menskrining dan menemukan keterampilan apa saja yang terlambat dikuasai anak. Dengan skrining pertumbuhan dan perkembangan, bisa diketahui keterampilan lain apa yang belum dikuasai anak selain keterlambatan untuk merangkak. Selain itu, dengan berkonsultasi juga bisa diketahui apakah ada faktor lain misalnya penyakit yang sedang dialami anak dan mungkin memerlukan pengobatan dari dokter. (Baca juga: Cara menidurkan bayi)

2. Mencontohkan posisi merangkak

Salah satu cara melatih anak merangkak adalah dengan cara mencontohkan stimulasi yang ingin diajarkan pada anak. Anak memiliki kemampuan melihat dan melakukan hal yang cenderung dilakukan oleh Orang Tuanya. Anak dapat distimulasi pada saat ditemani bermain atau diajak bermain. Anak akan senang diajak bermain dan cenderung akan tertarik untuk terus mengulang permainan tersebut. Ketika stimulasi merangkak dilakukan dan diperlihatkan secara sering pada anak, maka secara perlahan-lahan anak akan mengolah apa yang dilihatnya menjadi memori untuk diterapkan kedepannya. (Baca juga: Cara agar anak cepat jalan)

Stimulasi anak pada posisi merangkak sambil bermain. Saat anak merasa tertarik untuk bermain bersama kita, maka stimulasi dengan melakukan gerakan merangkak. Ketika anak merasa tertarik maka anak akan berusaha mengikuti dan mengejar kita. Stimulasilah secara bertahap dengan sering memperlihatkan gerakan – gerakan merangkak. Secara umum anak akan tertarik untuk mengikutinya. (Baca juga: Cara mengajari anak berenang)

3. Stimulasi dengan mainan

Seperti yang dikatakan sebelumnya, pada umumnya perkembangan awal anak adalah adanya respon dan daya tangkap terhadap obyek sekitar. Dari hal tersebut, anak akan merasa senang sehingga anak akan merasa tertarik untuk mendapatkan kesenangan tersebut. Salah satu obyek yang menarik bagi anak adalah mainan atau game. Secara umum cara bermain dengan anak cenderung sederhana. (Baca juga: Perkembangan bayi 12 bulan)

Dengan menstimulasi melalui cara bermain atau memancing dengan mainan untuk membuat semakin tertarik merangkak. Dengan cara bermain, Orang Tua biasa melakukan game atau bermain dengan cara melakukan berbagai permainan dalam posisi merangkak. Caranya, jika anak sudah bisa bertahan pada posisi tengkurap maka buatlah anak menjadi merasa seru dan tertarik ikut bermain. Biasanya setelah itu, anakakan berusaha untuk selalu di dekat Orang Tua agartetap bisa bermain bersama. Pada saat itu, lakukanlah gerakan menjauh dengan posisi merangkak. Anak yang tertarik akan berusaha untuk mengejar. Jika sudah terbiasa, maka anak akan terstimulasi untuk ikut merangkak dan bermain. (Baca juga: Bayi kuning)

Cara lain adalah dengan memancing anak dengan mainan. Biasanyameinan yang menarik perhatian anak bisa diletakkan jauh didepan anak. Secara umum, bagi anak yang tertarik pada mainan tersebut akan berusaha menggapai mainan tersebut dengan cara bergerak maju. Pada awalnya mungkin anak akan bergerak maju dengan cara tengkurap, namun semakin sering dan semakin berkembangnya anak secara perlahan anak akan berusaha menggapai mainan tersebut dengan posisi merangkak. (Baca juga: Perkembangan bayi 11 bulan)

4. Jaga nutrisi

Merangkak merupakan salah satu bentuk perkembangan anak, yang merupakan integrasi antara perkambangan kognitif dan pertumbuhan tubuh. Perkembangan motorik (termasuk didalamnya cara merangkak) dipengaruhi oleh perkembangan otak. Namun perkembangan otak tentu harus dipenuhi dan dijaga dengan menjaga pertumbuhan otak. Dengan menjaga organ tubuh yang mengalami pertumbuhan, maka secara fungsi dalam hal ini perkembangan dapat dijaga. (Baca juga: Perkembangan bayi 10 bulan)

Selain itu, untuk melakukan proses merangkak, tubuh anak harus di topang dengan semakin terbentuk dan berfungsinya sistem tulang dan otot. Kekuatan otot dan tulang diperlukan dalam proses merangkak. Sebab dalam merangkak, tubuh ditopang dengan menggunakan kedua otot lengan dan kedua otot tungai bawah. Pada posisi merangkak juga berperang otot punggung. Oleh karena itu diperlukan agar tetap menjaga pertumbuhan tubuh untuk menjaga pertumbuhan sistem organ tubuh dalam hal ini sistem otot. Untuk menjaga pertumbuhan organ tubuh agar tetap berjalan, maka diperlukan asupan nutrisi yang cukup untuk menjaga hal tersebut. Selain itu, nutrisi juga berperan dalam menjaga agar fungsi tubuh tetap berjalan nnormal. (Baca juga: Cara menstimulasi bayi cepat merangkak)

5. Bantu anak bergerak

Dalam menstimulasi anak merangkak, cara yang gampang adalah membuat tubuh anak mengingatnya. Stimulasi yang dilakukan selain memperlihatkan kepada anak, adalah dengan membuat tubuhnya mengingat gerakan stimulasi tersebut. Tiap posisi anak sebaiknya dibantu oleh orang tua untuk membantu memposisikan anak pada tiap tahap proses merangkak. Bantulah anak dengan cara menyanggah tubuhnya pada awal-awal sebagai inisiasi perkenalan sekaligus secara perlahan sampai anak mampu mandiri melakukan merangkak. (Baca juga: Cara agar anak cepat jalan)

6. Ajari proses merangkak secara bertahap

Awalnya stimulasi dapat dilakukan dengan melatih anak pada posisi tengkurap. Dari posisi tengkurap, hal ini akan menjadi dasar sebelum anak bisa merangkak. Secara perlahan, dalam posisi tengkurap anak akan belajar untuk menopang kepala. Dari posisi tengkurap ini tubuh anak akan menjadi lebih mudah untuk kemudian bangkit menopang tubuh dengan menggunakan kedua lengan atau belajar mengangkat bokong dengan kedua tungkai bawah sampai pada akhirnya mampu mengangkat badannya dengan bertumpu atau menopang dengan menggunakan lengan dan tungkai bawah.

Tiap gerakan ini perlu dilatih secara bertahap karena masih dalam tahap untuk melatih kemampuan otot. Selain itu dalam melatih anak, tentu anak perlu istrhat karena dalam taha tersebut anak bisa saja merasa lelah. Pada saat anak lelah, kembalikan anak pada posisi bering terlentang. Tanda anak kelelahan adalah anak tidak mampu lagi menopang kepalanya pada saat tengkurap. (Baca juga: Perkembangan organ tubuh bayi setelah lahir)

7. Orang Tua perlu bersabar

Dalam melakukan latihan merangkak pada anak sebaiknya Orang Tua bersabar dalam melatih proses ini. Sebab dalam mengajar anak merangkak, hal ini perlu dilakukan bertahap. Sehingga akan memakan waktu dan kesabaran Orang Tua. Hal ini bisa lebih lama terutama pada anak yang memang sedang dalam gangguan atau keterlambatan perkembangan. (Baca juga: Anak lambat bicara)

fbWhatsappTwitterLinkedIn