Renang merupakan suatu aktivitas tubuh yang dapat menjadi sarana hiburan atau bahkan menjadi kegemaran atau hobi sehari-hari. Manfaat dari renang jika dilakukan dengan benar dapat menjadi olahraga yang menyehatkan ataupun menjadi terapi medis bagi pasien dengan riwayat penyakit tertentu. Sebagai sebuah cara olahraga, renang merupakan jenis olahraga yang tidak membebani tubuh, dalam hal ini orang dengan berat berlebihan yang menhindari olahraga yang membebani sendi (seperti lari), dapat mencoba renang agar tidak melukai sendi. Disisi lain,keterampilan atau kemampuan renang dapat berguna sebagai keterampilan bertahan hidup yang bermanfaat bagi orang-orang yang bekerja atau beraktivitas diperairan seperti laut (seperti pelaut) serta bermanfaat bagi orang yang mengalami kecelakaan laut dan terdampar ditengah lautan.
(Baca juga: Manfaat renang untuk bayi)
Namun tidak semua orang tahu cara berenang dengan benar. Masih banyak orang yang berenang dengan menggunakan alat bantu untuk mengapung. Tidak sedikit dibeberapa kasus banyak kejadian orang meninggal akibat tenggelam terutama anak-anak. Hal ini menunjukkan bagaimana perlunya pengetahuan dan keterampilan dasar untuk renang, mengingat hampir semua orang pernah berenang (dengan alat bantu atau tanpa alat bantu) walaupun hanya sebagai liburan atau hiburan bersama keluarga. Mempelajari renang dapat dilakukan disegala usia, namun alangkah bermanfaatnya jika keterampilan ini dapat dipelajari sejak kecil. Oleh karenanya, sebagai Orang Tua, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan jika ingin mengajarkan anak untuk berenang, meliputi :
(Baca juga: Cara mengatasi anak hiperaktif)
1. Pilih waktu yang cocok bagi anda
Memilih waktu adalah hal yang penting dalam mengajar berenang. Pilihlah waktu yang menurut anda cukup luang untuk mengajarkan berenang, agar waktu dalam melatih juga cukup. Sebab dibutuhkan kesabaran dalam melatih atau menerapkan metode pada anak, sehingga lebih memakan waktu. (Baca juga: Manfaat berenang bagi Ibu hamil)
2. Latihlah anak pada saat perasaan sedang tenang dan bersemangat
Walaupun kita telah meyakinkan anak agar mau belajar, ketika sang anak pun mau maka perlu kita pikirkan apakah kita dalam keadaan perasaan yang juga cocok untuk melatih renang saat ini. Dalam melatih renang, dibutuhkan waktu dan kesabaran yang besar. Oleh karenanya untuk melatih, sebaiknya kita dalam keadaan yang cukup tenang dan mampu bersabar. Jika kita sedang dalam perasaan buru-buru atau sedang memiliki deadline lain, maka kita tidak akan cukup untuk mengajarkan anak pada hari tersebut, serta latihan pada saat itu akan menjadi lebih singkat karena terburu-buru. (Baca juga: Berenang saat hamil)
Selain itu pastikan pikiran anda juga tenang. pikiran yang tenang atau kemampuan kita menguasai diri juga berpengaruh dalam metode mengajar sebagai pelatih. Hal ini sangat berguna dalam menenangkan dan meyakinkan anak agar mau berlatih dan tidak takut dalam berlatih. Dalam hal ini, kita dapat memastikan anak bahwa kita akan mengawasi dan membantunya, maka tak perlu khawatir. Hal yang perlu di ingat, orang yang mahir berenang, tidak akan bertahan lama jika dalam keadaan panik atau ketakutan, terlebih lagi dengan orang yang baru belajar apalagi anak-anak. (Baca juga: Cara agar anak cepat jalan)
3. Sebagai pelatih, kuasai teknik dasar
Dalam melatih anak, alangkah lebih bagusnya jika kita sebagai pelatih juga tahu gerakan dasar bahkan mahir dalam renang.. Mungkin bagi yang belum mahir dapat mengajarkan renang di kolam dangkal. Namun ketika kita tahu renang, kita bisa langsung mempraktekkan dan mencontohkan pada anak secara langsung bagaimana contoh-contoh gerakan renang. Selain itu, pada tahap lebih lanjut dimana anak telah pandai berenang, kita tidak perlu takut membawanya di kolam yang dalam, asalkan kita juga tahu berenang agar tetap dapat mengawasi anak. (Baca juga: Penyebab anak terlambat bicara)
4. Mulai dari tepi kolam
Dalam mengajarkan anak, kita perlu membuat anak merasa nyama berada di kolam tanpa rasa takut. Jika anak takut disekitar kolam, maka mulailah dengan mengajaknya bermai-main di pinggir kolam. Kemudian secara perlahan-lahan buatlah gerakan-gerakan sederhana dalam renang sambil bermain dengan anak. Mulailah membuat anak merasa nyaman dengan bermain-main air seperti menyiram-nyiram air dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar anak dapat beradaptasi di dalam kolam dan tidak panik. (Baca juga: Cara menstimulasi bayi merangkak)
5. Tingkatkan latihan
Setelah anak merasa nyaman dan tenang berada di kolam, mulailah melatih gerakan renang lebih intens. Sambil menyanggah tubuh anak pada posisi tengkurap, anak diajarkan mulai mengayun lengan serta kaki. Setelah terbiasa, anak akan dengan sendirinya mengetahui selak dan merasa nyaman. Setelah itu mulai lagi tingkatkan latihan melakukan gerakan yang benar hingga anak dapat mengapung bahkan berenang. (Baca juga: Cara agar anak cepat jalan)
6. Membantu anak menerapkan cara mengapung
Setelah melatih dan mencontohkan cara-cara dasar untuk mengapung dan berenang, maka stimulasi anak agar dapat atau mampu mengapung dengan sendirinya. Caranya dapat dimulai dengan menyanggah tubuh anak pada posisi berbaring. Setelah anak merasa aman dengan cara tersebut sambil mengayunkan tangannya, secara perlahan kita lepaskan sanggahan. Biarkan anak mengapung dengan sendirinya. Mungkin pada awalnya anak akan panik, namun tetap berusaha meyakinkan dan membuat anak tenang. Hal yang terpenting adalah tetap menjaga anak tetap aman hingga anak mandiri dapat mengapung. (Baca juga: Olahraga untuk Ibu hamil)
7. Membantu anak menerapkan cara berenang
Setelah anak panda mengapung, maka tidak sulit untuk menerapkan cara berenang. Setelah prinsip mengapung sudah dipahami anak, maka cara berenang hanya berupa perubahan posisi tubuh disertai gerakan-gerakan ayunan tangan dan kaki. Pada tahap ini anak perlu diajari saat yang tepat dalam menarik dan menhembuskan napas. Cara mengajari anak berenang dimulai dengan menyuruh anak berenang dari tepi kolam ke tempat kita berdiri di kolam (jaraknya sekitar beberapa meter dari tepi kolam, tergantung kemampuan anak). Latihlah anak agar dapat berenang dari tepi menuju tempat kita menunggu, kemudian balik lagi ke tepi kolam. (Baca juga: Cara menjaga bayi agar tidak mudah sakit)
Pada tahap ini kita juga perlu tetap mengawasi anak agar tetap aman. Sebab pada tahap ini anak belajar menarik napas dan membuang napas. Oleh karenanya kita tetap perlu menjaga anak hingga lancar dalam menarik dan membuang napas. Pada tahap ini kemungkinan anak akan mengalami ‘meminum air’ saat belajar menarik dan membuang napas. Tetap yakinkan anak bahwa kita mengawasinya tetap aman, agar anak tidak ragu. (Baca juga: Cara mengatasi sembelit pada bayi)
8. Berikan waktu istirahat yang cukup
Dalam latihan, ingatlah memberikan waktu atau jeda yang istrahat pada anak. Ingat, kebugaran serta kemampuan napas pada anak masih kurang atau tidak sama dengan orang dewasa. Setelah memberikan istirahat, barulah lanjutkan kembali latihan. (Baca juga: Bahaya bayi tidur tengkurap)