Perkembangan bayi dari sejak lahir dapat dinilai berdasarkan interaksi dari bayi. Semakin sering bayi mampu melakukan interaksi walau hanya hal kecil, maka semakin senang orang tua terutama Ibu. Ketika bayi mulai melakukan sebuah interaksi banyak orang tua secara spontan merasa senang bahwa bayi telah bisa melakukan suatu hal. Ternyata interaksi tersebut tidak hanya terbatas disitu saja. Interaksi bayi atau aktivitas bayi dari hari-kehari seharusnya menunjukkan perkembangan. Dengan kata lain, kemampuan interaksi atau aktivitas bayi, juga menunjukkan perkembangan bayi.
(Baca juga: Cara agar anak cepat jalan)
Perkembangan bayi baik dari segi mental dan intelektual, tidak terlepas dari proses pertumbuhan tubuh bayi. Jika pertumbuhan bayi terhambat, maka hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan otak bayi. Sebagai mana yang kita ketahui faktor nutrisi, penyakit yang diderita dan stimulasi yang diberikan sangat mempengaruhi pertumbuhan. Ketika pertumbuhan dapat terjaga, keterlambatan dalam perkembangan otak akan dapat lebih mudah dikejar ketimbang bayi dengan gangguan pertumbuhan. Hal inilah mennyebabkan mengapa kita perlu terus memantau tumbuh dan kembang bayi.
(Baca juga: Perkembangan organ tubuh bayi setelah lahir)
Merangkak merupakan proses perkembangan
Salah satu bentuk perkembangan bayi yang dapat dengan jelas dilihat adalah proses merangkak. Merangkak pada bayi dapat menunjukkan sebagaimana majunya perkembangan otak yang mampu mumbuat bayi berpikir untuk belajar, melakukan, dan mengingat cara merangkak. Proses merangkak ini tidak lepas juga dari dukungan pertumbuhan tubuh bayi. Pertumbuhan tubuh (meliputi pertumbuhan sistem organ) dalam merangkak ditunjukkan dengan pertumbuhan otak, pertumbuhan stimulasi saraf, serta pertumbuhan dari otot-otot bayi yang dapat kita nilai saat merangkak.
(Baca juga: Perkembangan Bayi – Penyebab anak terlambat jalan)
Prinsip dan cara menstimulasi merangkak
Banyak orang tua yang ingin segera melihat buah hatinya merangkak. Tapi tidak banyak yang tahu bahwa merangkak secara normal baru dapat dilakukan pada umur enam hingga sepuluh bulan. Diharapkan pada umur bayi dibulan kesebelas, bayi dapat merangkak dengan lancar. Jadi ketika umur bayi belum mencukupi dan masih belum bisa merangkak, maka orang tua tidak perlu khawatir karena memang belum pada waktunya. Tetapi jika umur bayi telah melewati sepuluh bulan dan masih belum bisa merangkak, maka ada kemungkinan terjadi keterlambatan perkembangan. Namun orang tua tidak boleh lantas pusing, sebab hal ini bisa terjadi pada bayi yang kurang stimulasi. Oleh karenanya orang tua perlu melakukan stimulasi pada bayi dan tentunya konsultasi rutin dengan dokter anaknya. Beberapa prinsip sekaligus cara stimulasi yang dapat dilakukan dapat dimulai dengan:
1. Penuhi nutrisi bayi
Sejak masa kelahiran, sebaiknya bayi diberi ASI ekslusif tanpa makanan tambahan. Pemberian susu pengganti bila ada alergi terhadap ASI. Setelah 6 bulan, konsultasikan dengan dokter tentang makanan tambahan apa yang boleh diberikan setelah ASI ekslusif selama 6 bulan. (Baca juga: Penyebab anak terlambat bicara)
2. Obati penyakit
Bila bayi sedang sakit, fokus terlebih dahulu dalam mengobati penyakitnya. Penyakit yang diderita bay terutama yang telah lama, dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi. Hal tersebut akibat dari gangguan pola minum/makan bayi yang menyebabkan terganggunya gizi bayi. Beberapa contoh penyakit yang sering adalah infeksi saluran napas dan saluran cerna pada bayi serta kejang. (Baca juga: Terapi anak terlambat bicara)
3. Peran Orang Tua
Sebagai orang tua, kita perlu mengatahui pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak dari lahir. Sebenarnya, proses merangkak bukan hanya satu-satunya perkembangan yang dapat dilihat dari bayi. Ada banyak jenis perkembangan kecil, yang hanya dianggap biasa, padahal hal tersebut penting menjadi penilaian kita terhadap bayi. (Baca juga: Perkembangan bayi 12 bulan)
Sebagai orang tua, kita perlu mengontrol hal tersebut dengan melakukan konsultasi pada dokter ataupun bidan terdekat. Ketahui jenis-janis keterampilan bayi apa saja yang harus dapat dilakukannya pada pertumbuhan diumur tertentu, misalnya proses merangkak pada usian 6 bulan hingga 10 bulan. Ketika hal ini sudha kita ketahui, maka ketika ada keterlambatan keterampilan, maka kita tahu kapan harus melakukan stimulasi terhadap bayi. (Baca juga: Perkembangan bayi 9 bulan)
4. Proses merangkak dipelajari bayi secara bertahap
Dalam cara menstimulasi bayi merangkak, yang perlu diketahui bahwa prosesnya akan berlangsung secara bertahap. Dengan stimulasi yang diberikan, bayi akan dapat belajar dengan perlahan dengan dimulai misalnya dimulai dengan mengangkat bagian bokongnya sedikit-sedikit, mulai menopang dengan tangan secara perlahah, mampu merubah posisi dari duduk menjadi merangkak, hingga dapat merangkak dengan cara maju mundur. Dalam hal ini perlu diingat bahwa faktor pertumbuhan otot sangat penting. Kemampuan menopang sangat dibutuhkan, yang di perantarai oleh kemampuan otot-otot bayi. (Baca juga: Perkembangan bayi 8 bulan)
5. Membantu bayi dalam tengkurap
Hal pertama dalam memulai proses merangkak, kita perlu mengajarkan cara bangun dari posisi tengkurap menjadi merangkak. Ketika bayi lebih sering kita tengkurapkan, maka secara perlahan bayi mulai belajar menopang kepala hingga kemudian belajar menopang menggunakan tangan. Perhatikan bila dalam menopang kepala lama dan membuat bayi kelelahan, maka bagian kepala biasanya langsung dijatuhkan oleh bayi. Oleh karenanya ajar bayi pada tempat atau lantai yang beralaskan bantalan lunak. Ketika bayi kelelahan dan tidak kuat mengangkat kepala, maka kembalikan dari posisi tengkurap menjadi terlentang, agar bayi dapat bernapas lega. (Baca juga: Bahaya baby walker untuk anak bayi)
6. Pancing bayi dengan hal menarik
Hal paling baik dalam menstimulasi adalah dengan memancingnya dengan hal yang menarik bagi bayi, biasanya mainan. Ketika bayi dalam posisi tengkurap, pancinglah dengan mainan didepan bayi agar bayi tertarik bergerak maju untuk mendapatkan mainan tersebut. (Baca juga: Bahaya bayi tidak imunisasi)
7. Bantu bayi dalam menopang tubuh, namun jangan digendong
Ketika bayi sudah tertarik pada objek di depannya (seperti mainan), maka bantu bayi atau sanggah bayi dalam menopang badannya agar bayi dapat belajar bergerak maju. Biarkan bayi bergerak maju secara-perlahan hingga bayi mendapatkan yang diinginkannya. Jangan menggendong bayi untuk mendapatkan mainannya, biaskan bayi berusaha. Hal ini jika sering dilakukan, maka akan dengan mudah diingat oleh bayi dan ketika otot tubuhnya sudah kuat dan mampu menopang, maka secara otomatis bayi akan menopang tubuhnya sendiri dan mengingat cara ini untuk merangkak. (Baca juga: Cara membuat anak cerdas sejak dalam kandungan)
8. Sering berikan contoh
Hal paling baik dalam tahap menstimulasi bayi merangkak adalah dengan memberikan contoh, apapun yang ingin kita ajarkan dengan bayi. Pada dasarnya, bayi selalu tertarik meniru apa yang dilakukan oleh Orang Tuanya dan memperagakannya. Dengan semakin sering mencontohkan cara merangkak, maka semakin besar kemungkinan bayi akan tertarik untuk belajar merangkak. (Baca juga: Pola tidur bayi 0-12 bulan)