9 Cara Mendidik Anak Hiperaktif di Sekolah

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hiperaktivitas adalah perilaku seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak memperhatikan dan bersikap impulsif. Anak tidak akan diam sampai lelah.

Anak akan terus bersuara dan bergerak sampai ada yang memperhatikannya, tetapi anak tidak memperhatikan orang-orang disekitarnya.

Anak-anak mengharapkan perhatian hanya dari orang-orang di sekitarnya, seperti guru dan teman sekelas. Ciri yang paling mudah dikenali dari anak hiperaktif adalah mereka selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, hanya saja mereka jarang berdiam diri pada tugas yang diberikan guru sekitar 5-10 menit.

Akibatnya, anak hiperaktif sulit berkonsentrasi pada tugas di sekolah. Ia selalu mudah bingung atau galau, tidak mau memperhatikan perintah atau penjelasan guru, dan tidak selalu berhasil menyelesaikan tugas sekolah, kemampuan menulis huruf sangat kecil, tidak bisa menirukan huruf.

Tanda anak hiperaktif sejak bayi pada usia 5 bulan sudah mulai terlihat dan mungkin dirasakan oleh orang tua. Ada beberapa tips bagi guru atau pendidik untuk mendidik anak hiperaktif di sekolah, yang dapat diterapkan sebagai berikut:

1. Carilah faktor yang memicu perilaku

Sebagai seorang guru atau pendidik di sekolah, kita harus mencari faktor-faktor yang membuat anak memiliki sikap hiperaktif seperti itu, misalnya apakah anak sulit duduk karena bosan atau butuh perhatian khusus dari orang-orang disekitarnya.

Sehingga ketika kita telah mengetahui faktor penyebabnya, kita bisa dengan mudah melakukan cara-cara yang efektif untuk pengendalian sikap hiperaktif nya.

2. Berikan apa yang diinginkan anak

Cara ini juga dapat digunakan di lingkungan kelas atau sekolah untuk anak dengan sikap hiperaktif. Dengan memberikan apa yang diinginkan anak hiperaktif, maka ia akan merasa senang dan merasa puas atas apa yang telah terpenuhi keinginannya.

3. Membantu anak untuk tenang

Ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di lingkungan sekolah, misalnya anak tiba-tiba merasa marah dan juga frustasi, sebaiknya guru harus membantu anak mendorong nafas dalam-dalam, sehingga anak-anak akan jauh lebih baik.

4. Berikan pengertian kepada teman sekelas nya

Anak hiperaktif biasanya membutuhkan pengawasan dan perhatian ekstra, maka sebagai seorang guru atau pengawas sebaiknya berikan pengertian kepada teman sebayanya agar tidak menjauhinya.

5. Memberikan perlakuan yang sama

Anak hiperaktif tidak boleh diperlakukan berbeda dengan anak lain, karena efeknya menimbulkan kecemburuan sosial di antara teman sebaya dan mengganggu kesehatan mental anak.

6. Mencoba menerapkan penggunaan media

Mencoba menerapkan penggunaan media pemetaan gambar dalam pendidikan di sekolah. Dengan model perilaku ini, anak hiperaktif dapat diarahkan atau ditangani melalui intervensi dan perilaku.

Selain itu, kartu juga bisa digunakan untuk membantu anak hiperaktif ketika proses pembelajaran di sekolah. Pada saat pembelajaran di kelas, flashcard (pemetaan gambar) merupakan media dimana bentuk kartu diubah dengan tulisan kata dan gambar yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan.

Memiliki variasi kartu kosakata bergambar ini adalah pembelajaran dalam kegiatan yang menggunakan indra penglihatan untuk memperoleh pengetahuan, informasi, simbol dan isyarat untuk memahami dan menarik perhatian anak.

Hal ini cukup efektif bila digunakan dalam kegiatan pembelajaran bagi anak hiperaktif, dimana hal ini memberikan gambaran tertentu kepada anak tentang sesuatu sehingga anak memahami pesan yang disampaikan.

Dengan demikian, anak dapat lebih terkondisi, karena anak sudah tertarik dengan gambar yang dilihat berdasarkan warna huruf dan juga bentuk huruf.

Dengan cara inilah anak akan merasa semangat dalam belajar dan cara ini efektif sebagai cara agar anak mau belajar tanpa dipaksa sampai nangis.

7. Berkoordinasi dengan guru sekolah anak

Berkoordinasi dengan guru sekolah anak. Temui guru anak untuk membahas berbagai topik, termasuk penghargaan dan permasalahan yang dihadapi anak hiperaktif di sekolah atau rutinitas pekerjaan rumah yang efektif.

Bagaimana anak dan guru secara teratur berkomunikasi tentang masalah anak hiperaktif di sekolah, dan keberhasilan dalam cara anak meniru apa yang dilakukan guru di sekolah dan kelas sehingga kegiatan yang dilakukan anak di sekolah lebih terlihat jelas serta anak lebih konsisten dan teratur.

Beberapa siswa hiperaktif mungkin lebih mudah berhasil dengan membuat jadwal yang konsisten, rutinitas, dan metode komunikasi pekerjaan rumah dan dengan menggunakan alat organisasi yang efektif seperti buku agenda, folder berkode warna, dan daftar periksa.

8. Membantu mengurus perlengkapan sekolah

Banyak anak hiperaktif yang kesulitan mengidentifikasi barang-barangnya dan bingung ketika memutuskan atau mengingat buku mana yang akan dibawa pulang, apalagi buku yang harus dibawa kembali ke sekolah keesokan harinya.

Oleh karena itu, anak hiperaktif perlu mendapat bantuan dan bimbingan baik dari orang tua maupun gurunya untuk mengurus perlengkapan sekolah, sedangkan guru atau orang tua dapat melakukannya dengan beberapa cara sebagai berikut:

  • Beberapa guru memberi siswanya satu set buku teks untuk digunakan di rumah. Hal ini juga dapat diterapkan pada program pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. Tujuannya agar mengetahui kelebihan dan kekurangan anak berkebutuhan khusus dan anak hiperaktif apakah anak memiliki pengingat dan jadwal yang terstruktur antara tugas sekolah dengan pekerjaan rumah atau memerlukan bantuan orang tua dan guru sebagai pengingat mereka.
  • Buatlah daftar barang-barang yang harus dibawa oleh anak hiperaktif.
  • Mungkin kita ingin mengontrol dan mengingat semuanya, padahal anak harus bertanggung jawab untuk itu.
  • Jika memungkinkan, gunakan buku atau sumber online dan letakkan kata sandi di suatu tempat di rumah.

9. Dapat bersosialisasi dengan teman sebaya

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi anak hiperaktif saat dewasa adalah mereka tidak belajar bersosialisasi selama masa kanak-kanak. Pilih kegiatan yang disukai anak dan dapat dimasukkan ke dalam rutinitas mereka seperti:

  • Dorong anak-anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan bersama teman sebayanya, seperti pramuka, tim olahraga, dan tarian sekolah. Tujuan dari kegiatan bersama ini supaya kita bisa mengetahui sejauh mana cara melatih mental anak agar berani dan percaya diri dimana saja.
  • Carilah organisasi yang dapat memfasilitasi anak-anak hiperaktif untuk melakukan aktivitas sukarela menjadi sama-sama, seperti organisasi relawan lokal.
  • Adakan pesta dan ajaklah orang-orang untuk datang. Kegiatan semacam itu akan membantu anak menjalani kehidupan senormal mungkin.

Memiliki siswa yang hiperaktif memang bukan hal yang mudah, apalagi jika anak tersebut agak susah diatur dan tidak mau tenang dibandingkan dengan anak pada umumnya atau anak sekolah lainnya.

Selain itu, sebagai seorang guru, kita harus mewaspadai munculnya gangguan perilaku hiperaktif pada anak, karena biasanya jika tidak ditangani secara terpisah, hal ini dapat dan memang mengganggu anak lainnya.

Anak dengan gejala hiperaktif akan sulit diatur ketika beranjak usia 7 tahun dan orang tua harus bisa mengetahui gejala tersebut serta harus mampu mengenal bagaimana tips cara mendidik anak hiperaktif usia 7 tahun atau saat masuk sekolah dasar.

Gejala ini jika mungkin orang tua mengabaikannya akan berimbas akan berpengaruh pada pola belajar anak di sekolah nantinya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn