7 Tips Cara Mendidik Anak Hiperaktif Usia 7 Tahun

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setiap anak adalah istimewa bagi orang tua nya, tidak peduli seperti apa kondisi anak mereka adalah anugerah terindah bagi orang tua nya. Begitu juga dengan anak yang terlahir hiperaktif, masalah dengan anak hiperaktif dikenal juga dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder.

Biasanya anak yang hiperaktif mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, sulit tidur dan bahkan sulit fokus pada aktivitasnya. Anak yang hiperaktif ini pada umumnya sulit diatur dan bertingkah laku sesuka hatinya. Saat bayi, anak hiperaktif akan menunjukkan gejala terus menerus seperti menangis, susah tidur, rewel dan aktif dalam bergerak.

Sejumlah penelitian telah dilakukan oleh para ahli dari berbagai pelosok dunia untuk mencari tahu atau menyikapi penyebab pasti dari anak hiperaktif ini.

Hasilnya ini ada yang menyebutkan bahwa ada kesalahan pada otak anak (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), kelainan pada otak ini bisa terjadi pada bagian depan otak namun bisa juga terjadi pada senyawa kimia pengantar rangsang (neuron transmit) dari jenis dopamin.

Penyebab otak anak tidak berkembang ini terjadi pada anak penderita hiperaktif yang menyerang khususnya pada otak kanan yang memiliki ukuran lebih kecil.

Anak hiperaktif ini bukan pengaruh buruk, jika orang tua bisa mendidiknya dengan benar. Pada dasarnya anak hiperaktif membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang tulus dari orang tua nya.

Selain itu, mereka juga perlu terapi anak hiperaktif di rumah agar kondisi fisik dan psikisnya stabil. Berikut ini cara yang tepat untuk mendidik anak hiperaktif usia 7 tahun sebagai berikut:

1. Perhatikan asupan makanan anak

Seperti halnya anak autis, ada beberapa jenis-jenis makanan yang harus dihindari oleh anak hiperaktif yaitu makanan yang mengandung gluten dan kasein, seperti tepung terigu atau susu sapi.

Jika kelebihan ini pada pola makannya, anak akan menjadi sulit dikendalikan, marah dan mengamuk. Kelebihan glukosa juga tidak baik untuk anak-anak yang hiperaktif. Hindari juga pemberian makanan ringan,tinggi gula, tinggi garam dan makanan instan.

Hindari juga penyedap makanan, pemanis buatan dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi. Perbanyak asupan makanan dari buah dan sayur karena ini sebagai makanan untuk anak hiperaktif yang paling direkomendasikan.

2. Beritahu kondisi anak pada lingkungan

Sifat anak yang hiperaktif sering kali menggangu ditempat umum, beritahukan kepada lingkungan tentang kondisi anak sehingga lingkungan bisa memahami dan membantu memberikan perilaku/sikap yang tepat dalam menghadapi anak hiperaktif.

3. Ajarkan anak untuk bersosialisasi

Terapkan tipe pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak kepada lingkungan sosial yang mampu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Ajarkan kepada anak untuk berinteraksi dan memperhatikan orang lain.

Ajarkan juga pada anak-anak untuk berkomunikasi dengan orang lain, selalu libatkan anak dalam kelompok bermain untuk menumbuhkan kesadarannya akan berinteraksi dengan orang lain.

4. Memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak

Kasih sayang dari orang tua sangatlah berguna, anak yang hiperaktif ini perlu diberikan kasih sayang yang lebih agar ia lebih percaya diri, merasa aman dan nyaman bersama orang tua nya serta mau mendengarkan kata-kata orang tua nya. Beritahukanlah jadwal harian anak dan latihlah anak dengan jadwal rutin.

5. Berikan jadwal yang tepat

Jangan lakukan perubahan jadwal karena akan membuat kita susah mengatur anak. Dengan pemberian jadwal harian maka anak akan terus menjadi lebih teratur dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.

Rutinitas juga disesuaikan dengan jadwal yang ada membatasi anak untuk melakukan hal lain yang mungkin tidak sesuai. Memberikan jadwal yang tepat pada anak bisa menjadi alternatif cara mendidik anak hiperaktif di rumah agar anak bisa lebih mengatur waktunya dengan baik.

6. Pilih gaya belajar yang tepat

Pahami kemampuan anak dalam menerima sebuah informasi apakah anak lebih cepat menerima informasi dalam bentuk audio, membaca, menggambar, bermain, visual atau audiovisual.

Serta perkuat lah gaya belajar tersebut sebagai bentuk gaya belajar yang efektif. Misalnya, jika anak lebih tertarik dengan coretan maka gunakanlah teknik menggambar.

7. Kenali bakat anak sejak dini

Anak dengan hiperaktif memiliki kecenderungan kognitif, kemampuan untuk berkomunikasi dan proses menerima informasi juga sangat lambat. Namun bukan berarti mereka termasuk anak yang bodoh dan tidak mampu melakukan apapun.

Anak-anak yang hiperaktif juga memiliki sebuah kelebihan tertentu yang jika dikembangkan akan menjadi kemampuan yang luar biasa. Penting bagi orang tua untuk mencari tahu bakat dan kemampuannya.

Misalnya dalam bidang musik, teknologi, seni atau yang lainnya. Jika bakat anak sudah ditemukan maka anak-anak akan menekuni minat bakat tersebut sehingga bakatnya akan menjadi luar biasa.

fbWhatsappTwitterLinkedIn