6 Dampak Sikap Otoriter Orang Tua Pada Anak

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Semua orang tua selalu ingin mendidik anak menjadi anak yang patuh dan berbakti. Anak memang sering memberikan kejutan pada orang tua dengan penolakan dan sikap keras terhadap perintah atau keinginan orang tua. Sayangnya sikap ini dianggap orang tua sebagai sikap berani dan melawan orang tua. Ketika anak berkata jujur tentang keinginan atau sikap dan orang tua tidak setuju maka orang tua sering memaksa dengan sikap yang keras. Nah inilah yang membuat secara tidak sengajak orang tua bersikap otoriter. Sikap ini ditandai dengan  aturan yang ketat dari orang tua, harus patuh, aturan yang tidak bisa dibantah dan tidak mau mendengar kata anak. Langkah ini terkadang disalahartikan sebagai cara mendidik anak agar cerdas.

Namun ternyata sikap otoriter bisa memberi efek negatif pada anak. Berikut ini adalah beberapa dampak sikap otoriter orang tua pada anak.

  1. Anak sering ketakutan

Sikap otoriter orang tua pada anak ternyata memiliki efek yang sangat buruk untuk kondisi perkembangan watak dan sikap anak. Biasanya anak akan menjadi sangat penakut dan selalu takut denga orang tua. Anak takut bersikap salah dan anak juga takut disalahkan. Kemudian anak menjadi sangat tertekan, anak tidak bisa bersikap dan tidak memiliki pendirian. Bahkan anak juga menjadi sering berbohong pada orang tua demi melindungi diri sendiri. Jika seperti ini maka lakukan cara mendidik anak usia 4 tahun agar jujur.

  1. Anak tergantung dengan orang lain

Anak yang sudah terbiasa menghadapi sikap otoriter biasanya juga menjadi sangat tergantung dengan orang lain. Sikap ini diawali dengan anak yang selalu mengikuti keputusan dan keinginan orang tua. Kemudian akhirnya anak tidak terbiasa mengambil keputusan dan pilihan mereka sendiri. Akhirnya anak tidak mau mengatakan apa perasaan mereka sendiri. Dan ini sikap yang buruk karena anak tumbuh tidak mandiri. Sebelum terlambat maka lakukan cara mendidik anak agar berani dengan berbagai sikap dan tindakan yang diambil.

  1. Tidak berani mengatakan pendapat

Anak yang terbiasa disikapi secara otoriter biasanya juga akan tumbuh menjadi anak yang tunduk dengan atasan atau penguasa. Sikap ini tidak selamanya baik, meskipun dalam hal tertentu memang diperlukan. Jika anak menjadi sangat tunduk maka biasanya anak tidak berani mengatakan pendapat mereka dengan jujur. Inilah juga yang menjadi penyebab anak terlambat bicara karena terbiasa tidak mengeluarkan pendapat mereka.

  1. Anak tidak percaya diri

Anak yang harus selalu mendengar pendapat orang tua akan tumbuh menjadi anak yang lemah. Anak tidak memiliki rasa percaya diri. Anak selalu akan bertanya dengan orang tua terkait keputusan atau tindakan mereka. Ini sangat buruk karena anak tidak memiliki sikap kepemimpinan. Anak juga menjadi tidak paham saat harus mengambil sikap. Sebelum terlambat maka lakukan  cara mendidik anak agar percaya diri.

  1. Anak tidak memiliki pendirian

Anak yang terbiasa dididik secara otoriter biasanya tidak akan memiliki pendirian. Anak akan sangat mudah terpengaruh dengan sikap dan pendapat orang lain. Ketika anak disuruh untuk memberikan pilihan atau dukungan maka anak tidak bisa menolak. Anak akan cenderung mengikuti lingkungan. Ini sangat berbahaya karena anak akan tumbuh menjadi mudah terpengaruh dan sulit untuk membedakan hal yang positif dan negatif.

  1. Anak mudah cemas dan pesimis

Sikap otoriter yang sudah lama diterapkan pada anak juga akan membuat anak sangat mudah cemas dan tumbuh menjadi pesimis. Anak selalu berpikir buruk dengan berbagai hal. Saat anak sudah tumbuh lebih dewasa maka biasanya anak tidak memiliki pandangan yang positif terhadap masa depan.

Itulah berbagai dampak sikap otoriter orang tua pada anak yang sangat buruk. Setelah melihat berbagai efek tersebut sebaiknya orang tua mulai menyadari tindakan otoriter pada anak dan menggantinya dengan cara mendidik yang lebih baik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn