7 Penyebab Bayi Melintang Dalam Kandungan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada kondisi normal, bayi cenderung berada dalam posisi kepala di bawah atau “mendatar” di dalam kandungan menjelang persalinan. Namun, dalam beberapa kasus, bayi dapat berada dalam posisi melintang atau memutar.

Penyebab bayi melintang dalam kandungan bisa bervariasi dan belum sepenuhnya dipahami. Beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi posisi bayi melintang dalam kandungan termasuk:

Kelainan Rahim

Jika rahim memiliki bentuk atau struktur yang tidak normal, seperti rahim dwi-kornuata (dua rahim), rahim bicornuate (rahim berbentuk hati), atau rahim septum (rahim dengan sekat), ini dapat menyebabkan bayi berada dalam posisi melintang.

Kelainan rahim yang dapat menyebabkan bayi berada dalam posisi melintang dalam kandungan antara lain:

Rahim dwi-kornuata (uterus didelphys)

Kelainan ini terjadi ketika rahim terbagi menjadi dua bagian terpisah. Bayi bisa berada di salah satu rongga rahim, sehingga mempengaruhi posisi bayi dalam kandungan.

Rahim dwi-kornuata atau uterus didelphys adalah kelainan di mana rahim terbagi menjadi dua rongga yang terpisah dan terkadang memiliki dua leher rahim yang terpisah pula. Dalam kasus rahim dwi-kornuata, bayi dapat berada di salah satu rongga rahim, yang dapat menyebabkan posisi melintang.

Ketika bayi berada di salah satu rongga rahim dalam kasus rahim dwi-kornuata, terdapat risiko penempatan bayi dalam posisi melintang. Hal ini disebabkan oleh pembatasan ruang yang terbatas pada rongga rahim yang dipilih oleh bayi.

Rongga rahim yang lain mungkin memiliki lebih banyak ruang untuk bayi bergerak dan memposisikan dirinya dengan kepala di bawah. Penting untuk diketahui bahwa setiap kasus rahim dwi-kornuata dapat berbeda, dan tidak semua wanita dengan kelainan ini akan mengalami bayi melintang.

Namun, jika memiliki rahim dwi-kornuata dan ada kekhawatiran tentang posisi bayi dalam kandungan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan.

Tenaga medis ini akan melakukan evaluasi lebih lanjut dan memberikan rekomendasi yang tepat untuk memastikan keamanan Ibu dan bayi selama proses persalinan.

Rahim bicornuate

Rahim bicornuate adalah kelainan di mana rahim memiliki bentuk seperti hati dengan sekat di bagian tengahnya. Pada kasus rahim bicornuate, bayi juga dapat berada dalam posisi melintang dalam kandungan.

Kelainan bentuk rahim seperti rahim bicornuate dapat mempengaruhi posisi bayi dalam kandungan karena bentuk rahim yang tidak biasa dapat membatasi ruang yang tersedia untuk bayi bergerak.

Selain itu, sekat di bagian tengah rahim juga dapat memengaruhi posisi bayi, membuatnya lebih cenderung berada dalam posisi melintang daripada kepala di bawah.

Jika memiliki rahim bicornuate dan ada kekhawatiran tentang posisi bayi dalam kandungan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan. Tenaga kesehatan akan melakukan evaluasi dan pemantauan yang diperlukan untuk memastikan posisi bayi dan memberikan rekomendasi yang tepat.

Terkadang, tindakan medis seperti teknik pembalikan luar (external cephalic version) atau persalinan melalui operasi sesar (caesarean section) mungkin diperlukan untuk memastikan kelahiran yang aman bagi bayi dan ibu.

Rahim septum

Rahim septum adalah kelainan di mana rahim memiliki sekat atau dinding yang membaginya menjadi dua bagian. Pada kasus rahim septum, bayi juga dapat berada dalam posisi melintang dalam kandungan.

Rahim septum dapat memengaruhi posisi bayi dalam kandungan karena adanya sekat di dalam rahim dapat membatasi gerakan bayi dan mempengaruhi posisinya.

Bayi mungkin memiliki keterbatasan ruang untuk bergerak dan secara alami cenderung berada dalam posisi melintang daripada kepala di bawah. Jika memiliki rahim septum dan ada kekhawatiran tentang posisi bayi dalam kandungan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan.

Dokter dan bidan akan melakukan evaluasi yang diperlukan untuk memantau posisi bayi dan memberikan rekomendasi yang tepat. Terkadang, dalam kasus rahim septum yang parah, tindakan bedah mungkin diperlukan untuk menghilangkan sekat rahim.

Dan menciptakan lebih banyak ruang untuk bayi bergerak atau untuk memastikan persalinan melalui operasi sesar (caesarean section) yang aman bagi bayi dan ibu.

Perlu dicacat bahwa penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan pengawasan medis selama kehamilan jika memiliki rahim septum atau kelainan rahim lainnya untuk memastikan kelahiran yang aman dan sehat bagi bayi dan ibu.

Kelainan bentuk rahim lainnya

Ada beberapa kelainan bentuk rahim lainnya yang dapat mempengaruhi posisi bayi dalam kandungan, seperti rahim yang menekuk ke belakang (retroverted uterus) atau rahim yang lebih kecil dari ukuran normal (uterine hypoplasia).

Kelainan rahim seperti yang disebutkan di atas dapat memengaruhi ruang dalam rahim dan membatasi gerakan bayi. Sebagai akibatnya, bayi mungkin memiliki keterbatasan ruang untuk bergerak dan akhirnya berada dalam posisi melintang.

Kelainan Plasenta

Kelainan plasenta dapat mempengaruhi posisi bayi dalam kandungan, termasuk berpotensi menyebabkan bayi berada dalam posisi melintang. Beberapa kelainan plasenta yang dapat mempengaruhi posisi bayi antara lain:

Plasenta previa

Plasenta previs adalah kondisi di mana plasenta menempel di bagian bawah rahim, menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (serviks). Posisi plasenta yang rendah ini dapat mempengaruhi posisi bayi dan menyebabkan bayi berada dalam posisi melintang.

Plasenta akreta, increta, dan percreta

Plasenta akreta, increta, dan percreta adalah kelainan plasenta di mana plasenta menempel terlalu dalam pada dinding rahim atau bahkan menembus lapisan rahim. Kondisi ini dapat mempengaruhi ruang yang tersedia untuk bayi bergerak dan memposisikan dirinya secara normal.

Plasenta ganda atau multipel

Terkadang, ada lebih dari satu plasenta yang terbentuk dalam satu kehamilan, yang dapat menyebabkan pembagian ruang yang tidak normal di dalam rahim. Hal ini dapat mempengaruhi posisi bayi dan meningkatkan kemungkinan bayi berada dalam posisi melintang.

Multipleks atau Kehamilan Ganda

Kehamilan ganda (kembar) dapat berhubungan dengan peningkatan risiko bayi melintang dalam kandungan. Kehamilan ganda terjadi ketika seorang ibu mengandung dua atau lebih bayi dalam satu kehamilan.

Jenis-jenis kehamilan ganda meliputi kembar identikal (monozygotic) dan kembar fraternal (dizigotik). Ketika seorang ibu mengandung dua atau lebih bayi, ada kemungkinan salah satu atau lebih bayi berada dalam posisi melintang dalam rahim.

Ini terjadi karena ruang yang terbatas dalam rahim dapat membuat bayi-bayi bersaing untuk mendapatkan posisi yang nyaman. Kehamilan ganda dengan salah satu atau lebih bayi melintang dapat menyebabkan beberapa komplikasi, termasuk:

Persalinan sulit

Jika salah satu atau lebih bayi berada dalam posisi melintang, persalinan normal dapat menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin. Persalinan bayi melintang memerlukan penanganan khusus dan dapat menyebabkan risiko cedera pada bayi atau ibu.

Prolaps tali pusat

Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat (tali yang menghubungkan bayi dengan plasenta) keluar dari rahim sebelum bayi. Jika salah satu bayi melintang, prolaps tali pusat bisa menjadi risiko lebih tinggi.

Plasenta previa

Kehamilan ganda juga dapat meningkatkan risiko plasenta previa, yaitu kondisi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim. Ini bisa menyebabkan perdarahan dan mempengaruhi posisi bayi.

Dalam kehamilan ganda, penting bagi dokter kandungan untuk secara rutin memantau perkembangan bayi-bayi dan posisinya dalam rahim. Jika salah satu bayi berada dalam posisi melintang, dokter mungkin akan merencanakan metode persalinan yang sesuai dan aman, seperti versi luar (pemutasian bayi dari luar perut ibu) atau operasi caesar.

Jika seseorang mengalami kehamilan ganda atau memiliki pertanyaan tentang bayi melintang dalam kandungan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan. Hal ini akan memberikan nasihat dan perencanaan persalinan yang tepat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi.

Polihidramnion

Polihidramnion (juga dikenal sebagai hidramnion) adalah kondisi ketika seorang ibu memiliki jumlah cairan ketuban yang berlebihan dalam kandungannya.

Cairan ketuban adalah cairan yang mengelilingi bayi dalam rahim dan berfungsi melindungi bayi serta membantu perkembangan organ-organ pentingnya.

Normalnya, jumlah cairan ketuban akan berkurang secara bertahap menjelang persalinan. Hubungannya dengan bayi melintang dalam kandungan adalah bahwa polihidramnion dapat meningkatkan risiko posisi lintang bayi.

Pada kasus polihidramnion, ruang yang berlebihan akibat cairan ketuban yang berlebihan dalam rahim bisa membuat bayi memiliki lebih banyak ruang untuk bergerak.

Hal ini bisa menyebabkan bayi lebih bebas berpindah posisi, termasuk berada dalam posisi melintang. Ketika bayi berada dalam posisi melintang menjelang persalinan, proses persalinan normal dapat menjadi lebih sulit dan berisiko tinggi.

Bayi melintang cenderung menyebabkan persalinan yang lebih sulit dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius, seperti tali pusat melilit leher bayi (pangkal tali pusat) atau persalinan bokong.

Dalam kasus polihidramnion dengan bayi melintang dalam kandungan, perawatan dan penanganan yang cermat sangat penting. Dokter kandungan akan memantau perkembangan dan posisi bayi secara teratur untuk memutuskan strategi terbaik dalam menghadapi situasi tersebut.

Jika bayi tetap dalam posisi melintang menjelang persalinan, dokter mungkin akan merekomendasikan metode persalinan yang aman, seperti versi luar (pemutasian bayi dari luar perut ibu) atau operasi caesar untuk menghindari risiko komplikasi selama persalinan.

Jika mengalami polihidramnion atau memiliki bayi dalam posisi melintang, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan perawatan dan perencanaan persalinan yang tepat dan aman.

Kelainan Struktural pada Bayi

Kelainan struktural pada bayi dapat berhubungan dengan posisi melintang dalam kandungan, tetapi keduanya tidak selalu terkait secara langsung. Kelainan struktural adalah ketidaknormalan pada struktur fisik atau anatomi bayi yang dapat terbentuk selama perkembangan janin dalam rahim.

Beberapa kelainan struktural dapat mempengaruhi posisi bayi dalam kandungan, dan ada kemungkinan bayi dengan kelainan struktural tertentu lebih cenderung berada dalam posisi melintang.

Beberapa contoh kelainan struktural yang dapat berhubungan dengan bayi melintang dalam kandungan antara lain:

Anomali rahim

Jika rahim memiliki bentuk atau ukuran yang tidak normal, bisa menyebabkan bayi kesulitan untuk mengambil posisi kepala bawah secara alami menjelang persalinan.

Oligohidramnion

Ini adalah kondisi ketika jumlah cairan ketuban di rahim sangat rendah. Oligohidramnion dapat menyebabkan bayi memiliki ruang yang lebih terbatas untuk bergerak dan berubah posisi.

Kelainan pada bayi itu sendiri

Beberapa kelainan genetik atau kelainan struktural pada bayi dapat mempengaruhi gerakan dan kemampuan bayi untuk mengambil posisi kepala bawah.

Namun, penting untuk dicatat bahwa bayi melintang dalam kandungan juga bisa terjadi pada kehamilan tanpa adanya kelainan struktural. Beberapa bayi mungkin lebih aktif dan sering berubah posisi dalam rahim, termasuk berpindah antara posisi melintang dan posisi lainnya.

Beberapa bayi mungkin berada dalam posisi melintang sampai beberapa minggu menjelang persalinan, tetapi seiring pertumbuhannya, biasanya akan berubah menjadi posisi kepala bawah atau posisi lain yang lebih sesuai untuk persalinan normal.

Riwayat Persalinan Sebelumnya

Jika seorang ibu telah mengalami persalinan dengan bayi melintang sebelumnya, ada kemungkinan bayi pada kehamilan berikutnya juga berada dalam posisi yang sama.

fbWhatsappTwitterLinkedIn