Leukosit adalah nama lain dari sel darah putih yang merupakan sejenis sel darah yang terdapat dalam aliran darah yang berperan dalam tubuh untuk melawan adanya serangan infeksi maupun benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Jumlah leukosit dalam darah yang tinggi dapat menunjukan adanya seauatu yang tidak beres pada tubuh dan patut diwaspadai, terutama pada bayi yang memang sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna sepenuhnya
Umumnya bayi memang terlahir dengan jumlah leukosit atau sel darah putih yang tinggi, namun dari hari ke hari akan terus menurun seiring perkembangan bayi hingga dewasa. Secara normal jumlah leukosit pada bayi berkisar antara 4.500 hingga 10.000 per mikroliter darah. Jumlah tersebut bisa sangat berbeda tergantung pada kondisi, usia maupun jenis kelamin anak.
(baca juga: 14 Cara Merawat Bayi Baru Lahir Yang Baik dan Benar , 15 Cara Menjaga Bayi Agar Tidak Mudah Sakit )
Penyebab Leukosit Tinggi pada Bayi
Jumlah sel darah putih atau leukosit yang tinggi sesungguhnya belum tentu mengindikasikan adanya kelainan darah itu sendiri. Namun, hal tersebut bisa saja menjadi pertanda bahwa tubuh sedang mencoba untuk melawan adanya serangan infeksi atau penyakit yang hendak masuk ke dalam tubuh. Ada beberapa alasan yang dapat menjadi penyebab adanya kenaikan yang abnormal pada sel darah putih, berikut diantaranya yang sering terjadi.
- Campak
Gejala campak pada bayi hampir mirip dengan campak pada anak, yakni demam tinggi kemudian disusul dengan munculnya ruam atau bintik merah pada kulit bayi. Ini adalah penyakit yang sangat menular dan tak mengenal batasan usia, penularan campak disebabkan oleh infeksi virus terutama melibatkan saluran pernapasan. Gejala selanjutnya dari penyakit campak seperti sakit di bagian tenggorokan, pilek, batuk, mata bengkak dan yang masih berhubungan dengan pernapasan lainnya.
Bayi dan anak – anak sangat rentan terhadap batuk rejan, bentuk lain dari infeksi saluran pernapasan. Ketika mereka mendapatkan infeksi tersebut, jumlah sel darah putih di dalam tubuh mereka cenderung akan naik. Selain itu, ada banyak bentuk lain dari infeksi virus dan bakteri yang dapat bertanggung jawab dalam peningkatan jumlah sel darah putih leukosit pada bayi.
(baca juga: 5 Gejala Pneumonia Pada Bayi dan Pencegahannya , 4 Bahaya Batuk Untuk Bayi yang Wajib Diketahui )
2. Korioamnionitis
Korioamnionitis ialah infeksi yang masuk melalui cairan ketuban dan selaput janin yang dapat menyebabkan sakit perut dan demam saat hamil. Infeksi tersebut juga dapat menjadi penyebab bayi lahir prematur. Seorang bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi korioamnionitis akan sangat mungkin jika sel darah putih atau leukosit di dalam tubuhnya meningkat. Hal ini karena saat bayi dilahirkan dengan infeksi tersebut, secara otomatis tubuhnya akan merespon dan mencoba untuk melawan bakteri menyerang dengan meningkatkan sel darah putih dalam tubuhnya.
3. Alergi
Bayi yang memiliki riwayat alergi akan sangat mungin memiliki sel darah putih yang tinggi di dalam tubuhnya. Karena berkaitan erat dengan reaksi tubuh terhadap benda asing yang msuk ke dalam tubuh, dalam hal in adalah alergen atau pemicu alergi. Alergi pada tubuh bisa menimbulkan banyak gejala seperti batuk, pilek gatal- gatal pada kulit maupun asma. Gejala asma pada anak dan bayi timbul kaena adanya reaksi tubuh dalam melawan alergi yang memicu peningkatan sel darah putih.
(baca juga: 6 Penyebab Bayi Pilek dan Cara Mengatasinya yang Efektif – Tanda Bayi Alergi Susu Sapi dan Cara Mengatasinya)
4. Kelainan Sel Darah Putih
Salah satu adanya penyebab mengapa terjadi peningkatan sel darah putih (leukosit) ialah karena adanya kelainan pada sel darah putih tersebut misalnya Leukemia limfositik akut. Penyakit tersebut merupakan sejenis kanker yang sebagian besar ditemukan pada anak-anak. Kelainan tersebut mempengaruhi kinerja sumsum tulang dan darah karenanya terjadi peningkatan sel darah putih dalam tubuh bayi dan anak. Meskipun leukosit merupakan sel imun tubuh yang membantu melawan adanya penyakit dalam tubuh, namun karenan adanya kelainan tersebut sehingga sel-sel ini tidak dapat berfungsi secara normal. Akibatnya, bayi bisa saja berisiko lebih tinggi terkena banyak infeksi lainnya.
(baca juga: 8 Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh Anak Paling Menyehatkan – 6 Penyebab Kelainan Kongenital Non Genetik pada Bayi )
5. Pemberian Obat – obatan
Leukosit yang tinggi pada bayi mungkin juga bisa disebabkan karea adanya reaksi yang merugikan dari tubuh terhadap obat – obatan tertentu yang telah diberikan kepada bayi. Epinefrin dan kortikosteroid ialah dua jenis obat umum yang dapat memicu efek samping seperti peningkatan sel darah putih leukosit. Gangguan sistem kekebalan tubuh dan kerusakan parah pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh luka bakar juga dapat bertanggung jawab untuk penigkatan leukosit dalam tubuh.
(baca juga: 5 Bahaya Antibiotik Untuk Bayi – 11 Penyebab Anak Sering Mimisan dan Cara Merawatnya)
Cara Menurunkan Lekosit yang Tinggi pada Bayi
Jumlah sel darah putih atau leukosit yang tinggi pada bayi dapat diketahui secara pasti hanya dengan melaui pemeriksaan tes darah menyeluruh di laboratorium. Terkadang, saat bayi mengalami kondisi tubuh yang menurun dokter kemudian akan menyarankan untuk dilakukan tes darah pada bayi seperti saat terlihat adanya gejala tifus pada anak atau bayi. Dalam kasus lain, mungkin juga bisa ditemukan saat melakukan beberapa tes untuk penyakit lainnya seperti gejala malaria pada anak atau juga kejang demam pada Anak .
Setelah hasil pemeriksaan laboatorium keluar dan ditemukan adanya peningkatan jumlah leukosit yang tinggi, dokter baru akan dapat mendiagnosa penyebab pasti di balik kondisi tersebut dan kemudian memulai pengobatan yang sesuai. Berikut penjelasannya:
- Pemberian antibiotik, peningkatan leukosit pada bayi yang terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, dan lain sebagainya biasanya hanya akan diberikan antibiotik oleh dokter.
- Dan bila karena infeksi, penyebab infeksi akan di atasi terlebih dahulu dengan pemberian obat -obatan yang sesuai.
- Bila peningkatan leukosit dikarenakan kelainan pada sel darah putih itu sendiri maka biasanya akan di anjurkan untuk mendapatkan kemoterapi atau radiasi sesuai dengan diagnosa dokter ahli.
Dan selama pengobatan berlangsung, dokter bisanya juga akan memonitor konsentrasi leukosit dalam darah. Setelah dilakukan pengobatan yang sesuai biasanya jumlah leukosit akan turun dengan sendirinya dalam batas normal. Namun memang tidak akan langsung turun dengan cepat dan butuh waktu yang cukup lama. Sejatinya jumlah leukosit yang tinggi ada bayi bukan satu- satunya sebuah indikasi berbahaya pada bayi, dan dokter biasanya akan melihat riwayat penyakit dan kondisi lainnya pada bayi untuk memberikan diagnosa yang tepat.
(Baca juga: 14 Cara Merawat Bayi Baru Lahir Yang Baik dan Benar)
Bayi dengan jumlah leukosit yang tinggi tidak akan menunjukkan tanda – tanda tertentu maupun gejala spesifik yang dapat membantu orang tua untuk mengidentifikasi kondisi abnormal tersebut. Karena kondisi tersebut hanya dapat diketahui dengan bantuan tes darah lengkap di laboratorium. Oleh karena itu, jika leukosit bayi menjadi tinggi jangan buru – buru khawatir, dan akan lebih baik lagi bila langsung mengkonsultasikannya dengan dokter supaya mendapatkan penanganan yang lebih tepat.