5 Pantangan Makanan Setelah Embrio Transfer

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Embrio transfer merupakan salah satu proses yang dilakukan pasangan untuk bisa mendapatkan buah hati. Program yang paling umum dan sering digunakan untuk mendapatkan buah hati yaitu bayi tabung dan juga IVF.

Namun saat melakukan embrio transfer ada beberapa pantangan khususnya ibu yang akan mengandung yang harus menghindarinya. Berikut beberapa pantangan makanan setelah embrio transfer.

1. Makanan Dibakar

Makanan pertama yang wajib dihindari adalah makanan yang diolah dengan cara dibakar tentu saja. Hal ini dapat menimbulkan berbagai risiko ketika sedang program kehamilan.

Misalnya saja beberapa makanan yang dibakar seperti daging, sate, ataupun ayam. Ternyata mengandung bara dan juga lemak yang terbakar yang dapat menyebabkan gangguan pemicu kanker atau mengandung zat yang disebut sebagai karsinogenik.

Hal ini juga akan berdampak buruk pada perkembangan dan juga kesehatan si janin. Nutrisi tidak terserap dengan baik. Sehingga makanan dengan olahan dibakar lebih baik dihindari hingga selesai program hamil. Lebih sehat jika menggunakan olahan kukus atau rebus untuk ibu yang dalam program kehamilan.

2. Olahan Instan

Makanan yang banyak mengandung olahan instan dan juga bahan berpengawet, tentu saja harus dihindari. Bukan hanya karena banyak mengandung bahan kimia.

Namun makanan olahan instan tersebut, sangat tidak baik untuk janin yang saling berkembang di dalam tubuh ataupun ibu yang sedang mempersiapkan diri untuk melalui proses dan juga program kehamilan. Hal ini dikarenakan proses embrio transfer dilakukan dengan sangat sensitif.

Nutrisi dan juga pola makanan pola hidup yang dilakukan oleh ibu sangat berperan penting terhadap keberhasilan embrio tersebut. Makanan instan yang dimaksud terutama bahan makanan yang mengandung pengawet tinggi, seperti olahan mie, makanan kalengan, ataupun produk yang bisa disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Begitupun beberapa makanan kaleng fermentasi. Usahakan untuk mengkonsumsi makanan sehat untuk ibu hamil yang fresh dengan jangka waktu lifetime yang pendek. Misalnya saja sayuran buah ataupun ikan-ikanan yang segar.

3. Minuman Kafein

Walaupun kebiasaan minum kopi dan juga Teh ini memang sering dilakukan oleh banyak perempuan. Terutama bagi mereka yang hidup di era modern seperti ini, kebiasaan meminum minuman kafein jelas sudah tidak asing lagi.

Ternyata kedua minuman ini harus dihindari. Karena dapat menyebabkan kegagalan embrio transfer mulai dari kandungan bahaya kafein yang sangat tinggi pada kopi dan juga teh.

Serta olahan gula tambahan ataupun pemanis buatan, yang akhirnya berdampak pada kesehatan tubuh dan juga kesiapan rahim dalam pembentukan embrio.

Untuk sementara alihkan dulu ke minuman yang lebih sehat. Misalnya saja jus buah ataupun smoothies yang bisa dibuat di rumah hindari juga penggunaan gula dan gunakan penambahan gula alami misalnya dari sari buah atau dari madu.

4. Coklat

Ternyata olahan seperti hamil makan coklat dapat membahayakan ibu yang sedang melalui proses embrio transfer. Sehingga olahan coklat umumnya disarankan untuk dihindari hingga proses kelahiran tiba.

Hal ini dikarenakan coklat sendiri merupakan makanan yang berasal dari buah kakao namun umumnya saat membeli coklat di tempat umum atau supermarket.

Mereka sudah melakukan pengolahan dan juga menambahkan beberapa bahan kimia, belum lagi mereka juga menambahkan pemanis buatan. Rasa menjadi lebih manis lagi.  Coklat sendiri juga mengandung kafein yang cukup tinggi. Jelas tidak baik untuk ibu yang sedang dalam proses pembuahan.

5. Makanan Mentah

Terakhir pantangan makanan setelah embrio transfer dilakukan tentu saja makanan yang mengandung bakteri ataupun olahan yang tidak matang. Misalnya saja seafood ataupun telur jika Ibu atau Ayah memiliki kebiasaan untuk mengkonsumsi makanan setengah matang, karena rasanya yang enak dan juga lebih legit.

Maka kebiasaan tersebut harus dihindari karena makanan yang kurang matang bisa saja menjadi media dari bakteri dan virus. Embrio transfer sedang tumbuh di dalam rahim dan sangat sensitif terhadap bakteri serta virus. Jangan sampai embrio transfer tersebut gagal akibat adanya parasit di dalam tubuh karena makanan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn