8 Bahaya Bayi Menggunakan Empeng

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Empeng atau biasa dikenal sebagai dot bayi memang menjadi pilihan yang tepat dan cermat sebagai pengganti puting air susu ibu. Biasanya diberikan ketika ibu sedang tidak ada di sisi bayi, namun kala itu si jabang bayi sedang kehausan. Untuk memanipulasi keberadaan ibu, maka di pakaikanlah empeng atau dot bayi yang bentuknya mirip dengan puting susu.

Secara garis besar, penggunaan empeng memang menjadi hal bisa dan lumrah. Bahkan bagi mereka wanita karier yang sangat sulit  untuk mengurus bayi, keberadaan empeng memang sangat membantu. Mereka tidak mungkin bisa menjaga bayi selama 24 jam penuh. Padahal pekerjaanya juga menuntut untuk dikerjakan. Akibatnya ketika sang ibunda tidak berada di dalam rumah, baby sitter yang menjaga bayi akan memberikan empeng ketika si bayi menangis kehausan dan kelaparan.

Penelitian Tentang Bayi Mengempeng

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Sigund freud, tahap psikoseksual anak di usia 0 sampai 2 tahun memasuki tahap oral. Tahap ini di tandai dengan kebiasaan dan kecenderungan anak yang memasukkan semua benda yang di temui ke dalam mulutnya. Hal ini terjadi karena si anak ingin merasakan dan mengenal barang baru tersebut. Barang kenalan baru tersebut akan memasuki skema otaknya, lalu membentuk asimilasi dan akomodasi.

Aktivitas oral disini akan lebih banyak dan menitikberatkan dengan cara menghisap jempol, menggigit, serta salah satunya ‘ngempeng’. Pada usia 2 tahun, perkembangan tubuhnya akan lebih pesat. Tumbuh gigi di areal gusi anak akan menyebabkan ia merasa gatal. Salah satu solusi yang mampu mengurangi rasa gatal tersebut dengan menggigit gigit barang barang yang di temuinya. Kebanyakan anak akan menjadi rewel ketika tidak menemukan obyek atau bahan yang bisa di gigiti. Oleh sebab itu, orang tua memberikanya empeng untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Terbukti, ketika anak menangis, coba anda berikan empeng. Anak akan lebih tenang.

Tapi apakah keberadaan empeng ini memang benar benar diperlukan oleh si bayi? Apakah ada bahaya yang di timbulkan ketika si bayi menyedot dan menghisap empeng ini? Berikut ini bahaya bayi menggunakan empeng :

1. Meningkatkan resiko gangguan pertumbuhan gigi

Empeng yang di gigit gigit oleh anak ternyata juga berdampak kurang baik. Apalagi anak sedang memasuki tahap perkembangan gigi. Ketika gigi yang akan keluar terus di tahan tahan, maka akan menghambat pertumbuhanya untuk keluar.

2. Resiko gangguan rahang

Hal ini sangat berkaitan dengan gangguan pertumbuhan gigi. Ketika si anak pertumbuhan giginya tertahan, maka bagian rahang juga akan mengalami gangguan untuk tumbuh. Oleh sebab itu, di sarankan untuk tidak memberikan empeng di kala anak masih memasuki tahap ini. Manfaat alpukat untul ibu hamil dan janin akan mengoptimalkan pertumbuhan rahang.

3. Menimbulkan efek kecanduan

Sejatinya bagi anak, empeng memberikan efek kecanduan dan kenikmatan bagi anak. Bahaya bayi menggunakan empeng etika dari kecil di biasakan untuk mengadopsi empen di dalam mulutnya, saat tumbuh besar juga akan susah lepas. Hal ini terjadi karena bentuk empeng yang menyerupai puting susu ibu.

4. Efek ‘bingung putting’

Adanya efek bingung puting akan terjadi ketika anak terbiasa diberikan puting atau dot (empeng). Saat menyusui anak bisa bingung membedakan mana yang puting (bisa mengeluarkan asi) dan mana yang empeng (asi perah atau hanya empeng biasa). Kemungkinan terberat yang terjadi adalah ketika anak lebih mementingkan empeng kosongan, sehingga ia tidak menyukai puting ibu lagi. Hal ini sangat membahayakan untuk tahap perkembangan bayi.

5. Resiko infeksi pada telinga (acute otitis media)

Pemberian empeng ketika anak berada di atas atau di antara usia satu tahun mampu meningkatkan resiko infeksi pada telinga. Hal ini bisa terjadi karena adanya tekanan yang volume suaranya yang keras secara terus menerus ketika mulut meminum susu. Anda bisa mendengarkan suara mulut ketika menghisap sesuatu bukan?

6. Terlambat bicara

Menggunakan empeng memang tidak baik, salah satunya adalah adanya resiko terjadinya keterlambatan berbicara. Hal ini bisa terjadi karena otot mulut pada bayi kurang terlatih ketika menggunakan empeng. Seperti bahaya alkohol saat hamil yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.

7. Kebersihan empeng kurang diperhatikan

Sistem motorik halus anak masih kaku dan belum terlatih. Ia kerap sekali untuk menjatuhkan barang barang yang sudah dipegang. Oleh sebab itu, empeng yang di makan dan di emut oleh bayi tidak terjamin ke higenisan benda tersebut. Bisa saja malah menjadi kontak penyakit

8. Tidak meningkatkan rasa percaya diri

Anak tenang yang hanya karena diberi empeng bukan merupakan cara mendidik anak yang baik. Ia terbiasa di kendalikan oleh orang lain, sehingga  terbiasa untuk melemparkan kepercayaan dirinya untuk menenangkan diri lewat bantuan obyek lain atau empeng tersebut. 

Selain beberapa banyak bahaya bayi menggunakan empeng, ternyata menurut penelitian yang dilakukan di Amerika, penggunaan empeng mampu menekan kematian. Yakni kematian yang di sebabkan oleh SIDS atau kematian bayi secara tiba tiba (mendadak).

Tips Menghentikan Kebiasaan Mengempeng” state=”opened

Menghentikan empeng memang tidak bisa dilakukan secara mendadak dan tiba tiba. Harus melalui tahapan yang dilakukan secara halus. Hal ini mengurangi shock pada anak. Bahkan anak juga akan terus rewel jika secara tiba tiba mainanya di ambil secara paksa. Bagaimana cara melakukanya?

  • Jangan biasakan untuk memakai empeng

Biasakan anak anda untuk memakan atau meminum sesuatu menggunakan sendok atau sedotan saja dari pada harus menggunakan empeng.

  • Diameter leher dot yang besar

Dengan menggunakan diameter leher dot yang besar memberikan efek yang kurang puas untuk anak. Sehingga mereka akan tetap mencintai dan merindukan putting susu ibundanya tercinta. Selain itu juga mengurangi resiko perut bayi kembung karena udara.

  • Rubah kebiasaan

Di usia anak yang sudah hampir mencapai 2 tahun, kebiasaan ngempeng harus mulai dihentikan. Caranya dengan mulai berhenti dan mengurangi pemakaian kempeng di pagi hari. Anda dapat memberikan variasi seperti meminum dengan sedotan atau lewat sendok. Sedangkan pada malam hari bisa memakai kempeng lagi.

Biasakan hal tersebut. Maka secara lembuut dan halus anak akan mulai melupakan kempengnya.

Jangan Biarkan Anak Mengempeng Jempol

Ketika anak sudah biasa ngempeng, maka sampai besar sifat ngempeng ini akan terus dibawa. Apalagi saat anak mulai memasuki usia 5 tahun keatas. Benda yang dipegang bukan hanya satu maupun dua obyek saja. Ia sudah bisa dan mampu membedakan benda benda di sekitarnya. Jika kebiasaan ngempeng terus terbawa, ketika besar ia akan merasa nyaman dan candu untuk ngempeng jari jempol.

Bahayanya anak menggunakan empeng jari jempol adalah penularan berbagai macam dan jenis penyakit. Biasanya berupa penyakit yang berhubungan dengan pencernaan dan pernapasan. Ia susah mengontrol untuk tidak memegang barang. Namun ia juga susah mengontrol untuk tidak memasukan benda tersebut ke dalam mulutnya.

Beberapa penyakit yang di khawatirkan adalah penyakit pencernaan seperti diare, muntaber, dehidrasi, sampai tipus. Sedangkan penyakit yang menyerang sistem pernapasan adalah influenza, batuk, pilek, dan penyakit yang penularanya melalui udara bebas. 

Itulah kekurangan menggunakan empeng. Selamat mengontrol dan menjaga sang buah hati.

fbWhatsappTwitterLinkedIn