6 Efek Sunat pada Bayi Paling Berbahaya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sunat pada bayi laki-laki adalah salah satu prosedur untuk membuang kulit kulup yang menutupi kepala penis. Biasanya prosedur medis ini banyak dilakukan saat masa kanak-kanak. Namun beberapa orang tua membuat keputusan untuk melakukan sunat pada saat masih bayi. Proses ini sangat mungkin terjadi terutama pada bayi yang lahir sehat dan tidak memiliki kelainan apapun. Kemudian penyakit pada bayi seperti fimosis, saluran air kencing bayi tersumbat adanya infeksi pada kelenjar juga bisa membuat bayi disunat lebih baik. Asalkan bayi sehat, sudah berumur antara 7 sampai 14 hari, maka proses sunat tetap bisa dilakukan. Hanya saja memang ada efek sunat pada bayi paling berbahaya, seperti dibawah ini.

  1. Adanya pendarahan

Pendarahan memang resiko sunat yang bisa terjadi pada bayi maupun anak. Pendarahan bisa karena proses sunat yang tidak sempurna. Atau ketika bayi menderita kelainan pembekuan darah. Tanda bahaya dari pendarahan adalah  penyebab bayi rewel, ada darah memenuhi popok dan kondisi bayi yang terus menurun setelah sunat. Sebenarnya sunat saat bayi bisa mengurangi resiko pendarahan karena volume darah yang keluar lebih sedikit saat sunat. Jadi adanya masalah ini harus cepat mendapatkan perawatan dari dokter.

  1. Infeksi

Resiko yang lain setelah sunat adalah adanya infeksi yang berkembang setelah sunat. Infeksi bisa terjadi pada bagian kulit yang terpotong atau pada bekas jahitan. Tanda infeksi sering terlihat adanya cairan kekuningan yang keluar. Ini juga akan menjadi penyebab bayi demam tinggi. Infeksi yang tidak teratasi bisa menyebabkan bayi demam sangat tinggi sampai kejang atau step. Karena itu segera bayi ke dokter setelah menemukan tanda infeksi pada bayi.

  1. Ujung penis merah

Sunat juga bisa menyebabkan ujung penis pada bayi menjadi sangat merah. Kondisi ini bisa terjadi akibat komplikasi setelah sunat. Bisa saja bagian tersebut tidak mengering dengan baik sehingga muncul tanda merah. Anda harus waspada jika ternyata warna merah berkembang sangat cepat dalam waktu 3 sampai 5 hari. Kemudian kondisi ini bisa sangat berbahaya jika warna merah juga muncul sampai kaki dan perut. Kelainan ini bisa terjadi karena infeksi kulit pada bayi atau infeksi bagian lain terutama area yang disunat.

  1. Sangat rewel

Efek sunat juga bisa menjadi penyebab bayi menangis terus. Bayi yang masih sangat muda belum bisa berbicara dan mereka menangis untuk menunjukkan ada sesuatu yang terjadi pada tubuh mereka. Efek sunat yang mungkin dirasakan sangat menyakitkan untuk bayi bisa membuat bayi menjadi rewel. Kondisi ini jika tidak ditangani dengan baik maka bisa membuat bayi lebih buruk. Tanda ketika memburuk seperti bayi tidak mau minum ASI, bayi tidak mau mau minum susu formula, mual dan bayi akan muntah.

  1. Sulit kencing

Setelah sunat mungkin saja bayi Anda juga akan mengalami sulit kencing. Namun efek ini hanya terjadi ketika ada komplikasi setelah sunat. Anda harus memastikan bahwa bekas sunat dilakukan prosedur dengan tepat oleh dokter. Jika bayi tidak bisa kencing maka itu sangat berbahaya untuk tubuh bayi. Jadi segera bawa ke dokter jika selama beberapa jam popok bayi kering dan bayi menjadi sangat rewel.

  1. Adanya resiko peradangan pada ujung penis

Sunat juga bisa membuat  bayi Anda terkena resiko peradangan pada area pembukaan penis. Resiko ini biasanya memang sangat kecil namun bisa menyebabkan bahaya untuk bayi.  Resiko bisa terjadi karena prosedur sunat dan adanya kelainan pada penis bayi. Jika ini terjadi maka segera konsultasikan pada dokter anak Anda dan jangan sampai menjadi cedera pada penis anak.

Meskipun sunat bisa dilakukan pada bayi tapi juga ternyata ada efek sunat pada bayi paling berbahaya. Langkah yang paling tepat sebelum semua ini terjadi adalah mencegah efek sunat pada bayi. Jadi orang tua harus benar-benar menggunakan dokter profesional untuk sunat bayi, karena organ vital bayi Anda masih sangat rentan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn