Kondisi pup pada bayi bisa menjadi indikator atau tanda apakah bayi tersebut sedang sakit atau sehat. Terutama bagi bayi dibawah usia 10 bulan, mereka masih mengkonsumsi makanan dan minuman yang terbatas. Selain itu bagi bayi, masalah pencernaan terlihat sepele namun sebenarnya sangat penting.
Salah satunya jika si kecil ternyata mengalami pup bayi kuning berlendir. Mereka yang mengalami kondisi ini mungkin akan panik dan khawatir. Apakah bayi mengalami masalah atau kondisi buruk tertentu yang menyebabkan si kecil mengalami pup bayi kuning berlendir.
Penyebab pup bayi berlendir
Kondisi ini terjadi pada bayi dengan berbagai rentang usia. Ciri yang paling mudah dikenali adanya lendir dalam jumlah berlebih pada pup, ditambah bayi sedang tidak dalam fase tumbuh gigi atau mungkin kesalahan makan.
Disisi lain, bayi memiliki pup berwarna kuning kecoklatan, yang mana akan berubah jika asupan makanan ikut berubah. Lantas apa saja yang menyebabkan bayi mengalami pup berlendir?
Berikut penyebab pup bayi berlendir
1. Alergi Makanan
Alergi pada makanan khususnya yang diberikan pada bayi diatas usia 6 bulan. Mereka sudah memulai MPASI dan mencoba mengkonsumsi makanan diluar dari ASI atau susu formula saja. Sehingga organ tubuh khususnya lambung mengenali makanan yang masuk dan coba dikonsumsi oleh bayi.
Sedangkan pada fase tersebut ciri-ciri bayi alergi makanan memberikan reaksi atas makanan yang masuk kedalam tubuh. Jika sampai bayi mengalami pup bayi kuning berlendir karena adanya jenis makanan yang masuk ke perut.
Bisa jadi penyebabnya karena macam-macam alergi yang muncul pada jenis makanan tersebut. Tidak perlu khawatir, kunjungi dokter untuk tes alergi dan menangani gejala pada alergi tersebut.
2. Tumbuh Gigi
Jarang diprediksi oleh ibu terutama yang baru memiliki anak. Tanda bayi tumbuh gigi dapat memberikan efek pada pup bayi menjadi berlendir dan berwarna sedikit kuning.
Ketika mengalami pertumbuhan gigi, air liur akan meningkat dan nantinya rentan tertelan oleh si kecil. Air liur yang berlebih pada bayi dan anak ternyata bisa memicu masalah di saluran pencernaan.
Efeknya akan timbul pada pup bayi, sehingga lebih mudah berlendir. Untuk warna bisa jadi dari obat ataupun kondisi tumbuh gigi yang intens pada si kecil.
Sehingga warna perubahan pada pup terpengaruh dari jenis makanan yang bisa ditelan dan juga tipe makanan selama tumbuh gigi. Mengingat pertumbuhan gigi jelas menimbulkan kondisi kurang nyaman bagi si kecil.
3. Cystic fibrosis
Kondisi ini terjadi akibat kelainan bawaan yang membuat tubuh memproduksi lendir yang berlebih. Selain itu kondisi ini juga mempengaruhi saluran cerna secara intens, sehingga peningkatan produksi lendir akan melebar dan terbuang ke feses.
Kondisi ini terjadi jika tinja mulai berbau, berlendir, kental, bahkan seperti minyak dan juga berwarna kuning. Solusi lain tentu saja bertemu dokter spesialis anak untuk memastikan kondisi tersebut.
4. Intususepsi
Kondisi intususepsi merupakan kondisi serius yang berbahaya bagi tubuh bayi. Kondisi ini terjadi jika bayi mengalami gesekan pada bagian usus sehingga menimbulkan efek dahsyat pada pencernaan dan proses di bagian perut bayi.
Mulai dari sakit perut, muntah hingga ujungnya memberikan efek seperti pup bayi kuning berlendir. Bahkan tinja mengeluarkan bercak darah jika tidak ditangani sesegera mungkin.
5. Konsumsi ASI hindmik
Hindmilk adalah salah satu jenis ASI yang keluar pada satu sesi menyusui. Konsumsi ASI bagian hindmilk yang cukup, sehingga feses berwarna kuning.
Namun jika kandungan lendir berlebih bisa datang dari ASI yang masuk kedalam pencernaan si kecil. Ibu-pun turut memperhatikan kondisi dan juga kualitas makanan agar dapat terolah menjadi ASI yang berkualitas.
Cara Mengatasi Pup Bayi Kuning Berlendir
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi pup bayi kuning berlendir yang bisa diaplikasikan tanpa perlu menunggu:
1. Menerapkan Pola Makan Sehat
Jika sudah terjadi kondisi seperti diatas lalu apa yang harus dilakukan oleh orang tua. Cara pertama yaitu mengubah pola makan yang biasa dilakukan. Kenali kandungan makanan yang selama ini diberikan.
Apakah ada jenis makanan yang dilarang setelah melahirkan yang dirasa memicu pencernaan menjadi lebih buruk ? tipe makanan memberikan alergi atau reaksi pada tubuh dan akhirnya berimbas pada pup bayi. Merubah pola makan bisa dikonsultasikan dengan dokter gizi pasca berobat.
2. Bertemu Dokter Anak
Indikasi bayi mengalami penyakit dan kondisi tertentu bukan hanya dari fisiknya saja. Namun dilihat dari pup yang dihasilkan, karena si kecil seringkali mengeluarkan makanan dan mengolah makanan yang masuk.
Belum lagi kondisi si kecil sangat sensitif terutama bagian pencernaan, sehingga tidak heran cara mengobatinya dengan membawa ke dokter anak agar mendapatkan penanganan yang tepat. Apalagi jika lendir mengandung bercak seperti darah
Selain cara diatas, jangan mencoba alternatif atau cara bahaya lain. Misalnya bayi diberikan obat herbal, makanan sembarang yang tidak bisa dicerna oleh anak-anak dan bayi.
Serta cara non medis lain yang terkadang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Justru akan berbahaya dan menimbulkan keparahan bagi bayi yang sakit.
3. Jaga Cairan Tubuh
Menjaga cairan tubuhnya agar tidak dehidrasi atau bermasalah. Cairan tubuh bisa datang dari ASI dan juga rekomendasi susu formula untuk bayi kuning dibawah usia 12 bulan.
Jika sudah diatas 12 bulan maka bayi sudah bisa mengkonsumsi air putih dan hindari minuman berasa atau mengandung gula tinggi. Untuk bayi berusia 8-12 bulan, oleh diberikan air putih dengan syarat untuk menjaga cairan tubuh saja.
Konsumsi kurang lebih 220 ml per hari dan tidak boleh lebih dari itu. Imbangi dengan susu untuk memastikan si kecil tetap terhidrasi. Dengan begitu diharapkan dapat mengobati kondisi dan tekstur pup bayi terutama saat kondisi berlendir.
4. Konsumsi Obat-Obatan
Perawatan yang Bunda dapatkan untuk pup BAB bayi berlendir yakni dengan mengonsumsi suplemen atau obat dari rekomendasi dokter. Beberapa kondisi membutuhkan obat dan yang lainnya bersifat sembuh sendiri.
Misalnya, dengan keracunan makanan ringan, maka Bunda mungkin hanya perlu minum lebih banyak cairan. Disisi lain, Bunda juga bisa memerlukan antibiotik untuk mengatasi infeksi pada saluran pencernaan.