Saat hamil, titik keseimbangan tubuh cenderung terganggu oleh beban tubuh yang bertambah sehingga ibu hamil sering mudah terjatuh. Oleh karena perbesaran perut yang terjadi, ibu hamil menjadi sulit untuk berdiri tegak dan cenderung bersikap lordosis (posisi tubuh cenderung melengkung ke depan).
Berikut beberapa hal yang menyebabkan ibu hamil mudah terjatuh yaitu :
- Titik pusat gravitasi pada tubuh selama kehamilan mengalami pergeseran sehingga ibu hamil kesulitan untuk menyeimbangkan tubuh.
- Salah satu ketidaknyaman ibu selama masa kehamilan adalah terjadinya pembengkakan terutama di bagian kaki. Hal ini sering dirasakan oleh ibu yang memasuki trimester ketiga kehamilan. Akibat dari kaki bengkak saat hamil tersebut, ibu jadi kesulitan berjalan.
- Ibu hamil gampang terjatuh akibat berat tubuh yang seiring kehamilan mengalami kenaikan, terutama di bagian perut dan pinggul. Ini membuat ibu kesulitan saat berdiri.
- Mual, muntah, pusing, merupakan gejala yang sering dialami oleh ibu di masa awal kehamilan. Kondisi ini sering disebut morning sickness, yang menyebabkan ibu sulit berkonsentrasi sehingga tidak bisa fokus bahkan saat berjalan. Pada tingkat yang parah, emesis (mual muntah yang normal pada awal kehamilan) bisa meningkat menjadi hyperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu sampai pingsan.
- Kecelakaan yang tidak disengaja (misal bertabrakan dengan orang lain).
Posisi Terjatuh
Terjatuh saat hamil tentu berbahaya baik bagi ibu maupun bagi janin. Posisi saat terjatuh tentu sangat mempengaruhi tingkat keseriusan bahaya yang ibu maupun janin dapat. Dalam beberapa kasus, selama posisi ibu yang terjatuh tidak langsung berbenturan dengan bagian perut, ada kemungkinan bahwa bayi tidak mendapat pengaruh yang serius.Tingkat keseriusan bahaya bergantung pada bagaimana posisi jatuh tersebut, seperti :
- Posisi telentang
Dalam posisi seperti ini, perut ibu tidak langsung berbenturan dengan lantai atau apapun dibawahnya sehingga, bisa dikatakan tidak begitu berbahaya. Namun tidak ada salahnya untuk langsung memeriksakan kehamilan pada petugsa kesehatan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kontraksi, syok, dan stres.
- Posisi tengkurap
Posisi ini membuat ibu langsung berbenturan dengan permukaan di bawahnya. Jika benturan tidak begitu keras, ada kemungkinan bayi tidak mendapatkan dampak yang besar. Tapi dalam beberapa kasus parah bisa menyebabkan terlepasnya plasenta dari dinding rahim (solusio plasenta) yang menyebabkan perdarahan pada ibu, bahkan sampai terminasi (pengakhiran) kehamilan.
- Posisi terduduk
Jatuh dalam posisi ini membuat seluruh beban tubuh tertumpu pada tulang belakang. Dalam kondisi hamil tua (trimester ketiga) berisiko menyebabkan ketuban pecah dini (KPD) yang memicu terjadinya kelahiran prematur.
Kondisi Lainnya Saat Ibu Hamil Terjatuh
Dalam beberapa kasus, ibu hamil yang terjatuh tidak mesti menyebabkan bahaya pada janin. Artinya, risiko bahaya bagi tiap ibu berbeda-beda tergantung dari kuat tidaknya benturan dan kondisi rahim. Itulah mengapa jika akan terjatuh, refleks ibu untuk menahan tubuh dengan kedua tangan sangat diperlukan agar tidak berdampak buruk pada kandungannya.
Beberapa kondisi yang nenyebabkan kondisi ibu hamil yang terjatuh semakin berbahaya :
- Kuat Tidaknya Benturan
Di dalam rahim, bayi dilindungi oleh empat lapisan yakni air ketuban, dinding rahim, lapisan lemak, dan otot perut. Keempat lapisan ini merupakan dinding pertahanan yang kuat untuk melindungi bayi. Jika terjadi hanya berupa benturan kecil, lapisan pelindung ini masih sanggup untuk mempertahankan kondisi janin. Lain ceritanya jika ibu hamil dengan kondisi risiko tinggi atau dengan penyulit kehamilan. Atau jika ibu terjatuh dan berbenturan sangat keras. Ibu harus mengusahakan untuk tidak panik, tetap tenang namun segera menghubungi petugas kesehatan.
- Usia Kehamilan
Terjatuh pada trimester awal mungkin jarang terjadi karena pada masa-masa ini berat tubuh ibu tidak jauh berbeda dibandingkan dengan kondisi sebelum hamil. Namun, bukan berarti jika terjatuh maka itu adalah hal sepele. Meskipun masih ada faktor lainnya yang turut mempengaruhi seperti penyakit atau kondisi rahim. Sedangkan pada trimester ketiga, ibu mudah terjatuh diakibatkan ukuran tubuh yang lebih berat dari sebelumnya
- Usia Ibu
Usia reproduksi yang baik untuk wanita hamil adalah pada umur 20-35 tahun. Kurang atau lebih dari itu, biasanya banyak terdapat risiko dan penyulit yang akan mempengaruhi kondisi kehamilan. (baca juga : bahaya hamil di usia muda dan resiko hamil diatas usia 35 tahun)
- Kondisi tempat terjatuh
Keras atau tidaknya kondisi tempat saat ibu terjatuh juga turut mempengaruhi keadaan janin. Ini berakibat pada besarnya benturan yang terjadi.
Bahaya
Tidak ada seorang pun yang ingin terjatuh, apalagi ibu hamil. Namun, kejadian itu tidak bisa begitu saja dihindari karena refleks tubuh saat hamil cenderung sulit untuk dikontrol. Jika memang sudah terlanjur terjadi, berikut perubahan kondisi tubuh yang harus diwaspadai oleh ibu hamil dan harus segera menghubungi petugas kesehatan untuk dilakukan penanganan segera.
- Perdarahan
Sekalipun munculnya flek bercak darah pada masa awal kehamilan adalah wajar, jika ini terjadi setelah ibu terjatuh maka harus segera memeriksakan diri ke dokter kandungan atau bidan. Jangan menunggu atau memilih beristirahat di rumah. Penanganan segera akan menentukan kondisi Ibu dan Janin.
- Kondisi ketuban
Sekilas, air ketuban memang tidak jauh berbeda dengan air kencing. Oleh karena itu ibu harus bisa mengenali perbedaannya di mana air ketuban memiliki bau yang khas dan sedikit amis. Jika setelah terjatuh ada keluar air ketuban, jangan menunda untuk segera menghubungi petugas kesehatan. Ketuban pecah dini (KPD) bisa menyebabkan infeksi dan kelahiran prematur.
- Pergerakan janin
Dalam keadaan normal, janin bergerak sebanyak 10 kali dalam 12 jam. Jika 2 jam setelah terjatuh tidak ada gerakan janin, maka ibu harus segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan. (Baca juga : janin yang meninggal dalam kandungan)
- Kontraksi
Jika setelah terjatuh terjadi kontraksi, ibu harus segera dibawa ke dokter kandungan atau bidan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Terjatuh saat hamil memang tidak selalu memberikan dampak yang buruk. Akan tetapi, demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ada baiknya ibu hamil harus selalu berhati-hati ketika melakukan aktivitas apapun. Gunakan pakaian yang nyaman dan alas kaki yang aman serta tidak mengganggu kestabilan tubuh. Selain itu, menjaga kondisi tubuh agar selalu sehat dan bugar dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi juga wajib dilakukan ibu hamil.
Yang paling penting, apabila ibu terjatuh, maka segeralah menghubungi petugas kesehatan (baik dokter kandungan maupun bidan) untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.