Janin yang Meninggal Dalam Kandungan – Penyebab, Tanda, dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kondisi janin yang meninggal dalam kandungan tentu tidak diinginkan oleh ibu hamil. Ibu hamil tentu menginginkan anin di dalam kandungannya sehat sampai saatnya dilahirkan di dunia ini. Sayangnya tidak semua ibu hamil bisa menjalani kehamilannya dengan mulus, ada ibu hamil yang mengalami berbagai masalah kehamilan bahkan ada ibu hamil yang janinnya meninggal saat masinh kandungan. Ibu hamil harus tahu apa saja gangguan kehamilan yang bisa menyebabkan janin meninggal di dalam kandungan.

Janin yang ada di dalam kandungan tidak akan bisa meninggal begitu saja, tentu ada sebab atau perihal yang bisa menyebabkan janin yang ada di dalam kandungan ibu hamil menjadi meninggal. Penyebab janin meninggal itulah yang sering tidak diketahui oleh ibu hamil. Pertolongan menjadi terlambat dilakukan jika ibu hamil tidak tahu jika janin yang ada di dalam kandungannya telah meninggal. Ibu yang sedang hamil sebaiknya mengetahui penyebab apa saja yang bisa membuat janin di dalam kandungan meninggal dan mengetahui tanda bahaya jika janin yang ada di dalam kandungannya sedang dalam bahaya. Tanda bahaya itu bisa memudahkan bagi tenaga medis untuk menolong janin yang ada di dalam kandungan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Penyebab

Salah satu hal yang harus diketahui oleh ibu hamil adalah hal-hal yang bisa menyebabkan janin yang ada di dalam kandungan menjadi meninggal. Berikut ini adalah penyebab janin meninggal di dalam kandungan yang harus diketahui :

1. Masalah Genetik Janin

Masalah genetik pada janin merupakan penyebab pertama mengapa janin bisa meninggal di dalam kandungan. Banyak ibu hamil yang tidak menyadari bahwa janin mengalami kelainan genetik sehingga membahayakan kondisi janin itu sendiri. Jika tidak meninggal di dalam kandungan kelainan genetik menjadi penyebab janin cacat sejak dalam kandungan. Selain kelainan genetik yang bisa menyebabkan janin meninggal di dalam kandungan adalah kelainan kromosom pada janin. Kelainan kromosom selain menyebabkan janin meninggal di dalam kandungan juga bisa menyebabkan janin akan terkena down syndrome setelah dilahirkan.

2. Bentuk Rahim Tidak Normal

Kebanyakan wanita memiliki bentuk rahim yang normal. Rahim yang normal bentuknya seperti buah alpukat dan pipih. Bentuk rahim yang tidak normal bisa menyebabkan wanita menjadi sulit hamil dan berbagai macam gangguan kehamilan. Gangguan kehamilan yang didapatkan oleh wanita dengan bentuk rahim tidak normal juga bisa menyebabkan janin meninggal di dalam kandungan.

3. Hamil Di Usia Tua

Saat wanita berumur di atas usia 40 tahun sebenarnya dirinya sudah tidak ideal lagi untuk hamil dan melahirkan. Melahirkan normal sudah sangat sulit dilakukan mengingat kepayahan yang harus dijalani. Resiko hamil diatas usia 35 tahun di usia tua juga bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi kehamilan dan juga menyebabkan janin menjadi meninggal di dalam rahim.

4. Obesitas

Wanita dengan banyaknya timbunan lemak di dalam tubuhnya bisa memicu berbagai macam penyakit. bahaya obesitas bagi ibu hamil, bisa terkena komplikasi kehamilan misalnya saja hipertensi dalam kehamilan, kelainan jantung dan juga bisa membuat janin meninggal di dalam kandungan.

5. Pola Hidup yang Tidak Sehat

Wanita yang selama hamil atau sebelum hamil memiliki pola hidup yang tidak sehat bisa membuat janin yang ada di dalam kandungannya meninggal. Pola hidup tidak sehat itu diantaranya adalah bahaya merokok saat hamil dan bahaya alkohol saat hamil bagi yang suka meminum minuman keras.

6. Sembarangan Mengkonsumsi Obat

Saat hamil dilarang keras untuk mengkonsumsi obat tanpa resep dokter. Ibu yang sedang hamil dilarang mengkonsumsi obat yang dijual bebas di toko atau di warung. Obat tanpa resep dokter akan memiliki komposisi bahan yang membahayakan bagi janin yang ada di dalam kandungan. Saat ibu merasakan pusing, sakit gigi atau penyakit lainnya sebaiknya ibu hamil berkonsultasi dengan bidan atau dokter kandungan agar diberikan obat yang sesuai dan tidak membahayakan janin.

7. Konsumsi Narkoba / Obat Terlarang

Tidak dipungkiri lagi bahwa narkoba dan obat terlarang memiliki dampak buruk bagi kesehatan ibu dan juga janin yang ada di dalam kandungan. Bahaya narkoba bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi kehamilan sehingga janin bisa meninggal di dalam kandungan.

8. Riwayat Kehamilan

Ibu yang pernah mengalami janin meninggal di dalam kandungan memiliki resiko untuk mengalami hal yang sama di kehamilan berikutnya.

9. Diabetes

Diabetes bisa membuat janin meninggal di dalam kandungan, gula darah yang tidak terkontrol juga bisa menyebabkan komplikasi kehamilan.

10. Infeksi

Infeksi yang bisa menyebabkan bayi meninggal di dalam kandungan adalah sebagai berikut ini :

  • Toksoplasmosis – Infeksi ini merupakan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Bakteri tokso bisa membuat janin yang ada di dalam kandungan menjadi meninggal.
  • IMS – Infeksi menular seksual atau IMS bisa membuat janin di dalam kandungan menjadi meninggal. Ada baiknya sebelum hamil pihak istri memeriksakan diri terlebih dahulu apakah ada infeksi menular seksual di dalam dirinya. Infeksi menular seksual yang bisa menyebabkan janin meninggal di dalam kandungan adalah vaginosis, klamidia dan juga gonore.

11. Pre Eklamsia

Pre eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang tidak boleh disepelekan. Ibu hamil yang memiliki darah tinggi sangat rentan untuk terkena pre eklamsia.

12. Pendarahan yang Berlebihan

Ibu hamil yang selama hamilnya mengalami pendarahan yang berlebihan bisa membuat janin yang ada di dalam kandungannya meninggal. Namun kondisi ini berbeda dengan flek bercak darah saat hamil muda yang sering terjadi.

13. Kelainan Plasenta

Salah satu penyebab ibu yang sedang hamil memiliki janin yang meninggal di dalam kandungan adalah ibu hamil tersebut memiliki kelainan plasenta. Salah satu kelainan plasenta yang bisa membuat janin meninggal adalah plasenta previa. Plasenta previa merupakan kelainan dimana plasenta menutupi jalan lahir. Plasenta terlepas dari implantasinya juga bisa menyebabkan kematian janin. Alasannya adalah kelainan plasenta bisa membuat ibu mengalami pendarahan hebat sehingga menyebabkan hb ibu dan janin menjadi menurun. Jika sudah begitu kematian janin bahkan kematian ibu pun bisa terjadi.

14. Cairan Berlebihan Pada Janin

Cairan berlebihan pada janin disebut dengan hidrops fetalis. Cairan itu ada di dalam rongga dada bayi sehingga saluran nafas bayi menjadi terhambat. Hal itulah yang bisa menyebabkan kematian pada janin. Cairan yang berlebihan itu juga bisa menyebabkan kerja jantung menjadi terhambat dan jantung bekerja berat. Tubuh bayi pun menjadi bengkak karena terdapat penumpukan cairan di dalam tubuhnya.

15. Darah yang Tidak Cocok

Golongan darah yang tidak cocok antara janin dan juga golongan darah ibu bisa menyebabkan kematian janin. Ketidakcocokan tersebut misalnya saja adalah golongan darah ibu O sedangkan darah anak adalah A atau B. Golongan darah yang tidak cocok tersebut akan menyebabkan zat antibody yang justru merusak organ janin. Akibatnya janin bisa meninggal di dalam kandungan.

16. Gerakan Janin Hiperaktif

Banyak ibu hamil yang terpaksa kehilangan janin di dalam kandungannya dikarenakan janin yang hiperaktif. Pada perkembangan janin, kondisi janin memang bisa bergerak namun janin yang terus bergerak bisa menyebabkan tali pusat terlilit. Jika tali pusat terlilit asupan makanan dan juga oksigen tidak bisa sampai ke janin. Akibatnya janin di dalam kandungan akan kekurangan oksigen. Tidak hanya itu saja janin yang aktif bergerak juga bisa membuat tali simpul pada tali pusat sehingga janin akan sulit untuk bergerak.

17. Kehabisan Air Ketuban

Kondisi gawat janin bisa ditandai dengan habisnya air ketuban di dalam rahim. Saat melakukan USG dokter atau bidan akan mengecek kondisi air ketuban. Jika air ketuban sedikit atau bahkan habis, janin harus segera dikeluarkan sebab bisa menimbulkan kematian pada janin. Air ketuban yang habis bisa membuat janin lemas di dalam kandungan. Janin yang ada di dalam rahim dengan ketuban habis awalnya detak jantung janin akan terasa cepat kemudian menurun dan dibawah angka rata-rata.

18. Lebih Dari HPL

HPL atau hari perkiraan persalinan sangat membantu pihak medis untuk mengetahui kondisi janin di dalam rahim. Bayi harus dilahirkan maksimal dua minggu dari HPL, jika lebih dari itu janin bisa meninggal di dalam kandungan. Alasan medisnya adalah lebih dari dua minggu kondisi plasenta akan menua sehingga fungsinya akan berkurang. Plasenta yang tua bisa ditandai dengan adanya lubang-lubang kecil di dalamnya, hal itu bisa diketahui lewat manfaat USG kehamilan.

Plasenta yang menua juga bisa menyebabkan air ketuban menjadi hijau dan juga sangat kental. Hal itu akan sangat membahayakan janin di dalam kandungan sebab jika sampai masuk ke dalam paru-paru janin bisa membuat janin meninggal di dalam kandungan karena keracunan cairan ketuban.

19. Demam

Janin tidak bisa bertahan dengan suhu panas yang tinggi. Oleh sebab itulah jika saat hamil ibu mengalami demam tinggi ada baiknya ibu segera memeriksakan dirinya sendiri dan juga kandungannya.

20. Kelainan Jantung

Saat hamil, bidan atau dokter akan mendengarkan detak jantung bayi menggunakan USG atau Doppler. Kelainan jantung pada bayi bisa dideteksi menggunakan alat tersebut. Salah satu tanda adanya kelainan pada jantung bisa didengarkan dari iramanya. Irama jantung panjang pendek panjang pendek merupakan tanda bahwa jantung bayi tidak normal. Tidak hanya itu saja, jumlah detak jantung bayi per menit terlalu rendah atau terlalu tinggi bisa menandakan adanya kelainan pada jantung. Jumlah detak jantung bayi yang normal adalah 140-160 per menit. Kelainan jantung bisa membuat janin meninggal di dalam kandungan.

21. Pertumbuhan Bayi yang Terhambat

Saat di dalam rahim, kondisi rahim mempengaruhi pertumbuhan janin di dalam kandungan. Banyak yang bisa menyebabkan pertumbuhan janin terganggu, contohnya saja kista ovarium, kista rahim, miom dan masih banyak lagi lainnya. Jika pertumbuhan janin terhambat janin bisa meninggal di dalam kandungan.

Penanganan

Cara mengatasi janin yang meninggal di dalam kandungan tergantung dengan umur janin tersebut. Berikut ini berbagai cara mengatasi janin yang meninggal di dalam kandungan :

  • Kuret Atau Vakum – Tindakan kuret atau vakum bisa dilakukan jika janin yang ada di dalam kandungan berusia 12 minggu atau kurang dari 12 minggu.
  • Obat Pelunak Jaringan – Jika usia kehamilan di atas 12 minggu dokter akan memberikan obat pelunak jaringan sehingga janin menjadi lunak dan bisa keluar dengan sendirinya. Obat pelunak jaringan itu juga bisa membuka jalan lahir bayi sehingga janin bisa mudah keluar. Dokter akan memeriksa rahim apakah sudah bersih atau belum. Jika belum bersih dari sisa jaringan maka dokter akan melakukan tindakan kuret.
  • Melahirkan Secara Normal – Jika janin meninggal di dalam kandungan dan berusia lebih dari 20 minggu dokter akan menginduksi ibu untuk bisa melahirkan secara normal. Melahirkan secara normal bisa dilakukan jika letak janin sudah berada di atas rongga panggul.
  • Caesar – Langkah terakhir untuk mengatasi janin yang meninggal di dalam kandungan adalah dengan operasi caesar. Hal itu dilakukan jika posisi janin tidak mapan atau tidak berada di atas rongga panggul. Jika posisi sungsang atau oblig mengeluarkan janin harus menggunakan bedah caesar.

Tanda-tanda

Janin yang meninggal di dalam kandungan bisa diketahui oleh ibu hamil. Berikut ini adalah tanda janin meninggal di dalam kandungan :

  • Janin Tidak Bergerak – Ibu hamil harus peka dengan gerakan janin yang ada di dalam rahim. Jika janin yang ada di dalam kandungan tidak bergerak sama sekali selama 8 sampai dengan 12 jam segera bawa ke rumahsakit untuk memeriksakan kandungannya.
  • Detak Jantung Menghilang – Jika diperiksa detak jantung janin tidak ada atau menghilang bisa dipastikan bahwa kondisi janin meninggal di dalam kandungan. Jika janin tidak bergerak di dalam kandungan hal pertama yang dilakukan oleh pihak medis adalah memeriksa detak jantung janin.
  • Pendarahan Hebat – Ibu hamil yang mengalami pendarahan hebat bisa menjadi suatu pertanda jika janin meninggal di dalam kandungan.
  • Kram Atau Sakit Perut – Ibu yang saat hamil merasakan kram atau sakit perut yang semakin parah dari waktu ke waktu bisa jadi kehamilannya bermasalah. Oleh sebab itu saat kram atau sakit perut hebat ibu hamil harus segera memeriksakan kondisi kandungannya.

Bahaya

Janin yang meninggal di dalam kandungan dan tidak segera di atasi sangat berbahaya bagi nyawa ibu. Jika ibu membiarkan janinnya terus berada di dalam rahim, ibu bisa mengalami hal-hal berikut :

  • Pendarahan – Hal ini terjadi karena zat pembekuan darah bernama fibrinogen menurun sehingga darah tidak bisa dibekukan.
  • Kematian – Pendarahan hebat secara terus menerus bahkan saat persalinan berlangsung bisa membuat hb darah ibu rendah. Jika hb darah ibu rendah akan menyebabkan anemia akut. Pendarahan juga membuat ibu kehilangan banyak darah.
fbWhatsappTwitterLinkedIn