Operasi Usus Buntu Saat Hamil : Resiko dan Perawatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Mengalami ciri ciri usus buntu pada ibu hamil memang hal yang sangat menakutkan. Namun semua ibu hamil harus waspada dengan masalah usus buntu. Usus buntu saat hamil bisa terjadi saat awal kehamilan sampai akhir kehamilan. Penyebab usus buntu saat hamil memang sangat beragam, mulai dari infeksi karena bakteri yang menyerang usus buntu, faktor makanan, kelelahan dan juga kebiasaan yang kurang sehat. Tapi apakah operasi usus buntu saat hamil itu aman? Berikut ini akan kami jabarkan mengenai operasi usus buntu saat hamil termasuk resiko dan perawatan yang dibutuhkan untuk ibu.

Resiko

  1. Memicu kontraksi dini

Memang ada beberapa pengaruh usus buntu terhadap kehamilan, sehingga lebih baik untuk mengangkat usus buntu dengan cara operasi. Ada dua macam jenis operasi yang bisa dilakukan yaitu dengan bedah dan laparoskopi. Laparoskopi akan meninggalkan luka yang lebih kecil karena bentuknya hanya lubang saja. Namun metode ini bisa dilakukan saat usus buntu terjadi pada trimester pertama dan kedua. Sementara metode bedah harus dilakukan saat kehamilan trimester ketiga karena ukuran rahim yang besar sulit untuk melakukan laparoskopi. Kedua metode operasi ini bisa menyebabkan kontraksi dini sehingga ibu harus waspada dengan adanya ciri ciri kontraksi akan melahirkan.

  1. Persalinan prematur

Berbagai resiko kelahiran prematur tetap ada setelah ibu menjalani operasi usus buntu. Ini bisa disebabkan karena prosedur operasi itu sendiri, tekanan atau stres pada ibu hamil dan obat yang digunakan saat operasi, obat anestesi dan obat setelah operasi. Karena itu tindakan operasi usus buntu paling aman dilakukan saat trimester kedua dimana organ dan tubuh janin sudah terbentuk sempurna. Namun jika kondisi sangat darurat maka operasi bisa dilakukan kapan saja sejak usus buntu sudah terdiagnosis.

  1. Resiko operasi Caesar

Tindakan operasi caesar bisa dipertimbangkan jika kondisi ibu saat persalinan tidak memungkinkan karena pengaruh operasi caesar. Luka bekas operasi usus buntu memang jarang terbuka lagi saat persalinan normal atau caesar. Tapi jika bekas operasi usus buntu tidak pulih atau belum sepenuhnya pulih sampai melahirkan maka operasi caesar harus dipilih.

  1. Kematian janin

Resiko kematian janin baik saat operasi usus buntu atau setelah operasi usus buntu memang masih tetap bisa terjadi. Menurut studi kasus kondisi ini memang langka dan memiliki angka yang lebih kecil, meskipun tetap bisa terjadi. Pemicunya adalah ketika operasi dilakukan saat kehamilan masih tahap awal atau ketika perkembangan janin belum sempurna. Penyebab lain adalah kondisi ibu dan janin yang tiba-tiba menurun selama prosedur medis untuk usus buntu.

Perawatan

  1. Istirahat

Setelah melakukan operasi usus buntu maka penting bagi ibu supaya bisa beristirahat dengan baik. Ibu bisa menerima perawatan di rumah sakit sampai dinyatakan pulih dan bisa melakukan perawatan lanjutan di rumah. Istirahat sangat penting untuk membantu pemulihan, meminimalkan gerakan setelah operasi, dan mencegah adanya komplikasi setelah perawatan operasi usus buntu.

  1. Jangan angkat beban

Ibu sebaiknya juga tidak melakukan angkat beban setelah operasi usus buntu. Ini sangat penting untuk membantu agar luka operasi cepat sembut dan tidak membuka kembali. Bahkan ini sangat penting untuk mencegah persalinan prematur. Angkat beban juga termasuk larangan ibu hamil yang harus dipatuhi demi menjaga kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.

  1. Pemeriksaan kehamilan

Setelah melakukan operasi caesar maka ibu harus berkomunikasi dengan baik dengan tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan yang merawat ibu. Pemeriksaan kehamilan termasuk untuk kondisi ibu dan janin harus dipantau. Jika ada tanda komplikasi maka harus segera dirawat sehingga tidak terkena bahaya. Bahkan ibu harus melakukan pemeriksaan lebih rutin untuk memastikan bahwa ibu dan bayi tetap sehat setelah operasi.

  1. Konsumsi makanan bernutrisi.

Setelah operasi maka ibu harus mengkonsumsi makanan yang bernutrisi. Ini sangat penting untuk membantu pemulihan bekas luka operasi. Berbagai jenis makanan yang mengandung protein tinggi sangat penting untuk membuat luka lebih cepat sembuh. Makanan yang mengandung protein juga bisa meningkatkan pertumbuhan janin agar lebih baik sehingga tidak terkena gangguan selama dan setelah operasi usus buntu.

  1. Perawatan luka yang tepat

Perawatan luka setelah operasi usus buntu sangat penting untuk ibu hamil. Sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menyentuh luka operasi karena kontaminasi dengan bakteri dan virus akan menyebabkan infeksi yang berbahaya. Ibu harus mencuci tangan sebelum kontak dengan luka operasi. Ibu juga sebaiknya tidak mandi sampai jahitan operasi benar-benar sembuh atau sudah diperbolehkan mandi oleh dokter.

  1. Kenakan pakaian yang nyaman

Setelah operasi maka jangan menggunakan pakaian yang ketat dan terlalu sempit pada area operasi. Gunakan pakaian yang nyaman agar luka tidak mendapatkan tekanan dari pakaian. Ini hal yang sangat penting karena tekanan bisa menyebabkan infeksi, luka yang kembali robek dan pemulihan luka yang lebih lama.

  1. Berhati-hati dengan obat

Selama menjalani perawatan di rumah setelah operasi usus buntu maka dokter biasanya akan memberikan obat untuk mempercepat pemulihan. Ibu hamil harus berhati-hati dengan semua jenis obat meskipun itu obat yang aman untuk ibu dan janin. Beberapa obat seperti penghilang rasa sakit, obat antibiotik dan vitamin bisa menyebabkan resiko mendadak. Jadi waspada dengan semua tanda efek obat pada ibu dan janin.

Itulah semua keterangan tentang operasi usus buntu saat hamil termasuk juga resiko dan perawatan untuk ibu. Usus buntu memang mimpi yang mengerikan tapi keselamatan ibu tetap menjadi prioritas utama sehingga prosedur operasi harus dilakukan meskipun ibu sedang hamil. Ibu juga diharapkan untuk tetap menjaga komunikasi dengan dokter sehingga bisa mengenali resiko dan efeknya setelah operasi usus buntu.

fbWhatsappTwitterLinkedIn