Efek Samping Bayi Keracunan Air Ketuban Yang Berbahaya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Menjaga kondisi kehamilan menjadi salah satu bentuk tanggung jawab yang perlu diperhatikan oleh setiap ibu hamil demi memastikan agar perkembangan janin di dalam kandungan dan kesehatannya selalu memiliki kondisi yang normal sebagaimana mestinya. Normalnya perkembangan janin di dalam kandungan tersebut tentu akan menentukan bagaimana kondisi janin atau bayi saat terlahir nantinya. Selain berkaitan dengan perkembangan janin, ibu juga perlu menjaga kondisinya untuk jauh dari gangguan kehamilan.

Untuk memiliki kondisi kehamilan yang sehat dan normal tentu ibu perlu memperhatikan berbagai keadaan yang dapat mengancam dan menjadikan bayi mengalami gangguan tertentu yang salah satunya adalah kondisi dimana bayi keracunan air ketuban. Air ketuban merupakan salah satu komponen tubuh penting yang berfungsi untuk menjaga bayi selama proses kehamilan. Air ketuban secara definisi merupakan cairan yang diproduksi oleh tubuh selama proses kehamilan untuk menopang dan melindungi janin berkembang di dalam rahim.

Selama proses kehamilan, ada kondisi resiko bermasalah ketika air ketuban tertelah oleh bayi dan menjadikannya meracuni kondisi bayi. Keracunan air ketuban tersebut dapat terjadi ketika bayi berada di dalam kandungan maupun sesat ketika bayi akan lahir ketika ketuban sudah pecah namun bayi yang sudah memasuki proses persalinan tersebut tidak langsung terlahir. Berikut beberapa efek samping bayi keracunan air ketuban yang perlu diperhatikan dengan baik oleh setiap ibu hamil dalam penjelasan di bawah ini.

Keracunan Ketuban Yang Sebenarnya

Istilah keracunan ketuban seringkali salah diartikan menjadi air ketuban memiliki zat beracun dan secara tidak sengaja terminum oleh bayi sehingga menyebabkannya keracunan. Penjelasan keracunan ketuban tersebut sebenarnya tidak demikian karena kondisi yang dimaksud keracunan ketuban secara medis diistilahkan sebagai sindrom aspirasi mekonium. Sindrom aspirasi mekonium sendiri adalah kondisi dimana air ketuban bercampur dengan kencing dan kotoranterserap oleh bayi. Jadi sebenarnya bayi selama di dalam kandungan memang akan meminum air ketuban untuk nutrisinya.

Efek Samping Bayi Keracunan Air Ketuban

Seperti dalam penjelasan diatas, kondisi keracunan air ketuban merupakan istilah yang sebenarnya terjadi ketika bayi yang secara normal memang meminum air ketuban untuk menyerap nutrisinya menyerap juga kotoran dan air kemihnya yang bercampur dengan air ketuban tersebut. Kondisi penyerapan kotoran dan air kemih ini dapat menyebabkan beberapa efek samping diantaranya seperti :

  1. Aliran oksigen dan nutrisi pada janin menjadi terhambat

Efek pertama yang terjadi ketika bayi mengalami sindrom aspirasi mekonium atau yang seringkali salah diartikan menjadi keracunan ketuban adalah dapat menyebabkan aliran oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi menjadi terhambat. Hambatan tersebut akan memicu terjadinya efek efek lain yang jika tidak diketahui dan segera diatasi dapat memberikan dampak yang lebih besar.

  1. Bayi mengalami gangguan pernafasan

Gangguan pernafasan menjadi efek pertama yang akan muncul ketika bayi menyerap air ketuban yang sudah bercampur dengan kotoran dan air kencing bayi. Kondisi gangguan pernafasan pada bayi tersebut memang merupakan keadaan yang sangat berbahaya bagi bayi karena oksigen yang dibutuhkan saat bayi bernafas merupakan salah satu senyawa penting untuk bayi.

  1. Bayi mengalami keracunan

Keracunan pada bayi merupakan efek lanjutan ketika terjadi kondisi sindrom aspirasi mekonium pada bayi. Keracunan tersebut dapat terjadi karena air ketuban yang terserap oleh bayi bercampur dengan kotaran dan air kemih yang tentunya merupakan zat sisa tubuh dari bayi yang tidak dibutuhkan. Keracunan pada bayi sebenarnya lebih tepat terjadi dalam istilah medis toksimia yang meyebabkan bayi kekurangan oksigen dan nutrisi. Kondisi toksimia tersebut dapat dipicu oleh karena aliran darah yang masuk ke janin melalui plasenta kurang jumlahnya akibat berbagai kondisi termasuk permasalahan pada plasenta itu sendiri.

  1. Bayi mengalami kondisi kematian

Aspirasi mekonium dapat terjadi ketika bayi masih di dalam kandungan atau pada saat proses persalinan berlangsung. Kondisi bayi yang mengalami keadaan tersebut jika tidak terdeteksi dan teratasi dengan bayi maka dapat menyebabkan kematian pada bayi. Hal ini dikarenakan bayi yang mengalami gangguan pernafasan menyebabkannya kekurangan oksigen yang menjadi awal terjadinya kondisi kematian pada bayi.

Kondisi keracunan ketuban atau yang benar disebut sebagai sindrom aspirasi mekonium tersebut memang dapat beresiko terjadi pada semua kehamilan. Untuk menghindari efek samping yang berbahaya tersebut maka memeriksakan kehamilan dan menjaganya selalu sehat adalah salah satu bentuk upaya mencegah bayi di dalam kandungan mengalami masalah tertentu. Selain itu, menjaga pasokan nutrisi ibu hamil melalui konsumsi makanan sehat untuk ibu hamil harus selalu diperhatikan dan dipenuhi.

Selain menjaga kondisi kesehatan dan memeriksakan kehamilannya, mendekati proses persalinan ibu juga perlu terus berkonsultasi dengan dokter mengenai metode kehamilan yang aman untuk janin di dalam kandungan. Jika ada indikasi bayi memiliki resiko mengalami aspirasi mekonium maka sebaiknya ibu hamil mengikuti anjuran untuk menjalani operasi caesar dan tidak memaksakan melahirkan normal demi keselamatan bayi di dalam kandungan ibu hamil.

fbWhatsappTwitterLinkedIn