Setiap ibu hamil pasti secara alamiah akan berusaha untuk menjaga agar proses kehamilan dan perkembangan janinnya dalam kondisi yang baik serta berjalan dengan normal. Untuk memastikan setiap proses berlansung dengan baik, ibu hamil akan melakukan berbagai macam upaya seperti mengkonsumsi makanan sehat untuk ibu hamil, beristirahat yang cukup, menghindari berbagai macam aktivitas yang berat, serta berkonsultasi secara rutin dengan dokter kandungan maupun tenaga medis lain seperti bidan terkait perkembangan kehamilannya.
Beratnya proses kehamilan yang harus dilalui oleh ibu hamil selama kurang lebih 40 minggu hingga mendekati proses persalinan, seringkali menimbulkan gejala atau gangguan pada tubuh ibu hamil yang akibat beratnya pekerjaan dan waktu istirahat yang kurang serta kondisi psikis yang tidak stabil. Ketika kondisi kesehatan ibu hamil menurun dan adanya tanda tanda atau gejala fisik sakit serta terjadinya gangguan kehamilan maka ibu akan berusaha untuk mencari tahu bagaimana solusi untuk mengatasi hal tersebut.
Pengobatan melalui obat biasanya seringkali menjadi alternatif akhir karena ketakutan pada ibu hamil terkait pengaruh obat dengan janinnya. Obat bila dikonsumsi dengan benar dan merupakan golongan obat yang dapat secara aman dikonsumsi oleh ibu hamil tidak akan menimbulkan efek samping apapun. Secara medis ada beberapa pengkategorian khusus obat obatan terhadap kehamilan dan menyusui. Berikut ini pengkategorian obat terhadap kehamilan dan menyusui tersebut.
- Kategori A, merupakan obat obatan yang sudah melalui pengujian pada wanita hamil dan terbukti tidak menimbulkan risiko terhadap janin dalam rahim. Obat golongan ini aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil.
- Kategori B, merupakan obat obatan yang sudah melalui pengujian pada binatang dan terbukti ada atau tidak ada efek terhadap janin dalam rahim akan tetapi belum pernah terbukti pada wanita hamil. Obat golongan ini cukup aman dan hanya dikonsumsi bila diperlukan saja.
- Kategori C, merupakan obat obatan yang sudah melalui pengujian pada binatang atau manusia akan tetapi dengan hasil yang kurang memadai namun belum pernah ada bukti pada wanita hamil. obat kategori ini dapat diberikan pada ibu hamil apabila keuntungan atau manfaatnya lebih besar dibandingkan efek negatif terhadap janin.
- Kategori D, merupakan kelompok obat yang sudah dibuktikan secara penelitian mempunyai risiko negatif terhadap janin pada ibu hamil. Obat golongan ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ibu hamil kecuali bila terpaksa untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil.
- Kategori X, merupakan obat yang sudah jelas memiliki dampak negatif pada ibu hamil maupun janin sehingga tidak boleh digunakan pada proses kehamilan sama sekali.
Itulah beberapa kategori yang harus dipahami oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya resiko buruk. Dalam artikel ini, hamil.co.id akan membahas salah satu obat yang banyak digunakan yakni paracetamol. Penjelasan mengenai paracetamol untuk ibu menyusui akan dejelaskan pada bagian dibawah ini.
Konsumsi Paracetamol Untuk Ibu Hamil
Paracetamol meruapakan obat yang seringkali digunakan untuk mengatasi demam ataupun nyeri ringan sampai sedang. Paracetamol merupakan obat antipiretik dan analgesik yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil bila dibutuhkan. Fungsi paracetamol dapat digunakan sebagai obat sakit gigi untuk ibu hamil, demam, dan beberapa nyeri lainnya. Paracetamol merupakan obat yang termasuk kedalam kategori B sehingga masih aman untuk dikonsumsi bila diperlukan dan tidak akan menimbulkan dampak negatif pada ibu hamil maupun janin yang ada di dalam kandungannya.
Cara Menggunakan Paracetamol Untuk Ibu Hamil Yang Benar
Paracetamol dapat digunakan oleh ibu hamil untuk mengatasi beberapa nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala dan demam namun tetap harus dikonsumsi dengan cara yang benar. Dosis penggunaan paracetamol pada orang dewasa adalah 500 mg setiap 4 – 6 jam sekali dan maksimal tidak boleh melebihi 4 gram dalam 24 jam. Paracetamol sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk menghindari nyeri pada lambung. Jika kondisi nyeri atau demam sudah reda maka sebaiknya penggunaan paracetamol untuk ibu hamil dihentikan.
Efek Samping Paracetamol
Paracetamol untuk ibu hamil merupakan obat yang aman dikonsumsi bila dibutuhkan namun tetap harus diperhatikan cara penggunaannya yang benar. Penggunaan obat tersebut yang tidak benar dapat menimbulkan efek samping paracetamol untuk ibu hamil yang diantaranya adalah sebagai berikut.
- Penurunan jumlah sel darah merah dalam tubuh ibu hamil.
- Munculnya ruam, pembengkakan, atau kesulitan bernafas akibat reaksi alergi pada paracetamol bagi mereka yang memiliki riwayat alergi terhadap obat.
- Tekanan darah rendah (hipotensi) dan jantung berdetak cepat (takikardi).
- Kerusakan hati dan ginjal akibat penggunaan obat dengan dosis yang berlebihan.
Beberapa hal yang dijelaskan diatas merupakan hal yang harus diperhatikan oleh ibu dalam mengkonsumsi paracetamol. Secara umum, paracetamol aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil bila diperlukan dan tidak menimbulkan dampak pada janin, namun dalam penggunaannya sebaiknya harus melalui konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan yang biasanya menangani. Selain itu, konsumsi makanan sehat untuk ibu hamil juga harus dilakukan untuk menjaga agar kondisi kesehatan ibu tidak terganggu.