Kata Aborsi secara medis mempunyai arti menghilangkan janin beserta plasentanya dari rahim dengan prosedur rumah sakit yang steril untuk kepentingan yang berdasarkan kesehatan. Misalnya akibat keguguran lantaran rahim lemah, maka harus segera mendapat tindakan berupa aborsi. Tetapi dikalangan awam kata Aborsi memiliki konotasi negatif sehubungan makin maraknya remaja yang sengaja menggugurkan kandungannya karena tak menginginkan bayinya lahir.
Secara umum Aborsi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
- Aborsi Provokatus Kriminalis – Yaitu tindakan aborsi yang dilakukan dengan sengaja dan bukan karena alasan kesehatan . Aborsi ini dilakukan karena keterpaksaan yaitu yang sering terjadi pada remaja yang hamil diluar nikah yang biasanya tidak dilakukan oleh dokter kandungan resmi.
- Aborsi Provokatus medisinalis – Yaitu tindakan aborsi yang dilakukan dengan sengaja karena alasan medis. Contohnya ibu hamil yang menderita penyakit jantung parah, penderita penyakit TBC atau penyakit asma akut. Kondisi seperti ini biasanya menyebabkan ibu hamil tidak bisa melanjutkan kehamilannya dan dokter akan mengambil jalan dengan cara aborsi.
Aborsi dikalangan remaja sering diartikan sebagai menggugurkan janin beserta plasentanya dengan sengaja karena berbagai macam alasan yang berhubungan dengan asusila misalnya :
- karena malu orang tua tidak tahu
- karena belum menikah
- Karena belum siap punya anak
- Karena hamil diluar nikah
- Karena hasil hubungan gelap
- Karena hamil hasil perkosaan dan sebagainya.
Menggugurkan kandungan ketika janin dalam keadaan sehat sangat berbahaya bagi kesehatan rahim dimasa yang akan datang. Aborsi hanya boleh dilakukan pada kondisi kehamilan yang mempunyai masalah misalnya terjadi pendarahan hebat, prematur atau karena janin tidak bisa tumbuh sebagaimana mestinya akibat terkena virus.
Bahaya aborsi ini menyebabkan berbagai hal yang tidak diinginkan seperti :
1. Menyebabkan Infeksi pada rahim
Ketika aborsi dilakukan tidak steril akan menyebabkan infeksi dan pembengkakan pada rahim yang dapat menjadikan rahim dalam keadaan peradangan hebat dan pendarahan susulan. Jika tidak segera diobati secara medis akan menimbulkan kerusakan rahim.
2. Menyebabkan Kemandulan
Ketika aborsi dilakukan akan terjadi luka dan pendarahan pada indung telur dan berpotensi mengakibatkan penumpukan darah yang menjadi daging yang mengakibatkan penyumbatan pada indung telur. Saluran indung telur yang tertutup akan sulit terjadi pembuahan dan kehamilan berikutnya. Dengan demikian Kemandulan tidak dapat dihindari. (baca juga : penyebab kemandulan pada pria dan wanita)
3. Menyebabkan Infeksi rongga panggul
Infeksi terjadi karena ketika aborsi terjadi penekanan dan pemaksaan agar janin segera bisa dikeluarkan. Infeksi rongga panggul dapat menyebar ke jaringan lain sekitar rahim yang mengakibatkan terbentuknya jaringan parut serta pelengketan fibrosa didalam organ perut dan akan menyebabkan rasa nyeri dan perih dalam jangka panjang.
4. Terkena kanker leher rahim
Penanganan aborsi karena prosedur pengguguran yang dilakukan oleh orang yang kurang ahli dapat menyebabkan kerusakan pada serviks yang akhirnya akan memicu munculnya sel kanker leher rahim. (baca juga : bahaya aborsi dengan obat)
5. Terkena kanker Indung telur
Aborsi yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur medis yang benar menyebabkan bagian indung telur infeksi, radang dan terkoyak yang jika dibiarkan akan mempermudah virus dan bakteri masuk pada luka luka tersebut dan memicu tumbuhnya sel kanker.
6. Terkena kanker hati
Rusaknya jaringan rahim akibat aborsi dapat menyebabkan munculnya sel kanker pada hati karena akibat penjalaran bakteri yang ada pada rahim yang terinfeksi kearah jaringan hati melalui aliran darah.
7. Cacat pada kelahiran bayi berikutnya
Aborsi kerab menimbulkan infeksi dan peradangan didaerah serviks dan rahim. Kondisi ini meningkatkan bayi akan lahir cacat atau prematur pada kehamilan berikutnya, penyebabnya karena sebelumnya telah telah terjadi komplikasi yang diakibatkan karena aborsi. (baca juga : penyebab janin cacat sejak dalam kandungan)
8. Kelainan plasenta
Plasenta akan mengalami ketidaknormalan ketika terjadi proses kehamilan yang kedua, karena plasenta akan melekat diatas rahim yang rusak akibat aborsi. Hal ini menyebabkan kehamilan tidak akan pernah terjadi atau tidak normal.
9. Menyebabkan sering keguguran
Aborsi kerab menyebabkan rahim yang pernah rusak atau infeksi menjadi lemah dan sensitif. Jika terjadi kelelahan tubuh tau mengangkat benda-benda sedikit berat, maka janin yang baru berusia 2 minggu akan mudah gugur. Penyebab keguguran ini akan terjadi pada kehamilan berikutnya.
10. Menyebabkan Kerusakan leher rahim
Aborsi dapat merusak leher rahim dan mempermudah masuknya bakteri yang akan membuatnya infeksi. Hal ini akan berdampak buruk bagi otot rahim yang juga akan ikut rusak dan menimbulkan nyeri menahun.
11. Rahim radang dan infeksi karena sobek
Rahim yang meradang dan mengalami sobek akan menyebabkan pendarahan hebat. Trombosit tubuh akan cepat menurun dan denyut jantung melemah, akhirnya dapat menyebabkan kematian.
12. Menyebabkan kematian mendadak
Aborsi yang melukai organ organ rahim secara bersamaan akan menimbulkan infeksi dan pendarahan hebat dan menyebabkan sakit yang luar biasa pada rahim yang menyebabkan kematian mendadak karena shock.
13. Menyebabkan kematian perlahan
Tindakan aborsi yang tidak dilakukan dengan prosedur kesehatan yang memadai, rahim dan sekitarnya akan mengalami ketidak normalan hormol serta kerusakan fungsi organ tubuh lain. Peradangan akibat pendarahan yang merusak rahim akan terus memicu komplikasi selama beberapa bulan kedepan dan berakhir dengan kematian.
14. Kematian karena pendarahan hebat
Aborsi selalu beresiko menimbulkan pendarahan hebat, tetapi jika ditangani dengan prosedur yang baik, pendarahan akan bisa diatsai dengan cepat. Pendarahan hebat akan menimbulkan kematian karena sel darah merah sangat minin didalam tubuh menyebabkan jantung tidak mengkin bisa memompa darah yang jumlahnya tidak memadai.
15. Menyebabkan Infeksi pada alat reproduksi
Aborsi yang tidak steril dapat melukai jaringan alat reproduksi dan dapat mengakibatkan luka menjadi membusuk dan memiliki cairan dengan bau yang tidak sedap. Kondisi ini memicu datangnya bakteri yang akan memperparah keadaan dan menimbulkan rasa sakit yang luar bisa di seputar rahim dan leher rahim.
16. Menyebabkan Anemia
Kehilangan banyak darah ketika proses pengguguran mengakibatkan kehilangan sel darah merah dan zat besi dalam tubuh , kondisi ini menyebabkan anemia berat yang membuat tubuh sangat lemas dan mudah jatuh sakit.
17. Menyebabkan perut buncit
Aborsi yang sembarangan akan menyebabkan perut menjadi buncit seperti hamil dua bulan, Penumpuka lemak terjadi sanagt cepat ketika aborsi dilakukan enzim pencernaan terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitas pengahancuran makanan dan lemak dengan normal.
18. Munculnya selulit pada kulit perut
Menyebabkan selulit pada permukaan kulit perut karena efek dari yang dihasilkan dari perubahan hormon estrogen ketika hamil (sebelum diaborsi ) dan setelah pelaksanaan aborsi selesai keadaan selulit justru semakin kentara dan jelas karena perubahan hormon berikutnya yang masih belum bisa normal sepenuhnya.
19. Menyebabkan Kerontokan rambut
Aborsi dapat menyebabkan kerontokan parah pada rambut dan masih akan berlangsung beberapa bulan kedepan, hal ini disebabkan karena hormon estrogen yang tidak seimbang dan belum normal sepenuhnya.
20. Daya tahan tubuh menurun
Ketika pendarahan hebat dan infeksi terjadi maka akan mempengaruhi kinerja organ tubuh lain. Kekurangan cairan dalam tubuh menyebabkan daya tahan tubuh akan terus menurun.
21. Terkena kanker payudara
Produksi hormon estrogen ketika hamil meningkatkan pertumbuhan jaringan payudara dan sangat sensitif . jika jaringan ini terganggu maka akan memicu tumbuhnya sel kanker. Tetapi beberapa penelitian di Amerika serikat masih meragukan hal ini, tetapi sudah banyak kasus setelah aborsi payudara ditumbuhi sel kanker. masalah ini masih dalam tahap penelitian untuk membuktikan kebenarannya.
22. Mengalami gangguan Psikologi (Depresi)
Setelah aborsi biasanya remaja akan mengalami tekanan pikiran dan mental karena perasaan merasa bersalah. Kondisi ini akan terus berlanjut selama beberapa minggu dan jika didiamkan saja akan berubah menjadi stres dan depresi. Perlu dukungan banyak pihak untuk mengembalikan rasa percaya dirinya.
23. Tubuh demam dan dehidrasi
Pendarahan hebat ketika aborsi berlangsung menyebabkan tubuh kekurangah air alminya didalam tubuh dan menderita dehidrasi, tubuhnya akan menggigil dengan suhu tubuh meningkat tajam. Tubuh kehilangan rasa nyamannya karena efek dari hormon estrogen yang sedang berusaha melawan bakteri dan nyeri peradangan yang terjadi.
24. Menyebabkan tak sadarkan diri
Pendarahan hebat akibat aborsi menyebabkan kadar insulin dan sel darah merah dalam tubuh semakin berkurang dan ketika terjadi peradangan dan infeksi yang menyebabkan sakit luar biasa maka tubuh akan kehilangan keseimbangan kemudian akan mengakibatkan pingsan.
25. Sakit disekitar kandung kemih dan Usus
Rasa sakit akibat adanya kerusakan pada leher rahim dan mulut rahim dapat menjalar kearah kandung kemih dan jaringan usus yang menyebabkan nyeri dalam jangka panjang.
Prosedur aborsi yang steril dan sesuai dengan peraturan medis rumah sakit mampu memperkecil dan bahkan mencegah resiko komplikasi pasca aborsi. Rahim adalah alat reproduksi yang sangat sensitif terhadap hal-hal yang tidak steril, sudah saatnya memilih cara yang aman jika memang aborsi harus dilakukan.
Meningkatkanya aborsi dikalangan remaja akibat dari pergaulan bebas yang didukung oleh ketidakpahaman mereka akan resiko aborsi bagi kesehatan mereka dimasa yang akan datang. Mereka harus tahu jika efek negatif karena telah melakukan aborsi masih akan terus berlanjut dan menpengaruhi kesehatan rahim mereka untuk masa masa dimana nantinya mereka akan punya anak lagi dari pernikahan yang resmi.
Baca juga tentang masalah reproduksi wanita lainnya yang perlu diwaspadai :