Categories: Keputihan Saat Hamil

Keputihan di Awal Kehamilan : Gejala – Penyebab – Risiko dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Keputihan di awal kehamilan adalah kondisi normal yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Keputihan (Flour albus) ditandai dengan keluarnya lendir putih dari lubang vagina. Lendir tersebut keluar dengan membawa sel-sel mati dari dinding rahim (serviks) dan vagina, serta bakteri dan juga mikroorganisme.  Dengan begitu organ kewanitaan akan lebih terjaga dan bersih.

Munculnya keputihan di awal kehamilan dikarenakan adanya peningkatan kadar hormon estrogen dalam tubuh. Hal ini menyebabkan aliran darah ke vagina naik. Selain itu, dinding vagina juga menebal sehingga frekuensi lendir yang keluar juga akan meningkat.

Baca juga:

Gejala

Gejala keputihan normal yakni cairan berwarna putih, tekturnya mirip lendir, tidak berbau dan tidak menyebabkan gatal. Pada saat kehamilan, ciri-cirinya juga hampir sama. Hanya ada sedikit perbedaan. Yaitu:

  • Di saat hamil, cairan yang keluar lebih kental
  • Warnanya putih pekat
  • Frekuensi keluarnya lendir meningkat, memungkinkan keputihan terjadi di setiap jam
  • Tidak berbau
  • Tidak menimbulkan rasa gatal berlebihan

Apabila keputihan ditandai dengan gejala abnormal, misalnya lendir berwarna kekuningan atau kehijaun. Lalu berbau amis dan gatal. Hal ini menjadi pertanda adanya infeksi pada organ intim. Segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk memperoleh penanganan yang tepat.

Baca juga: Cara mencegah keputihan pada wanitaCara mengatasi keputihan gatal

Penyebab

Terdapat beberapa faktor penyebab keputihan di awal kehamilan, diantaranya yaitu:

  1. Peningkatan kadar estrogen dalam tubuh

Hormon estrogen merupakan hormon yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi sekunder, seperti tumbuhnya bulu-bulu halus di ketiak dan organ intim, petumbuhan payudara, mengatur siklus menstruasi dan sebagainya. Biasanya kadar estrogen akan meningkat saat menjelang menstruasi dan masa kehamilan. Tingginya kadar estrogen dalam tubuh inilah yang menjadi salah satu pemicu keputihan saat hamil. (baca: Tanda-tanda ovulasi)

  1. Infeksi bakteri vagina

Penyebab kedua yang memungkinkan yaitu adanya infeksi bakteri pada vagina (vaginosis bakterialis). Kondisi terjadi tatkala keseimbangan bakteri dalam vagina terganggu. Dimana jumlah bakteri baik (lactobacillus) menurun dan lebih sedikit dibandingkan bakteri jahat. Salah satu gejala yang tampak ketika wanita terserang vaginosis bakterialis adalah keluarnya lendir keputihan secara berlebihan, warna lendir kuning kehijauan, berbau menyengat dan timbulnya rasa gatal. Apabila infeksi ini menyebar hingga rahmim maka bisa memicu pecahnya ketuban, radang panggul, serta menganggu kesehatan janin.

[accordion multiopen=”true
Informasi gangguan reproduksi wanita” state=”closed

  1. Infeksi jamur

Keinaiakn kadar hormon selama kehamilan juga turut merangsang perkembangan jamur di vagina, yaitu jamur Candida albicans. Keberadaan jamur Candida tersebut memang tidak berbahaya. Sebab tumbuh alami pada vagina. Namun jika jumlahnya berlebihan maka akan memicu infeksi. Ciri-cirinya yakni keluarnya lendir dari vagina dalam volume berlebihan, berbau amis, gatal, warna lendir kekungingan dan area kewanitaan terasa nyeri. Sebaiknya segera hubungi dokter apabila Anda merasakan gejala demikian.

Baca juga: Penyebab hamil kosongbeda hamil anggur dan hamil diluar kandunganhamil anggurhamil anggur pada wanita

  1. Terdiagnosis penyakit menular seksual (PMS)

Melakukan hubungan seksual terkadang bisa memicu terjadinya infeksi. Hal ini bisa dikarenakan pasangan mengidap penyakit tertentu, yang kemudian ditularkan pada wanita hamil. Penularannya dapat melalui cairan sperma, darah atau cairan lainnya. Selain itu, penggunaan jarum suntik secara sembarang juga kerap menjadi penyebab penularan PMS. Beberapa jenis penyakit menular seksual yang menimbulkan keputihan yakni gonore, chlamydia, granuloma, herpes dan  trikomoniasis. Penderita akan mengeluarkan keputihan dengan gejala tak wajar, seperti lendir yang berwarna kekuningan, berbau busuk, adanya rasa gatal dan rasa nyeri di area kelamin.

Hal-hal lain yang menjadi faktor penyebab keputihan di awal kehamilan, yaitu:

  • Siklus menstruasi tidak teratur
  • Infeksi bakteri Group B Stres (GBS)
  • Kanker serviks

Resiko

Sebenarnya keputihan di awal kehamilan tidak menyebabkan risiko apapun. Namun bila keputihan tersebut disertai tanda-tanda abnormal maka bisa menganggu kesehatan ibu dan sang janin. Nah, berikut ini beberapa risiko yang mungkin ditimbulkan dari keputihan berlebihan di awal kehamilan.

  1. Rasa nyeri pada organ intim

Keputihan normal tidak ada memicu rasa nyeri. Namun apabila keputihan tersebut dikarenakan infeksi jamu, bakteri atau mikroorganisme lain maka si penderita akan merasakan nyeri di sekitar organ intimnya. Rasa nyeri tersebut akan semakin terasa ketika buang air kecil dan saat berhubungan seksual. Bahkan terkadang menyebabkan radang panggung.  Tanda-tanda lain yang menyertai yaitu rasa gatal di vagina, lendir berwarna agak abu-abu atau kekuningan dan berbau amis. (baca: Infeksi saluran kemih pada anak, Infeksi saluran kemih pada ibu hamil)

  1. Bayi lahir prematur

Ketika Anda mengeluarkan lendir yang kekuningan, berbau dan gatal maka Anda harus wasapada. Terlebih lagi jika frekuensinya berlebihan. Kemungkinan organ kewanitaan telah terinfeksi bakteri atau jamur. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini dapat meningkatkan risiko Anda melahirkan sebelum HPL dan bayi lahir prematur.

Baca juga:

  1. Bayi lahir dengan bobot rendah

Keputihan abnormal juga dapat menyebabkan bayi lahir dalam kondisi bobot rendah. Hal ini dikarenakan ibu melahirkan sebelum hari perkiraan (HLP). Sehingga akibatnya bayi terlahir prematur dan berat badannya cenderung rendah (kurang dari 2,5 kg). (baca: Penyebab bayi terlambat lahir, Cara menghitung usia kehamilan)

  1. Keguguran

Risiko berikutnya yang mungkin dialami ibu hamil keputihan yakni keguguran mendadak. Hal ini dapat terjadi bila ibu mengidap penyakit infeksi menular seksual (IMS), seperti herpes simpleks. Kondisi ini dapat menyebabkan ibu rentan mengalami gangguan cairan amniom (kadar ketuban sedikit) hingga memicu keguguran. (baca: Tanda keguguran di awal kehamilan, Tanda-tanda keguguran, Makanan pasca keguguran)

  1. Bayi lahir cacat

Keputihan yang disebabkan oleh infeksi Herpes simplex virus (HSV) sangatlah berbahaya. Penyakit ini ditularkan lewat hubungan seksual yang tidak sehat. Ibu hamil yang mengidap HSV berisiko melahirkan bayi dalam kondisi prematur dan cacat, seperti gangguan syaraf mata, gangguan pengelihatan dan sebagainya.

Baca juga:

  1. Epilepsi pada bayi

Perkembangan jamur Candida albicans di organ intim yang berlebihan juga menjadi pemicu keputihan saat hamil. Umumnya ditandai dengan keluarnya lendir kekuningan, berbau tajam dan rasa gatal tak terhankan di vagina. Apabila kondisi ini tak segera diatas, maka memungkinkan jamur memasuki rahim lewat aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan infeksi pada janin, dan meningkatkan riisko bayi terlahir mengidap epilesi atau penyakit ayan. (baca: Gejala epilepsi pada bayi, Epilepsi pada anak)

  1. Gangguan pencernaan dan pernafasan pada bayi

Wanita hamil yang mengidap kanker serviks juga menunjukan gejala keputihan berlebihan. Kanker serviks umumnya disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human papiloma virus). Infeksi ini tak hanya menular lewat hubungan seksual. Tapi juga bisa berpindah melalui air liur, penggunaan jarum suntik dan meminjam benda-benda si penderita. Ciri wanita hamil yang mengidap infeksi HPV yakni munculnya tanda-tanda keputihan patologis serta adanya bintil pada area kelaminnya. Kondisi ini memicu bayi terlahir dengan gangguan pernafasan dan pencernaan.

Baca:

  1. Gangguan pengelihatan pada bayi

Jenis penyakit menular seksual lain yang juga menjadi penyebab keputihan saat hamil, yakni gonore. Penyakit ini disebabkan infeksi bakteri Neisserea gonorrhoeae atau gonococcus. Infeksi ini dapat menular lewat hubungan seks yang tidak sehat, melakukan seks anal dan penggunaan mainan seks. Tentu saja penyakit ini berbahaya bagi ibu dan janinnya. Apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan risiko bayi lahir dengan gangguan pengelihatan. Umumnya ibu yang mengidap gonore , saat kencing urine bercampur dengan nanah. Dan lendir yang keluar berbau busuk.

Baca juga:

Penanganan

Keputihan saat kehamilan sebaiknya segera diatasi guna meminimalisir risiko yang berbahaya. Beberapa cara untuk menangani keputihan pada wanita hamil, diantaranya yaitu:

  • Menjaga kebersihan daerah organ intim, misalnya ibu mengompol maka segeralah mengganti celana. Usahakan agar daerah kewanitaan tetap kering dan bersih
  • Jangan membersihkan vagina dengan tisu di toilet umum
  • Membasuh organ intim secara benar. Yakni dari depan ke belakang. Tujuannya untuk menghindari masuknya organisme dari dubur ke vagina
  • Cuci celana dalam dengan air hangat untuk membunuh kuman dan bakteri
  • Usahakan mengganti celana dalam 2 kali dalam sehari
  • Gunakan celana dalam yang nyaman, menyerap keringat dan tidak terlalu ketat. Seperti celana yang terbuat dari kain katun
  • Hindari penggunaan pantyliner terlalu sering
  • Hindari penggunaan spray atau pencuci vagina lain yang mengandung parfum
  • Batasi pengonsumsian junk food
  • Konsumsi yogurt untuk meningkatkan produksi bakteri baik dan melindungi area kewanitaan
  • Konsumsi buah pisang untuk menyeimbang produksi hormon dalam tubuh
  • Konsumsi buah delima, buah ini telah diteliti dapat membunuh bakteri penyebab keputihan dan menyeimbangkan produksi hormon estrogen
  • Perbanyak konsumsi air putih, sekitar 8 gelas perhari
  • Sesekali gunakan rebusan daun sirih untuk membilas daerah kewanitaan. Daun sirih dapat mengatasi keputihan. Namun jika digunakan berlebihan dapat menganggu keseimbangan pH vagina dan menyebabkan kering
  • Lalukan olahraga secara rutin setiap pagi, misalnya jalan kaki atau senam hamil
  • Kelola stres dengan baik

Baca juga: Cara menjaga kehamilan mudaKomplikasi kehamilan

Demikianlah penjelasan mengenai keputihan di awal kehamilan, mulai dari gejala, penyebab, risiko dan penanganannya. Semoga bermanfaat dan dapat membantu.

Recent Posts

3 Tips Agar Embrio Menempel di Dinding Rahim

Periode tunggu saat melakukan program kehamilan seperti bayi tabung ataupun IVF memang mendebarkan. Sehingga beberapa…

9 months ago

4 Ciri-ciri Masa Subur untuk Haid Tidak Teratur

Haid dengan siklus yang normal setiap bulannya akan memiliki interval waktu yang sama, yakni sekitar…

9 months ago

5 Tanda Embrio Transfer Gagal

Program embrio transfer atau paling umum dikenal sebagai program dalam kehamilan cukup banyak dilakukan oleh…

9 months ago

4 Hal yang Harus Diperhatikan Terkait Suntik Hormon untuk Hamil

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah masalah yang banyak dialami pasangan sehingga harus menunggu cukup lama sampai…

9 months ago

HCG : Pengertian, Fungsi, dan Pengaruhnya

Di dalam tubuh wanita, terdapat dua hormon penting yang dikenal sebagai hormon reproduksi, yakni estrogen…

9 months ago

12 Ciri-ciri Hormon HCG Meningkat

Hormon di dalam tubuh manusia bermacam-macam, sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.…

9 months ago