Suka Menyusun Barang, Berikut 4 Ciri Anak Autis Menyusun Barang

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Anak-anak sangat menyukai kegiatan bermain, selain menyenangkan bermain juga menjadi sarana belajar. Misalnya merangkai puzzle, meronce atau menyusun balok dapat melatih konsentrasi anak, mengasah pola keteraturan dan kreativitas anak.

Anak autis juga menyukai kegiatan bermain, namun ada beberapa hal yang membedakannya dengan anak-anak lain. Bagaimana anak autis bermain menjadi pembedanya.

Seperti kita ketahui, autisme atau Gangguan Spektrum Autisme (GSA), merupakan gangguan perkembangan saraf otak, sehingga berpengaruh terhadap cara kerja fungsi otak. Tanda anak autisme pada umumnya ditunjukkan dengan 3 karakteristik berikut ini:

  • Kurangnya kemampuan komunikasi dan interaksi sosial, hal ini ditunjukkan dengan tidak ada kontak mata atau anak tidak merespon saat dipanggil.
  • Menunjukkan perilaku yang berulang, misalnya saja anak mengulang kata atau frase yang sama terus menerus atau memainkan objek atau mainan yang selalu sama dan tidak dapat dialihkan ke objek lain.
  • Menunjukkan ciri-ciri lain yang tidak umum, misalnya perilaku hiperaktif, impulsif atau ketrampilan verbal tidak sesuai usia perkembangan.

Karakteristik umum yang dimiliki oleh anak dengan ciri-ciri anak Autism Spectrum Disorder yang paling umum atau autisme dapat muncul ketika mereka sedang bermain.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, anak autis juga menyukai kegiatan bermain, namun ada perbedaan menonjol yang pada anak autis saat bermain.

1. Menyusun Objek Tanpa Interaksi Sosial

Menyusun benda, balok berwarna atau membariskan mobil-mobilan adalah hal yang wajar dilakukan oleh semua anak. Anak-anak yang menikmati membariskan atau mengurutkan mainannya belum tentu anak autis.

Karena dengan bermain mengurutkan benda tersebut, anak-anak juga berlatih tentang keteraturan. Anak autis berbeda dengan anak lain, jika di usia 2-3 tahun permainan menyusun benda dapat dilakukan dengan berkomunikasi dengan anak lain atau berkolaborasi, anak autis hanya fokus ke hal lain selain menyusun objek.

Hal ini sesuai dengan ciri umum pada anak autis yang sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Anak autis sulit menerima aturan dasar ketika bermain bersama, misalnya antre atau berbagi mainan dengan temannya.

Seringkali di tempat umum bagi orang yang tidak mengerti, anak autis dilabeli anak nakal, padahal ini karena anak autis tidak menyadari ada orang lain di sekitarnya.

2. Menyusun Benda Tanpa Tujuan

Selain bermain secara soliter, anak autis juga menyukai pola yang sama dan berulang tanpa tujuan. Jika anak-anak pada umumnya berimajinasi dengan mainannya, misalnya bermain mobil-mobilan dan berimajinasi tentang balap mobil, anak autis lebih tertarik membariskan mobil-mobilannya sesuai pola tertentu.

Karena tidak ada imajinasi yang terlibat, maka anak autis sangat memperhatikan juga secara detail. Jika susunannya berubah bisa jadi ia akan merespon dengan marah hal ini berbeda dengan penyebab anak tantrum yang dialami anak-anak pada umumnya.

3. Menyusun Benda Dengan Pola Yang Sama

Anak-anak pada umumnya akan merasa bosan dengan pola yang sama, atau ingin mencoba hal baru. Anak autis justru sebaliknya, mereka akan menyusun pola atau urutan yang sama ketika bermain.

Misalnya saja menyusun balok yang memiliki ukuran dan warna berbeda, ketika mereka menyusun sebuah pola tertentu, maka selanjutnya ketika kembali bermain mereka akan menyusun balok sesuai pola yang sudah dilakukan sebelumnya.

Tak hanya itu, mereka juga akan merasa marah jika susunan balok lain milik temannya tidak sesuai pola yang ia ketahui. Anak autis akan menyusun kembali sesuai pola yang telah dilakukannya.

4. Memiliki Sedikit Pilihan Mainan

Anak pada umumnya mudah tertarik dengan mainan yang baru, entah karena tidak memilikinya atau merupakan jenis mainan yang baru. Anak-anak juga mudah bosan dengan mainannya, maka sering memainkan berbagai mainan dalam waktu singkat.

Anak autis tidak demikian, karena mereka memilli daya ingat dan fokus yang tinggi terhadap satu hal maka biasanya anak autis menyukai sangat sedikit mainan. Jenis mainannya juga tertentu, misalnya yang berbentuk bulat atau kotak.

Anak autis selalu memainkan satu mainannya dalam waktu yang cukup lama dan tidak dapat dialihkan ke mainan lainnya. Salah satu kesukaan anak autis adalah menyusun benda dan benda-benda tersebut adalah benda yang sudah berulang ia mainkan.

Bermain menyusun benda memang tak hanya disukai oleh anak autis, tidak selalu anak yang suka menyusun atau mengatur benda adalah anak autis. Penting untuk diketahui bahwa ciri autisme tidak dapat dilihat dari satu karakteristik saja.

Autisme memang tidak dapat disembuhkan, mengetahui lebih awal dan melakukan terapi untuk anak autisme dapat membantunya untuk bisa dapat menguasai kemampuan dasar dalam kehidupan, baik verbal maupun nonverbal.

Beberapa terapi yang biasanya disarankan antara lain:

  • Terapi Analisis Perilaku Terapan atau Applied Behaviour Analysis
  • Terapi Floortime, terapi mengembangkan hubungan emosional penderita autisme dan keluarga.
  • Terapis Okupasi untuk anak autis
  • Terapi Bicara

Beberapa kasus pada autisme juga membutuhkan bantuan obat-obatan seperti obat anti kejang, anti depresan atau Melatonin. Obat-obatan tersebut membantu mengatasi masalah fisik yang terjadi pada anak atau penderita autisme.

Asupan makanan juga tak kalah pentingnya bagi penderita autisme, itulah mengapa beberapa pakar menganjurkan diet untuk anak autisme

fbWhatsappTwitterLinkedIn