Kata autisme diambil dari kata autos dan isme, autos artinya “diri sendiri” sedangkan isme mengartikan sebuah paham. Maka secara harafiah autisme adalah keadaan pada anak yang membuatnya memiliki dunia sendiri.
Secara medis autisme adalah gangguan perkembangan fungsi otak, tanda anak autisme sejak dini ditunjukkan dengan ciri ciri anak Autism Spectrum Disorder yang paling umum yaitu adanya gangguan interaksi sosial, komunikasi baik verbal dan non verbal, serta pola perilaku yang repetitif atau berulang.
Autisme dikenal juga dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD), gejala autis dapat terlihat sejak usia 1 tahun, meskipun begitu, kadang-kadang gejala di usia 1 tahun kurang jelas. Maka dapat juga dilihat tanda-tanda atau ciri-ciri anak autis berdasarkan usia.
Dari beberapa gejala utama yang ditunjukkan oleh anak autis, maka gejala tersebut juga dapat diamati dari cara dan ciri bermain anak autis. Berikut beberapa ciri bermain anak autis.
1. Suka Menyusun Mainan
Menyusun mainan atau benda tak hanya dilakukan oleh anak autis, belum tentu anak yang suka menyusun benda dipastikan sebagai gejala autis, ada perbedaan pada ciri anak autis menyusun barang.
Anak autis memiliki perilaku yang stereotipik, perilaku ini salah satunya terlihat saat anak autis menyusun atau membariskan mainannya. Biasanya anak autis suka menyusun mainannya dalam barisan horizontal baik memanjang maupun vertikal ke atas.
Jika anak-anak pada umumnya mudah bosan dengan pola yang sama ketika menyusun mainan atau benda, suka mencoba pola yang berbeda, anak autis menyusun mainannya dengan susunan yang sama seperti yang sudah ia lakukan sebelumnya.
2. Tertarik Dengan Benda Yang Berputar
Saat melihat mainan atau benda, anak autis cenderung menyukai mainan yang dapat berputar, seperti roda mobil-mobilan atau kincir angin. Anak-anak pada umumnya memainkan mobil-mobilan sambil berimajinasi.
Cara berimajinasi dengan mengimitasi mobil yang dikendarainya atau dilihatnya di jalan. Sedangkan anak autis hanya tertarik dengan roda mobil-mobilan karena dapat berputar.
3. Tidak Berekspresi Ketika Bermain
Permainan sederhana seperti ci-luk-ba adalah permainan umum yang sudah dikenalkan anak sebelum 12 bulan. Biasanya anak akan merespon dengan tersenyum atau tertawa ketika bermain ci-luk-ba dengan ayah atau ibunya.
Namun anak autis tidak menunjukkan respon emosi dengan ekspresi tersenyum atau tertawa ketika bermain ci-luk-ba, ekspresi wajahnya datar dan tidak melakukan kontak mata dengan ayah atau ibunya.
Begitu juga ketika anak autis di usia yang lebih besar, misalnya anak autis usia 5 tahun. Usia yang biasanya anak-anak suka bermain bersama, sulit bagi anak autis untuk menunjukkan ekspresi terhadap relasi sosial.
Anak autis tidak dapat bermain dengan teman seusianya, bukan karena ia tidak peduli atau tidak tertarik, namun karena anak autis tidak menyadari kehadiran orang lain di dekatnya.
4. Menyukai Satu Mainan
Ketika bermain, anak autis cenderung fokus pada satu mainan saja dan tidak teralihkan dengan mainan lain atau bahkan mainan baru. Anak autis juga memainkan sebuah mainan atau benda dalam waktu yang cukup lama.
Anak autis juga cenderung menyukai benda atau mainan tertentu secara berlebihan, maka biasanya anak autis suka membawa satu mainan tersebut kemana saja.
4. Cara Bermain Yang Berulang
Anak autis nyaman dengan perilaku yang berulang. Ketika bermain di rumah anak autis selain memilih mainan yang itu-itu saja. Ia juga akan meletakkan dan memainkannya dengan cara yang sama dan di tempat yang sama. Jika aktivitas ritual bermain tidak dapat dilakukan seperti kebiasaannya, biasanya anak autis akan marah atau gelisah.
5. Aktivitas Bermain Cenderung Sangat Aktif
Berbeda dengan arti anak aktif pada umumnya, anak autis cenderung tidak dapat mengkontrol keaktifan gerakannya atau anak autis hiperaktif. Biasanya anak autis suka melompat-lompat, berputar-putar dan mengepakkan tangannya (flapping).
Gerakan melompat atau berputar tersebut dapat dilakukan terus-menerus tanpa merasakan kelelahan.