4 Fakta Menarik Ciri Tidur Anak Autis

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Menurut  media Indonesia, 0-80% anak autis mengalami gangguan tidur. Tidur adalah keadaan fisiologis yaitu keadaan istirahat yang teratur, disertai penurunan gerak tubuh dan hilangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar.

Tidur bukan sekadar ketidaksadaran yang berkepanjangan, tetapi pada malam hari melewati beberapa tahapan, masing-masing terdeteksi oleh aktivitas  gelombang listrik di otak.

Gangguan tidur tidak hanya mempengaruhi bayi atau anak-anak, tetapi  juga dapat mempengaruhi seluruh keluarga, bahkan nyawa tetangga dekat.
Banyak yang berpendapat bahwa anak autis sering mengalami gangguan tidur.

Berikut ciri tidur anak autis yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Sulit Tidur

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak autis juga memiliki gangguan tidur. Hal ini dikarenakan anak autis kurang tanggap terhadap emosinya sendiri, bahkan ia kesulitan  untuk memahami atau mengatakan  mengantuk, sedih atau  lelah.

Beberapa anak autis juga diketahui memiliki bahasa dan gerakan tubuh yang kaku dan tidak fokus. Namun, anak autis biasanya sangat aktif, seperti tidak pernah lelah, mudah mengamuk, menangis dan tertawa tanpa sebab yang jelas.

Faktor utama penyebab anak autis sulit tidur karena anak autis tidak dapat melepaskan hormon melatonin dari tubuh mereka secara tepat waktu. Hormon ini mengatur siklus jam biologis tubuh dan siklus tidur-bangun.

Mereka cenderung memiliki tingkat melatonin yang lebih tinggi di siang hari dan tingkat yang lebih rendah di malam hari. Selain itu, alasan lainnya adalah meningkatnya kepekaan anak autis terhadap rangsangan.

Seperti sentuhan atau suara, yang membuat mereka sulit tidur nyenyak. Kecemasan yang berlebihan juga dapat mempengaruhi kualitas tidur mereka.

2. Tidur larut malam

Anak autis identik dengan susah tidur selain itu juga ketika anak autis tidur ia lebih cenderung tidur larut malam. Kebiasaan tidur anak autis kebanyakan paling cepat jam 11 malam dan paling lambat sekitar jam 1 pagi itu dilakukan berulang terus setiap hari.

Padahal, anak membutuhkan jam tidur untuk kesehatan fisik dan pertumbuhan mentalnya. Tetapi hanya sedikit anak autis yang tidak tidur larut malam. Jika demikian, yang terpenting tentu saja menambah waktu tidur.

Penyebab anak susah tidur siang karena aktivitas disiang hari yang membuatnya sulit tidur dan ketika beraktivitas anak autis sangat antusias melakukannya.

Menurut ahli medis dijelaskan bahwa masa kanak-kanak adalah masa dimana mereka senang menjelajah, sehingga mereka bermain tanpa lelah dan beraktivitas hingga larut malam.

Efek tidur larut malam bagi anak autis adalah berperilaku lebih agresif, anak menjadi lebih mudah tersinggung dan hiperaktif. Selain itu, kurang tidur dapat membuat anak autis sulit berkonsentrasi di sekolah. Kurang tidur juga bisa menyebabkan masalah pada kekebalan tubuh.

Anak-anak autis lebih rentan terhadap alergi dan lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi. Beberapa efek lain termasuk obesitas, penyakit jantung, diabetes dan tekanan darah tinggi.

3. Tidur mendengkur

Menurut penelitian, gangguan anak autis berpengaruh juga terhadap gangguan pernapasan dan dengkuran pada anak saat tidur, ini sangat berkaitan erat dengan perilaku anak.

Konon, kedua gangguan tidur ini disebabkan oleh gerakan anak yang berlebihan sebelum tidur, atau biasa disebut hiperaktif. Anak autis sangat hiperaktif terhadap sebuah aktivitas yang membuatnya senang.

Namun, jika kebiasaan atau hiperaktivitas ini tidak cepat dicegah, dapat menyebabkan gangguan perilaku yang memiliki efek jangka panjang.

Pada orang dewasa,  mendengkur disebabkan oleh kelelahan yang ekstrim. Namun, pada anak-anak autis, mendengkur bisa menandakan adanya masalah perilaku dan kesulitan berkonsentrasi.

Menurut penelitian ini, bahwa suplai oksigen ke otak berkurang saat pernapasan sulit dilakukan saat tidur. Bahaya tidur mendengkur pada anak autis adalah dapat mempengaruhi kinerja otak, perubahan pada sistem motorik dan sensorik anak.

4. Berjalan saat tidur

Berjalan saat tidur merupakan gangguan tidur yang disebabkan oleh gangguan sirkadian pada anak autis, seperti irama sirkadian (irama siklus tidur) yang mempengaruhi pola fungsi biologis utama dan fungsi perilaku.

Beberapa faktor lain seperti faktor internal disebabkan oleh karakteristik anak autis itu sendiri, berjalan saat tidur, melompat, berputar, mengetuk pintu atau meja, mengulangi gerakan tertentu dan terkadang juga memukul kepalanya.

Di lembaga Sekolah Luar Biasa diberikan pengajaran tentang cara menangani anak autis di sekolah yaitu dengan pengobatan diet gluten dan kasein diterapkan untuk mengurangi gangguan tidur pada anak autis. Dengan demikian, anak autis tanpa gangguan tidur berpartisipasi dalam penelitian ini.

Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme  (ASD) dan gangguan tidur ditemukan menunjukkan lebih banyak perilaku internalisasi  dan eksternalisasi.

Termasuk perilaku yang lebih agresif dan kinerja yang lebih buruk pada tugas kognitif sensorimotor dan memori. Anak-anak dengan ASD tanpa gangguan tidur.

Tingkat zat besi yang rendah dapat menyebabkan gangguan tidur pada anak-anak dengan ASD, sebagai studi menemukan bahwa 29% anak-anak dengan ASD memperbaiki tidur mereka setelah memulai suplementasi zat besi.

Tingkat melatonin (hormon pembantu kualitas tidur) bisa sekitar tiga kali lebih tinggi pada malam hari dibandingkan siang hari. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi anak autis ketika ia mulai tertidur sehingga mengakibatkan anak tersebut mengalami gangguan tidur seperti berjalan saat tidur.

Menurut sebuah penelitian, 62% dari 26 anak autis  tidur nyenyak. Menurut penelitian, 80 persen gangguan tidur terjadi pada anak autis. Menurut penelitian, beberapa anak autis mengalami gangguan tidur lebih sering daripada yang lain.

Kesulitan tidur yang signifikan ditemukan pada sampel 77 anak dengan gangguan spektrum autisme, 83% di antaranya mengalami gangguan tidur terkait dengan pola bangun yang tidak teratur, bangun di pagi hari, dan rutinitas waktu tidur yang buruk.

Sebuah penelitian terhadap 108 anak autis menemukan resistensi  tidur yang tinggi, tidur yang tertunda, berjalan dalam tidur, dan durasi tidur  yang singkat.

Studi lain juga menemukan rata-rata gangguan tidur tinggi  dan terbangun di malam hari pada anak usia 2 hingga 5 tahun dengan disabilitas perkembangan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn