12 Gejala Autis pada Bayi 0-12 Bulan yang Sering Diabaikan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyakit autis pada anak-anak terkadang hanya dikenali saat anak sudah berumur lebih dari 2 tahun. Orang tua mulai melihat masalah ini saat kemampuan anak sesusianya menjadi lebih buruk atau sulit untuk dikendalikan. Sementara saat masih bayi orang tua tidak mengenali gejala autis karena bayi terlihat sangat sehat. Namun berbeda dengan pandangan ahli kesehatan anak karena autis sudah bisa dikenali sejak dini. Anda masih belum percaya? Simak dulu gejala autis pada bayi 0-12 bulan yang sering diabaikan, seperti dibawah ini.

  1. Wajah terlihat datar

Ekspresi seorang bayi biasanya sudah mulai dikenali sejak bayi lahir. Anda mungkin pernah melihat bayi yang baru lahir tersenyum sendiri, wajah yang marah dan menggemaskan. Namun untuk bayi yang terkena autis maka kondisi wajah yang tanpa ekspresi sudah mulai sejak lahir. Ini bisa jadi ciri ciri anak autis sejak bayi yang biasanya disepelekan oleh orang tua. Banyak orang tua berpikir jika bayi terlalu lelah untuk membuat ekspresi menggemaskan ini.

  1. Tidak membuat kontak mata

Jika bayi tidak memiliki gejala penyakit mata pada bayi maka seharusnya bayi bisa melihat sejak mereka lahir. Hanya saja jarak pandang bayi memang masih terbatas. Seiring perkembangan usia bayi maka mereka akan memiliki mata yang sehat dan mulai bisa melihat jarak jauh. Karena itu saat membuat kontak mata dengan bayi maka bayi bisa melihat dengan baik. Tapi pada bayi yang menderita autis maka mereka tidak membuat kontak mata. Reaksi mata bayi memang sangat netral seperti tidak ada apa-apa.

  1. Tidak bereaksi terhadap suara

Ciri bayi dengan perkembangan telinga yang sehat adalah bisa mendengar suara dengan baik. Bayi dengan gangguan pendengaran tidak bisa mendengar suara dan ketika dipanggil mereka sama sekali tidak mendengar. Namun untuk bayi yang terkena autis mereka juga bisa memberikan reaksi yang sama. Bedanya bayi yang autis masih bisa mendengar tapi mereka memiliki sikap yang sangat acuh. Bayi tidak terkejut ketika mendengar suara yang keras sehingga tampak sangat diam.

  1. Tidak suka dipeluk

Beberapa  penyebab bayi rewel juga bisa berhubungan dengan gejala autis sejak dini. Biasanya bayi sangat suka digendong dan mendapatkan pelukan dari orang tua. Namun untuk bayi yang terkena autis mereka memang tidak suka disentuh. Bayi tidak suka dipeluk dan lebih senang dibiarkan begitu saja. Ini yang akan membuat orang tua sulit untuk mengasuh bayi dengan tanda autis sejak bayi. Bayi tidak mau disentuh namun mereka masih mau didekati.

  1. Tidak suka permainan

Menggoda bayi dengan berbagai mainan bisa membuat bayi merasa bahagia. Ini ditunjukkan dengan bayi yang tertawa saat bermain. Namun untuk bayi yang terkena autis sama sekali tidak suka bermain. Saat bayi berusia dibawah 1 tahun biasanya sangat senang dengan permainan ci luk ba. Nah untuk bayi yang autis sering tidak menunjukkan reaksi gembira saat diajak bermain.

  1. Tidak mengoceh

Banyak orang tua yang mulai gusar ketika bayi mereka hanya diam dan tidak suka mengoceh. Bayi mulai mengoceh saat mereka berusia lebih dari 3 bulan. Bayi mulai berteriak dan mengeluarkan kata yang normal. Bayi yang autis sering diam saja dan ini menjadi tanda saat anak terlambat bicara apakah autis? Bayi yang terkena autis mungkin masih bisa merekam kata-kata tapi mereka sama sekali tidak mau mengeluarkan kata-kata itu dari mulut.

  1. Tidak menggunakan bahasa tubuh
  2. Tidak suka tersenyum atau sangat polos
  3. Tidak menunjukkan minat pada lingkungan
  4. Sulit bicara
  5. Tidak mau bereaksi terhadap lingkungan
  6. Perkembangan tubuh yang lambat menjadi ciri fisik anak autis

Ternyata mengenali gejala autis pada bayi 0-12 bulan yang sering diabaikan memang tidak terlalu sulit. Tapi masih banyak orang tua yang melewatkan kondisi ini karena menganggap masalah ini biasa. Lalu orang tua mulai kesulitan saat bayi sudah berusia lebih dari 1 tahun. Jadi jika ada gejala tersebut maka segera konsultasikan dengan ahli kesehatan terdekat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn