Anak-anak penderita autis dipercaya lebih susah tidur ketimbang anak-anak pada umumnya. Sebuah peneliti pada tahun 2019 salah satu tanda anak autisme sejak dini mengatakan jika anak dengan autisme mengalami gangguan tidur dua kali lipat lebih banyak jika dibanding dengan anak pada umumnya.
Sebelum membahas perihal penyebab anak autis mengalami susah tidur, alangkah baiknya jika kita bahas terlebih dahulu ciri tidur anak autis yang mengalami susah tidur. Tujuannya adalah untuk mendapat penanganan yang tepat sedini mungkin.
- Sering Terbangun atau Sulit Tidur Ketika di Malam Hari
- Mimpi Tengah Malam
- Mengalami Perubahan Pola Pernapasan atau Terengah-engah Ketika Sedang Tidur
- Anak Banyak Gerakan yang Tidak Biasa atau Sindrom Kaki Gelisah
Melalui situs Spectrum, mengatakan jika ciri anak autisme memerlukan waktu sekitar 11 menit lebih lama jika dibanding dengan anak biasa untuk tertidur dan juga banyak yang sering terbangun ketika malam hari. Hal itulah yang menjadi perbedaan anak normal dan autis.
Hal tersebut tentu tidak lepas dari faktor yang berperan dalam menyebabkan anak autisme menjadi penyebab susah tidur nyenyak. Berikut adalah 4 penyebab yang harus diketahui oleh orang tua.
1. Penggunaan Obat-obatan
Penyebab anak autis susah tidur yang pertama adalah dikarenakan penggunaan obat-obatan yang ia gunakan selama terapi. Hal tersebut membuat kekacauan jam biologis anak.
Beberapa obat untuk mengatasi autisme, seperti kortikosteroid, antidepresan, dan juga anti kejang yang bisa menyebabkan anak menjadi insomnia. Obat penenang untuk anak autis itulah yang mengakibatkan menjadi susah tidur.
2. Mengalami Stress
Anak dengan penderita autisme juga lebih mudah merasa stres dan cemas jika dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya. Resiko anak Stress tersebut bisa meningkatkan hormon kortisol yang ada di dalam tubuh.
Sehingga bisa membuat anak menjadi lebih gelisah dan harus waspada. Stimulasi yang berlebihan itulah yang membuat anak menjadi tidak merasa ngantuk. Ketika anak men`galami stress umumnya anak autis susah makan.
3. Gangguan Produksi Hormon Melatonin
Gangguan produksi hormon melatonin merupakan penyebab anak susah tidur malam paling umum bagi penderita autisme mengalami susah tidur. Hal tersebut dikarenakan hormon melatonin bisa memicu ngantuk.
Normalnya kadar melatonin bisa meningkat pada malam hari dan akan turun pada siang hari. Namun, berbeda dengan anak penderita autisme yang justru kebalikannya.
Jika mengutip dari Jurnal Current Development Disorders Reports, hormon melatonin ini dimanfaatkan untuk mengobati bagi penderita autisme yang kesulitan tidur.
Terdapat bukti yang berkembang jika hormon melatonin ini memiliki dampak pada gejala lain selain tidur, seperti gejala nyeri, kecemasan, depresi, dan juga disfungsi gastrointestinal.
Dan yang lebih menariknya lagi gejala ini sering ditemukan sebagai kondisi komorbiditas atau keadan bawaan. Kebiasaan anak autis ini juga menjadi penyebab anak berkebutuhan khusus menjadi susah tidur di malam hari.
Tidak hanya itu saja produksi hormon melatonin ini juga bisa dipengaruhi oleh adanya asam amino tertentu yang terdapat di dalam tubuh. Pada anak penderita autisme kadar asam amino ini tidak seimbang sehingga produksi melatonin menjadi lebih tinggi di siang hari dan akan turun drastis di malam hari.
Hal itulah yang mengakibatkan siklus tidur pada anak penderita autisme menjadi berbeda dari kebanyakan anak pada umumnya.
4. Rangsangan Anak yang Berlebihan
Penyebab anak autis susah tidur yang selanjutnya adalah disebabkan adanya rangsangan yang berlebihan pada lingkungan sekitar. Terutama bagi anak yang sensitif terhadap rangsangan dari lingkungan sekitarnya, seperti sentuhan atau suara.
Oleh sebab itu, suara ataupun sentuhan kecil atau sentuhan lembuhan lembut pun mudah membuat anak penderita autisme mudah tebangun ketika sedang tidur dan akan merekam kembali ketika mereka sedang tidur.
5. Faktor Sosial
Faktor sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi anak penderita autis mengalami susah tidur. Pada umumnya anak-anak sudah mengetahui kapan mereka harusnya tertidur. mereka juga mengetahui dari lingkungan dan dari perilaku anggota keluarganya.
Namun, anak-anak penderita autisme seringkali salah dalam mengartikan berbagai perilaku tersebut. sehingga mereka tidak mengetahui kapan waktu tidur dan kapan waktu bangun.
Cara Mengatasi Anak Autis Susah Tidur
Setelah mengetahui beberapa penyebab mengapa anak autisme sulit tidur, maka Anda bisa memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebab atau gejala. Berikut adalah beberapa cara mengatasi susah tidur anak autisme yang mengalami susah tidur.
1. Memilih Makanan yang Tepat Untuk Anak Autisme
Tahukan Anda jika makanan untuk anak penderita autisme harus diperhatikan. Sebab, terdapat beberapa bahan makanan yang harus dihindari bagi anak penderita autis, seperti makanan yang mengandung kedelai, bahan kimia, kasein, dan juga mengandung gluten.
Bahan-bahan tersebut dapat mengakibatkan memperburuk perilaku pada anak penderita autis,s seperti mengalami susah konsentrasi, anak menjadi hiperaktif, atau anak menjadi sering tantrum. Cara menghilangkan kebiasaan anak autis yang susah tidur ini paling banyak di dilakukan oleh para Bunda.
2. Anak Siap Tidur dengan Keadaan Bersih
Cara mengatasi anak autis yang susah tidur adalah dengan memastikan jika anak tersebut dalam keadaan badan yang bersih sebelum tidur. Orang tua bisa meminta anak untuk mandi atau dimandikan terlebih dahulu sebelum tidur.
Cara terapi anak autis di rumah dengan melakukan kegiatan rutin membersihkan diri sebelum tidur, seperti mandi, sikat gigi bisa membuat anak menjadi lebih nyaman sehingga akan membuat anak menjadi nyenyak ketika tidur.
3. Membuat Desain Kamar yang Minim Rangsangan
Bagi anak yang menderita autisme yang sangat sensitif dengan berbagai rangsangan. Oleh sebab itu desain kamar untuk penderita autisme alangkah baiknya jika dibuat sederhana yang minim dengan rangsangan. Yang mana tidak terdapat hiasan atau benda warna warni.
4. Menggunakan Pakaian Tidur yang Nyaman dan Bersih
Cara mengatasi anak penderita autis yang susah tidur selanjutnya adalah dengan menggunakan pakaian tidur yang nyaman dan bersih. Hal ini pastinya dialami oleh setiap orang jika akan lebih mudah tidur ketika menggunakan pakaian yang bersih dan nyaman.
Dengan memberikan pakaian tidur yang nyaman dan bersih juga merupakan salah satu cara mengatasi anak susah tidur dan rewel di malam hari.
5. Jangan Membiarkan Anak Autis Tanpa Kegiatan di Siang Hari
Bagi anak penderita autisme kegiatan di siang hari ini sangat disarankan. Kegiatan sederhana yang bisa memberikan, seperti membersihkan meja, menyapu, atau bermain yang bisa mengurangi kelebihan energi yang dimilikinya.
Energi yang berlebih yang tidak dibuang melalui kegiatan yang positif juga dapat berdampak buruk di malam hari ketika bersiap untuk tidur. Sebab dengan kegiatan tersebut anak akan menjadi lebih cepat lelah dan tertidur. Autis ringan bisa sembuh dengan melakukan kegiatan ini secara rutin.
6. Membatasi Waktu Tidur Siang
Waktu tidur siang yang terlalu lama juga akan berdampak pada susahnya si anak ketika hendak tidur di malam hari. Sebab anak masih memiliki energi yang cukup banyak.
Pada aumumnya kita akan lebih mudah tertidur pada saat dalam keadan tubuh merasa lelah setelah beraktivitas. Oleh sebab itu sebaiknya sebagai orang tua Anda harus mengatur jadwal tidur siang anak agar tidak terlalu lama.
7. Membiasakan Secara Konsisten Waktu Untuk Tidur dan Bangun
Cara mengatasi anak penderita autis yang susah tidur di malam hari adalah dengan mmebiasakan anak untuk tidur secara konsisten dengan menerapkan jadwal tidur dan bangun. Anda bisa membiasakan anak menuju tempat pada waktu yang sudah ditentukan.
Kemudian Anda juga bisa mmebangunkan anak pada jam yang sudah dijadwalkan. Memiliki kebiasaan tidur yang tidak teratur tentu tidak baik untuk anak. Hal ini akan berdampak pada waktu-waktu tertentu anak susah tidur.
Setelah mengetahui ciri-ciri dan penyebab anak autis susah tidur maka para orang tua bisa memberikan solusi atau cara mengatasi sesuai dengan gejala yang sedang dialami oleh si anak. Namun, jangan lupa untuk tetap berkonsultasi kepada dokter dalam hal penanganan yang terbaik.