5 Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sebenarnya secara bahasa ciri-ciri anak berkebutuhan khusus ialah anak yang membutuhkan penanganan spesial karena pertumbuhan dan perkembangannya terganggu, ditambah dengan kelainan yang dialaminya.

Ada banyak jenis dari anak berkebutuhan khusus, jika berkaitan dengan kata disability, maka anak yang mempunyai kekurangan dalam salah satu atau beberapa kemampuan dalam dirinya baik itu yang bersifat fisik seperti tunadaksa atau tunarungu, ataupun kekurangan yang bersifat psikologis, contohnya seperti ADHD atau autisme.

Lain halnya yang berkaitam dengan tumbuh kembang abnormal ataupun normal. Tumbuh kembang yang bersifat abnormal pada anak berkebutuhan khusus biasanya ditandai :

  • Penundaan tumbuh kembang yang tampak yaitu baru bisa berjalan saat berusia 3 tahun
  • Belum mampu mengucapkan satu katapun di usia 3 tahun atau terdapat kelainan tumbuh kembang seperti perilaku echolia atau istilahnya member pada anak autis.
  • Biasanya berkonsentrasi pada hal khusus tertentu, sperti konteks suatu perkataan, baik bersifat biologis, psikologis ataupun sosio-kultural.

Jika kita telaah dan berpikir tentang kenapa atau apa yang menyebabkan anak berkebutuhan khusus. Apa sebenarnya faktor penyebab anak-anak menjadi anak berkebutuhan khusus? Berikut penjelasannya.

1. Genetik

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, atau KBBI, Herediter sendiri mempunyai arti menurun secara genetik dari orang tua kepada anak. Tak jauh dari artian KBBI, istilah herediter juga menjadi salah satu faktor penyebab anak berkebutuhan khusu. Terkhusus nya disini adalah anak dengan tanda autisme sejak dini atau Down Syndrome.

Faktor penyebab berdasarkan genetik biasanya dipengaruhi oleh faktor kelainan kromosom. Selain itu ada juga kasus kelainan bawaan non-genetik, seperti pre-mature dan BBLR ( Berat Bayi Lahir Rendah) bayi lahir dengan berat badan rendah atau kurang dari 2.500 gram.

Demikian halnya untuk ibu hamil yang berusia diatas 35 tahun yang beresiko lebih tinggi untuk melahirkan anak berkebutuhan khusus.

2. Infeksi

Virus ini menyerang ibu yang tengah hamil. Infeksi virus yang biasanya dapat menyebabkan lahirnya anak berkebutuhan khusus adalah virus TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalo virus, herpes), polio, meningitis, dan sebagainya.  Walaupun tidak semuanya dapat melahirkan anak berkebutuhan khusus.

3. Keracunan

Faktor keracunan banyak ditemukan dikarenakan pola hidup masyarakat yang masih tidak mengutamakan kebersihan dalam menjalani hidup.

Contoh ringannya adalah FAS (fetal alchohol syndrome) adalah keracunan janin yang disebabkan ibu mengkonsumsi alkohol yang berlebihan, kebiasaan kaum ibu mengkonsumsi obat bebas tanpa pengawasan dokter merupakan potensi keracunan pada janin.

Hal lainnya adalah asupan makanan untuk bayi yang banyak mengandung zat-zat berbahaya, dan adanya polusi dalam berbagai sektor kehidupan, yaitu pencemaran udara dan air, seperti peristiwa Chernobil dan Bopal.

4. Trauma

Sebuah kejadian yang tidak terduga dan langsung terjadi kepada anak, contohnya proses kelahiran yang sulit, dan membutuhkan proses persalinan yang beresiko tinggi.

Atau sebuah kelahiran dimana saluran pernafasan anak tersumbat sehingga menimbulkan afeksi atau penyumbatan otak dikarenakan kekurangan oksigen, terjadinya kecelakaan yang menyerang kepala anak, bencana alam yang menyebabkan trauma.

Seperti contoh sebuah kasus gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006, ada seorang anak yang mengalami cedera tulang belakang disebabkan bencana alam tersebut, yang mengakibatkan kedua kakinya tidak dapat digerakkan dan menderita lumpuh kaki.

Hal ini dimungkinkan karena adanya syaraf motorik anggota gerak bawah anak tersebut yang mengalami kerusakan, karena pada sumsum tulang belakang (medula spinalis) merupakan pusat syaraf otonom dan motorik.

5. Kekurangan Gizi

Waktu tumbuh kembang diyakini merupakan pengaruh krusial terhadap tingkat kecerdasan seorang anak khususnya anak berusia 2 tahun. Akibat kekurangan gizi pada bayi dapat memicu terjadinya kelainan metabolisme ataupun penyakit parasit pada anak seperti cacingan ataupun dapat menyebabkan anak berkebutuhan khusus.

Mengingat Indonesia yang beriklim tropis yang dapat memicu tumbuh kembangnya penyakit parasit juga kurangnya asupan makanan yang sangat mendukung kebutuhan anak di masa emasnya. Hal tersebut juga didukung oleh garis kemiskinan yang masih dapat ditemukan di Indonesia.

Cara Mengatasi Anak Berkebutuhan Khusus

Jika para orang tua diberkahi anak berkebutuhan khusus ini, janganlah berputus asa, berikut ini ada sejumlah liat yang patut dipraktikkan. Berikut cara mengatasinya.

  • Beradaptasi

Sebagai orang tua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus, para ibu diharapkan dapat mengetahui dan memahami kondisi psikis anak. Hal ini dilakukan agar dapat beradaptasi dengan sang anak.

  • Dipantau sejak dini

Sejak dini orang tua harus memberikan pengawasan secara ketat, karena anak berkebutuhan khusus membutuhkan pengawasan lebih dibandingkan dengan anak lain.

Pemantauan sejak dini ini dilakukan agar para orang tua dapat mendeteksi apabila ada tanda khusus yang dialami oleh sang anak. Seperti lambat berbicara, lambat berpikir ataupun lambat berjalan.

  • Memberikan Motivasi dan Perhatian

Anak berkebutuhan khusus mempunyai emosi istimewa tidak seperti anak-anak lainnya. Emosi mereka cenderung naik turun sesuai dengan mood mereka, hal inilah yang patut diperhatikan dan diberikan motivasi jika emosi buruk tengah menguasai mereka. Dan hal tersebut dapat mempengaruhi tumbuh kembang mereka.

  • Open Minded Parents

Menjadi orang tua dengan pemikiran terbuka sangat dibutuhkan untuk menghadapi dan mendampingi anak berkebutuhan khusus. Sikap ini dibutuhkan mengingat anggapan orang lain terhadap anak-anak ini, agar kita menjadi orang tua tangguh yang dapat menyalurkan hal positif kepada anak-anak nya.

  • Mandiri sejak dini

Hal berikutnya adalah yang patut dilakukan para orang tua kepada anak berkebutuhan khususnya adalah mengajari untuk mandiri sejak dini. Melatih anak mandiri memang diperlukan agar dapat membuatnya dapat berjuang melawan hal-hal negatif di luar sana.

Membuat anak tetap tangguh melawan pandangan miring yang sering ditujukan kepadanya. Namun karena ini adalah anak berkebutuhan khusus atau down syndrom, ada langkah tersendiri atau cara mendidik anak down syndrom agar bisa mandiri .

  • Bekerja sama dengan sekolah

Sangat penting bagi para orang tua untuk melakukan kerja sama dengan pihak sekolah terkait dan dilakukan secara aktif. Komunikasi yang terjalin dengan para guru secara benar, akan lebih mudah beradaptasi di sekolahnya.

Hal ini pun mempunyai tujuan agar dapat memantau perkembangan mental, karakter serta sikap sangat anak. Opsi pemilihan sekolah juga patut diperhitungkan, guna menghindari tindakan bullying yang kerap terjadi di bangku sekolah.

  • Memberikan terapi pada anak

Modern ini semakin mudah kita temukan terapi perilaku anak autis untuk anak berkebutuhan khusus, jadi para ibu tidak usah berkecil hati dan tetap mengupayakan kesembuhan pada si kecil.

Tidak ada salahnya untuk mencoba hal tersebut, agar dapat membantu untuk mengatasi gangguan yang terjadi terhadap perkembangannya.

  • Ajari anak mengeksplorasi diri

Pendampingan orang tua juga turut membantu kondisi moril pada anak berkebutuhan khusus, agar lebih melatih fokus dan konsentrasi sang anak. Walaupun diperlukan tenaga lebih dalam merawat anak berkebutuhan khusus, namun sebagai orang tua pasti akan bangga jika sang anak menjadi anak hebat walau mempunyai keterbatasan.

  • Tingkatkan kedekatan emosional

Hal lainnya dalam mengatasi anak berkebutuhan khusus adalah kedekatan emosional yang tidak boleh dilewatkan. Saat sang anak telah merasa dekat secara emosional, maka tentunya ia akan merasa nyaman untuk terbuka kepada orang tuanya.

  • Biasakan hukuman dan sanksi bagi anak

Guna mengajarkan anak berkebutuhan khusus tentang norma ataupun adab dan peraturan yang berlaku dalam lingkungan sekitar, anak berkebutuhan khusus juga patut diajari hal tersebut dengan mengajari tentang sanksi serta hukuman bagi anak. Hal ini bertujuan agar sang anak mengenal apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Dalam konteks biologis, pengklasifikasian anak berkebutuhan khusus dikaitkan dengan kelainan genetik, seperti brain injury yang kemudian bisa mengakibatkan kecacatan tunaganda.

Dalam konteks psikologis, anak berkebutuhan khusus lebih gampang dikenali dari bentuk tubuh ataupun kontur wajah. Pada konteks kemampuan emosional, anak berkebutuhan khusus ialah gangguan komunikasi dengan anak autis ataupun ADHD.

Secara kodratnya, manusia manapun akan membutuhkan kebutuhan khusus, sama halnya dengan anak berkebutuhan khusus, hal tersebut juga berlaku dalam hal pendidikan.

Karena dengan pendidikan itulah anak berkebutuhan khusus dapat lebih berkembang dan menjadi anak yang bahkan dapat lebih pintar daripada anak-anak yang lain.

fbWhatsappTwitterLinkedIn