5 Penyebab Anak berjalan jinjit dan cara mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pernahkah Anda mengamati kebiasaan bayi Anda berjinjit? bayi dengan jalan jinjit biasanya normal dan tidak mengkhawatirkan. Memang terlihat menyenangkan ketika melatih anak berjalan dengan dibimbing atau menggunakan alat untuk melatih bayi berjalan.

Banyak cara yang di lakukan bagi para orangtua untuk mengobati bila kaki bayi jinjit pertama kali berjalan, seperti terapi bayi jalan jinjit. Namun, perlu di perhatikan penyebab bayi berjalan jinjit di atas usia normal. Kondisi ini terjadi ketika anak berjalan dengan kaki depan dan mengangkat tumit.

1. Gangguan Idiopatik

Berjalan jinjit adalah umum di antara bayi yang baru belajar berjalan. Misalnya, bayi berusia 11 bulan berjalan berjinjit. Pada usia itu, bayi sedang mengeksplorasi. Tetapi jika anak Anda berusia di atas 2 tahun, orang tua perlu curiga.

Berjalan jinjit adalah gangguan idiopatik, yang berarti penyebabnya tidak dapat ditentukan karena sebagian besar pemeriksaan fisik dan tes normal.

2. Heel Strike

Berjalan jinjit adalah kelainan gaya berjalan yang ditandai dengan absennya kontak antara tumit dan lantai yang normal (heel strike) oleh kedua kaki selama gaya berjalan.

Kondisi ini didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan kontak tumit dengan lantai selama fase awal dari siklus berjalan dan tidak adanya kontak kaki penuh dengan tanah selama sisa siklus berjalan. Kaki depan terlibat dalam sebagian besar kontak lantai sepanjang siklus gaya berjalan.

Etiologinya sangat luas, mulai dari kebiasaan sampai penyakit neuromuscular yang umum terjadi. Tipe jalan menjinjit yang paling sering diamati adalah jalan menjinjit idiopathic (idiopathic toe walking/ITW), yang sering kali merupakan diagnose eksklusi.

Kaki manusia di bagian betis atas memiliki otot besar yang disebut gastrocnemius muscle di bawah kulit dan otot yang lebih kecil di bawahnya yang disebut soleus muscle.

Keduanya terhubung dengan urat Achilles yang masuk di tulang tumit. Jika dilakukan kontraksi pada otot besar dan kecil, urat Achilles menarik tumit dan terangkat.

Anak yang berjalan jinjit karena kebiasaan akan berjalan dengan normal jika diingatkan untuk menapak. Dalam kondisi ini kombinasi otot dan uratnya cukup panjang. Sedangkan yang memiliki kelainan pada bayi dalam kandungan ukurnya pendek.

3. Cerebral palsy

Jalan berjinjit pada anak juga dapat disebabkan oleh masalah pergerakan otot, postur, atau massa otot akibat perkembangan otak tidak normal ataupun cedera.

Gangguan tersebut disebut dengan cerebral palsy. Efeknya, otak akan sulit mengontrol fungsi otot sehinga terjadi masalah saraf, termasuk jalan jinjit.

4. Genetika

Berjalan jinjit juga dapat terjadi karena faktor genetika. Salah satunya adalah muscular dystrophy atau distrofi otot. Pada kondisi ini, serat otot sangat rentan terhadap kerusakan.

Pelemahan otot akan semakin berat seiring waktu sehingga tidak bisa berfungsi baik. Diagnosis ini mungkin akan terjadi pada anak yang awalnya berjalan normal lalu mulai berjalan jinjit.

5. Autisme

Anak yang berjalan jinjit kerap dihubungkan tanda anak autisme. Hal ini dapat memengaruhi bagaimana anak berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain. Orangtua juga harus lebih tahu bagaimana Cara Menghadapi Anak Autis agar tumbuh normal.

Cara mengatasi anak jalan jinjit

Pada beberapa kasus serius bayi jalan jinjit pada autisme, penggunaan sepatu AFO (ankle-foot orthosis) akan disarankan. Ini bertujuan untuk meregangkan otot dan urat yang berperan di dalam berjalan, agar tumit bisa menyentuh tanah. Ini juga merupakan bagian dari terapi bayi jalan jinjit.

Pada case yang berdasarkan kebiasaan saja, seperti panjang otot dan urat mencukupi tapi anak telah terbiasa jalan jinjit, dokter biasanya akan menyarakan terapi berjalan. Ibu dan Ayah juga bisa mendampingi latihan sederhana di rumah Agar Anak Cepat Jalan , seperti:

  • Latihan berjalan datar di tanah
  • Latihan duduk-berdiri dari kursi dengan posisi telapak kaki harus tetap datar. Ibu atau Ayah bisa membantu dengan memegangi bagian kaki, agar anak tidak reflek menjinjit lagi
  • Latihan-latihan peregangan otot kaki, seperti menekuk dan meregangkan kaki anak saat ia berbaring di tempat tidur;
  • Latihan sensori pada telapak kaki, seperti berjalan di beberapa tekstur berbeda. Rumput, Karpet Bulu, Batu Refleksi, Kelereng, Atau Matras Kulit Jeruk,
  • Latihan jalan penguin, dengan tumit menapak tapi ujung kaki terangkat. Ini Berfungsi untuk melatih kekuatan.
  • Duduk di skateboard atau papan apapun yang bisa verdiger and settinggi skateboard. Minta anak meletakkan tumit di lantai and ujung kaki terangkat. Kemudian minta ia mendorong skateboard dengan tekanan pada tumit tersebut.
  • Latihan mengangkat beban dengan kaki. Gunakan karung berisi beras atau kacang dan letakkan di atas kaki anak. Minta ia memindahkan karung kecil itu ke tempat yang berbeda. Jika keadaan anak membaik, ia akan berhasil memindahkan karung kecil itu.

Dari ke semua cara terapi di rumah yang bisa dilakukan itu, sebaiknya orang tua menyiapkan stok sabar yang luas. Menahan diri untuk tidak marah sangat baik dilakukan untuk menjaga mental anak tidak merosot dan menolak dilakukannya terapi lanjutan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn