11 Akibat Sering Memarahi Anak Balita pada Fisik dan Mental

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apakah Anda sering marah pada anak? Terkadang anak-anak yang masih berusia antara 1 sampai 5 tahun memang bertingkah lebih banyak. Mereka berusaha untuk mencari perhatian dengan berbagai cara. Tapi terkadang orang tua tidak bisa menerima tindakan anak dan kemudian marah. Terlebih untuk anak dengan berbagai ciri ciri anak autis hiperaktif sehingga anak memang sangat aktif. Tidak mudah memang mendidik anak dan Anda butuh kesabaran. Jika orang tua masih sering marah pada anak maka cobalah melihat beberapa akibat sering memarahi anak balita pada fisik dan mental anak, seperti berikut ini.

  1. Anak menjadi tidak percaya diri

Ketika anak balita melakukan kesalahan mereka mungkin memang benar-benar tidak bisa melakukan tugas dengan cara yang benar. Tapi terkadang orang tua menjadi sangat marah dan marah di depan orang lain. Orang tua yang bersikap seperti ini bisa membuat anak menjadi tidak percaya diri. Mereka akan selalu minder dan tidak percaya diri ketika melakukan sesuatu di depan orang lain, guru atau teman bermain. Untuk memulihkan kondisi ini maka bisa mencoba beberapa  cara mendidik anak agar percaya diri  baik di rumah atau di lingkungan luar rumah.

  1. Anak menjadi agresif

Ketika anak baru dimarahi maka mereka akan terluka. Perasaan mereka menjadi sakit dan berusaha untuk mencari cara agar lebih baik. Tapi jika anak terus menerus dimarahi maka bisa membuat anak menjadi sangat agresif. Tindakan agresif bisa ditunjukkan dengan beberapa hal seperti memukul, melempar berbagai mainan, berlari, menyerang dan juga menangis. Bahkan beberapa anak bisa mengamuk karena merasa sangat marah ketika tersinggung. Untuk mengatasinya maka bisa mencoba  cara mengatasi anak nakal  agar anak bisa seperti anak yang lain.

  1. Anak menjadi penakut

Sering dimarahi bisa membuat anak menjadi sangat penakut. Beberapa anak juga muncul sifat pengecut sejak masih kecil. Ini sikap yang tidak baik karena mereka merasa seperti mengalami trauma. Takut berlebihan juga menjadidampak membentak anak saat orang tua marah pada anak. Jadi cara yang paling tepat adalah lihat dulu penyebab anak Anda menjadi takut, jika karena Anda sering marah maka rubahlah sikap Anda. Kemudian Anda bisa memulihkan anak dengan cara mendidik anak agar berani dancara mengatasi anak tantrum.

  1. Merusak daya konsentrasi anak

Biasanya gangguan konsentrasi lebih sering terjadi pada anak – anak dengan  ciri ciri anak keterbelakangan mental. Konsentrasi melibatkan sistem kerja memori dan sistem syaraf anak. Tapi tahukah Anda jika ternyata sering marah pada anak juga bisa merusak otak. Tingkat kerja syaraf anak menjadi sangat lemah. Akibatnya anak akan terlihat seperti sulit untuk diajak berkomunikasi, tidak mau bicara dengan orang lain, sering melamun dan prestasi yang terus menurun.

  1. Membuat anak menjadi bandel

Anak yang sering dimarahi biasanya memang terlihat lebih nakal dan bandel dibandingkan anak yang lain. Hal ini terjadi karena mereka mencontoh dari lingkungan. Ketika orang tua sering marah maka mereka juga berpikir bisa bertindak hal yang sama. Akibatnya anak akan sering melawan orang lain terutama orang dewasa di sekitarnya. Ini hal yang sangat penting untuk dirubah karena nakal dan bandel sering berlanjut hingga anak merasa puas. Anda bisa mencoba melakukan cara mendidik anak bandel tanda kekerasan agar anak bisa berhasil menjadi lebih baik.

  1. Kondidi fisik dan mental yang buruk

Pernahkah Anda melihat anak yang selalu menunduk ke bawah? Ini adalah salah satu indikasi bahaya sering marah pada anak. Pertama anak sudah tidak percaya diri dan bahkan tidak mau berbicara di depan orang lain. Kemudian fisik anak menjadi lebih kurus karena tekanan pikiran dari amarah orang tua. Lalu mental anak juga sangat buruk karena mereka menerima tekanan setiap hari. Ini adalah hal yang tidak baik sehingga anak bisa menjadi sangat lemah di depan orang lain.

  1. Anak menderita depresi

Marah dengan cara membentak, memukul dan melihat anak dengan ekstrim bisa menyebabkan anak mengalami depresi parah. Depresi anak menjadi hal yang sangat  berbahaya karena anak tidak bisa menerima berbagai kondisi. Anak juga tidak mudah untuk diajak bergaul karena merasa tertekan. Beberapa anak juga terlihat sangat biasa tapi otak mereka cenderung lebih banyak berpikir. Rasa depresi dan trauma bahkan bisa terbawa hingga anak dewasa.

  1. Anak menarik diri dari pergaulan

Marah pada anak memang bisa menyebabkan dampak yang sangat buruk untuk mental anak. Anak akan tidak berani masuk ke berbagai lingkungan yang baru. Kemudian anak juga akan menarik diri dari pergaulan. Ketika anak diajak bicara maka mereka menganggap orang lain adalah musuh. Lalu saat anak diajak bermain dengan teman sebaya mereka merasa menjadi orang yang buruk. Ini adalah salah satu dampak yang serius karena anak bisa tumbuh dengan pribadi pendiam dan penyendiri.

  1. Anak mencari pelampiasan

Mencari perhatian orang lain sering dilakukan oleh anak yang sedang marah. Mereka tidak akan mencari perhatian pada orang tua karena orang tua sudah marah. Tapi anak akan sangat pintar untuk menarik simpati dari lingkungan. Mereka akan mencari cara untuk melampiaskan marah dan dendam. Ketika sudah dewasa maka pelampiasan anak bisa sangat berbahaya seperti rokok, narkoba dan alkohol.

  1. Anak tumbuh menjadi anak anti sosial

Efek yang sangat  buruk pada anak ketika sering dimarahi baik dengan tindakan verbal, mental atau fisik bisa membuat anak menjadi anti sosial. Anti sosial berarti bahwa anak memiliki masalah untuk masuk ke lingkungan. Ketika anak sekolah maka mereka cenderung tidak mau tahu kondisi lingkungan. Mereka juga menjadi lebih pendiam, cenderung tidak bisa berkomunikasi dengan baik dan bisa menderita sindrom pada kehidupan sosial.

  1. Harapan hidup yang rendah

Anak-anak yang sering dimarahi bisa memiliki harapan hidup yang sangat rendah. Kondisi ini terjadi ketika tahap mental dan fisik anak sudah sangat buruk. Terlebih jika orang tua sering marah dengan kekerasan fisik. Anak bisa tidak ingin hidup kemudian mereka mencari cara untuk bunuh diri. Efek ini biasanya tidak akan terjadi saat masih balita tapi ketika sudah tumbuh lebih besar. Anak bisa mengingat ketika dimarahi orang tua dan kemudian merasa sakit hati.

Inilah berbagai akibat sering memarahi anak balita pada fisik dan mental anak sehingga bisa sangat berbahaya. Ingat bahwa pertumbuhan anak yang masih balita tidak hanya terjadi pada fisik saja tapi juga mental. Jadi semua orang tua harus berhenti untuk marah pada anak dan mulai untuk bicara baik-baik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn