Mendidik anak yang sudah berusia 2 tahun memang bukan hal yang mudah. Saat itu anak sudah sepenuhnya sempurna. Anak bisa berjalan dengan baik, berlari dan berbicara. Meskipun anak dengan kondisi tertentu juga belum mencapai beberapa tahap tersebut. Anak juga akan lebih bandel dan mencoba untuk tidak menurut dengan orang tua. Akibatnya orang tua bisa marah dan memukul anak. Tapi ini juga hal yang sangat buruk untuk anak karena ada efek memukul anak usia 2 tahun dengan tangan dan benda keras. Berikut ini beberapa efek buruk yang bisa terjadi.
- Anak tidak hormat dengan orang tua
Salah satu cara mendidik anak bandel tanpa kekerasan adalah dengan cara yang sangat lembut. Hindari memukul anak karena bisa menyebabkan anak semakin memberontak. Bahkan jika sering terjadi maka anak akan terus melawan orang tua dan anak kehilangan rasa hormat terhadap orang tua. Jika tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan hilangnya rasa empati anak ke orang tua.
- Mengajari anak cara tidak benar
Anak-anak yang sering dipukul oleh orang tua ternyata juga sering menerapkan hal yang sama. Akhirnya ketika anak sudah semakin dewasa dan saat masuk sekolah maka bisa terjadi perubahan. Anak bisa menerapkan cara yang sama pada teman mereka. Ini juga yang menjadi penyebab bullying di sekolah. Bahkan jika tidak diatasi bisa menyebabkan gangguan mental untuk anak. Jadi terapkan cara mendidik anak usia 3 tahun sebelum terlambat.
- Menghilangkan rasa percaya diri
Anak-anak yang sering dipukul saat masih berusia 2 tahun atau lebih ternyata memiliki rasa percaya diri yang rendah. Mental dan perasaan mereka menjadi sangat tertekan. Akibatnya anak sering menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak bisa bermanfaat. Ini yang akan membuat anak tidak mau berkembang ketika di sekolah. Karena itu cobalah menerapkan cara mendidik anak agar percaya diri
- Anak tumbuh menjadi anak nakal
Anak nakal yang tumbuh secara kreatif dan akibat trauma memang sangat berbeda. Ketika anak sering dipukul maka anak bisa menjadi lebih mudah tersinggung atau terluka. Akibatnya bisa membuat anak mudah marah dan tidak bisa mengendalikan emosi. Anak tidak bisa mengikuti nasehat dan tumbuh menjadi anak yang nakal.
- Anak menjadi pemberontak
Anak yang sering dipukul juga biasanya akan tumbuh menjadi anak pemberontak. Hal ini terjadi karena saat dipukul anak akan menangis saja. Mereka tidak bisa mengeluarkan perasaan. Mental anak juga akan tertekan. Inilah yang akan membuat anak sering melawan dan tidak patuh pada orang tua. Bahkan saat anak sudah sekolah maka biasanya sering memicu masalah.
- Anak memiliki perilaku yang buruk
Anak yang sering dipukul biasanya sering mencari perhatian orang disekitarnya. Hal ini sering terjadi dengan cara melakukan hal-hal buruk agar diperhatikan. Sebenarnya yang diinginkan oleh anak-anak memang perhatian tapi anak yang trauma memicu dengan cara yang buruk. Anak juga hanya melakukan perbuatan buruk agar dilarang atau mendapatkan hukuman.
- IQ yang rendah
Efek pukulan memang bisa menyebabkan hal yang buruk untuk otak anak. Hal ini juga bisa membuat syaraf anak mengalami gangguan dan memiliki IQ yang rendah. Efek ini bahkan bisa lebih buruk daripada dampak membentak anak. Jika sudah seperti itu maka tidak akan berguna cara-cara untuk membuat anak cerdas. Selamanya anak akan mengalami trauma dan sulit untuk pulih. Inilah yang bisa menyebabkan anak terkena resiko depresi.
- Kepribadian anak tidak berkembang
Trauma dan depresi bisa menjadi hal yang buruk untuk anak-anak. Anak yang sering dipukuli bisa mengalami gangguan kepribadian. Ada banyak jenis penyakit ini dan gejalanya bisa terlihat sejak anak masih kecil. Ketika masih dalam tahap yang rendah maka bisa diatasi dengan terapi yang baik. Tapi saat sudah parah maka akan terbawa sampai dewasa.
- Anak sulit bicara
Anak-anak yang sering dipukuli juga akan mengalami trauma sehingga mereka menjadi sulit untuk bicara. Banyak hal yang bisa menyebabkan gangguan ini terutama ingatan anak yang buruk tentang hukuman pukulan. Bahkan jika sudah terlanjur ada efek ini maka sulit untuk menerapkan cara melatih anak berbicara karena pada dasarnya perasaan dan mental anak terluka.
- Anak mudah marah
Salah satu penyebab anak cepat marah adalah karena anak ingin meluapkan emosi mereka. Hal ini sering terjadi ketika anak dipukul dan mereka tidak bisa berbuat banyak. Akhirnya anak hanya menahan rasa sakit atau menangis. Saat sudah dewasa maka akan sangat sulit untuk bisa mengendalikan emosi dan anak cenderung mudah memukul atau melakukan tindakan kekerasan.
- Trauma fisik dan mental
Apa yang akan terjadi ketika anak dipukul? Anak biasanya akan menangis karena sakit. Orang tua sering berpikir jika itu hanya rasa sakit pada bekas pukulan. Tapi semua itu tidak benar karena anak juga terluka pada mental. Pukulan menyebabkan rasa takut sehingga anak tidak bisa berbuat banyak dan cenderung menyimpan. Potensi masalahnya akan lebih besar saat anak sudah dewasa.
- Tumbuh menjadi anak penakut
Mungkin Anda ingin menerapkan cara mendidik anak agar berani dan bisa mendapatkan prestasi yang baik. Tapi semua cara itu hanya bisa berhasil pada anak yang tidak pernah mengalami trauma akibat pukulan. Pukulan tidak hanya menyebabkan rasa sakit tapi juga membuat anak menjadi sangat takut. Mereka tidak bisa banyak bicara dan akhirnya hanya merasa takut.
- Resiko cedera fisik
Memukul memang bisa menyebabkan rasa sakit saat baru terjadi dan itu terjadi pada bekas pukulan. Tapi ketika anak yang dipukul masih sangat kecil maka sebenarnya fisik mereka sangat lemah. Pukulan bisa menyebabkan syaraf atau tulang anak cedera. Dampaknya sangat berbahaya karena bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik. Anak akan terluka dan bisa merugikan masa depan anak.
- Anak tidak bisa bergaul
Anak yang sering dipukul saat masih usia 2 tahun juga bisa tumbuh menjadi anak yang tidak bisa bergaul. Hal ini bisa terjadi karena anak kehilangan rasa percaya diri, anak merasa tidak pantas dan anak merasa sangat malu. Tekanan yang disebabkan orang tua bisa menyebabkan hal yang sangat buruk untuk perasaan anak. Jadi nanti biasanya anak akan mengalami hal yang lebih buruk saat sudah sekolah.
- Anak merasa terus disalahkan
Dalam menghadapi masalah maka anak juga akan merasa terus disalahkan. Ini adalah hal yang tidak benar karena biasanya anak merasa tidak nyaman. Anak menekan perasaan mereka sendiri tanpa bisa diketahui oleh orang tua. Ini yang akan memicu anak menjadi sangat pendiam bahkan termasuk dengan orang tua. Hal inilah hal yang sangat buruk sehingga lebih baik tidak memukul anak.
- Anak tidak bisa berpikir sempurna
Anak yang sering dipukul juga tidak bisa berpikir dengan sempurna. Inilah yang akan menyebabkan anak hanya memikirkan hal-hal kecil tapi tidak bisa berpikir dengan baik. Ini juga akan membuat anak tertekan dengan cara yang sangat buruk. Mereka tidak bisa mencapai prestasi yang baik dan selalu disalahkan.
Jadi seperti inilah efek memukul anak usia 2 tahun yang paling buruk. Efeknya tidak hanya bertahan saat masa kecil anak tapi juga saat anak sudah tumbuh dewasa. Karena itu hindari memukul anak dan lebih baik memberikan nasehat yang baik saja.