Tali pusar adalah jembatan yang menghubungkan plasenta ke janin. Tali pusar bertanggung jawab untuk mendistribusikan aliran darah, nutrisi dan oksigen yang juga dibutuhkan oleh bayi. Setelah terminasi kehamilan, peran dan fungsi plasenta dan tali pusar dihentikan.
Tali pusar ini berbentuk seperti tali yang meregang saat ditarik, tali pusar ini berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup janin yang sedang berkembang di dalam kandungan melalui sirkulasi oksigen dari ibu ke aliran darah janin.
Tali pusar atau dalam istilah medis disebut dengan funiculus umbilicalis adalah garis hidup janin selama periode janin berisi. Manfaat tali pusar bayi sangat berperan penting dalam pertumbuhan embrio.
Berikut ciri-ciri bayi mau puput tali pusar yaitu:
1. Pangkal tali pusar berwarna merah
Pangkal tali pusar berwarna merah menandakan bahwa tali pusar sudah mulai puput, kemerahan ini muncul ketika kontraksi ibu hamil 9 bulan atau ketika hendak persalinan.
Pangkal tali pusar yang berwarna merah juga bisa memungkinkan adanya infeksi, hal ini karena belum optimal perawat cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
Perawatan tali pusar akibat infeksi sabuk tengah juga disebabkan oleh bayi mengenakan pampers yang sudah terkena kencing lalu ditekan ini akan menyebabkan kemerahan serta munculnya ciri-ciri tali pusar bayi infeksi.
Apabila tali pusar tidak dirawat maka mudah sekali kuman masuk dan terjadinya infeksi penyebab tetanus dari jantung bayi yang baru lahir ditandai dengan tali pusar bayi bernanah, bau, kotor, merah, panas, bengkak, dan area tali pusar berwarna merah berukuran seperti sebesar uang koin 100 rupiah.
2. Keluar darah terus menerus
Penyebab utama pendarahan dari tali pusar bayi biasanya adalah tali pusar yang kering (nanah dari tali pusar). Pendarahan akan terlihat sejak tali pusar terlepas.
Selain itu, di daerah pusar bayi mungkin juga terdapat nanah dari tali pusar yang belum kering, tetapi lembab, sehingga terinfeksi jamur. Kemudian, penyebab lain dari perdarahan tali pusar adalah pampers atau kain yang bergesekan dengan dasar umbilikus. Secara umum, ada sedikit pendarahan.
Namun, jika pendarahan tali pusar tidak berhenti, ada risiko infeksi berbahaya jika tidak segera diobati. Jika pendarahan tali pusar bayi disebabkan oleh infeksi, gejala lain juga akan menyertainya.
3. Demam tinggi tanpa sebab
Demam tinggi diatas 38°C biasanya disebabkan oleh reaksi atau kontraksi janin yang bersamaan dengan tali pusar yang sudah mulai puput, jika tali pusarnya basah oleh nanah, berbau tidak sedap, bengkak dan merah, menyertai bayi yang gelisah, atau demam, ia mungkin terinfeksi.
Tali pusar tidak perlu ditutup dengan kain kasa, dan penting untuk menjaganya tetap bersih. Cuci tali pusat setidaknya dua kali sehari dengan kain kasa bersih yang dibasahi dengan air bersih atau panas.
Bersihkan kotoran sebelum menggunakan disinfektan. Membiarkan tali pusar tidak dibersihkan setiap hari meningkatkan risiko infeksi.
4. Bayi lebih mudah rewel dan sensitif saat disentuh
Plasenta juga penting dalam membawa cukup darah dan oksigen dari tubuh ibu ke janin. Setelah bayi lahir melalui operasi caesar atau proses persalinan normal, dokter menjepit dan memotong tali pusar yang menempel pada plasenta. Ini terlihat menyakitkan, tetapi sebenarnya tidak.
Namun yang paling mengkhawatirkan adalah saat bayi kehilangan pusar. Dibutuhkan 7 hingga 21 hari untuk tali pusar lepas dengan sendirinya. Ini adalah proses yang sepenuhnya alami dan tidak boleh dipaksakan.
Pada fase inilah bayi rewel setelah puput pusar serta lebih sensitif terhadap sentuhan maka tugas ibu lebih memperhatikan kondisi bayinya dan berusaha untuk tetap menenangkan bayi.
5. Tali pusar bau disertai dengan keluarnya cairan
Ketika batang tali pusar terlepas akan meninggalkan bekas luka kecil yang sembuh dalam beberapa hari. Noda darah dan cairan kekuningan dapat ditemukan saat mengganti popok. Ini normal dari robekan tali pusat yang disebut granuloma.
Granuloma muncul sebagai kulit merah dan lembab di lokasi pelepasan tali pusar. Luka granulomatosa ini sembuh dalam beberapa hari. Hal terpenting adalah bagi orang tua untuk tetap menjaga area tali pusar dengan cara membersihkan tali pusar bayi yang kering sebersih-bersihnya agar terhindar dari virus atau bakteri.
Tali pusar menyediakan makanan, oksigen, dan nutrisi lain yang dibutuhkan bayi berasal dari aliran darah ibu. Tali pusar hanya berperan selama proses kehamilan setelah lahir. Cara yang paling umum adalah memotong tali pusar bayi dan mengikat sampai benar-benar kering setelah beberapa hari.
Selama kehamilan, plasenta menyediakan semua nutrisi. Pertumbuhan dan pembuangan limbah terus menerus melalui tali pusar. Setelah lahir, tali pusar dengan cepat mengering, mengeras, dan berubah menjadi hitam (proses yang dikenal sebagai gangren).
Proses melonggarkan tali pusar difasilitasi oleh paparan udara. Pembuluh darah pusar tetap berfungsi selama beberapa hari, sehingga risiko infeksi tetap tinggi sampai tali pusar dilepas.
Tali pusar dimulai dalam beberapa jam setelah lahir sebagai organisme non-patogen yang berasal dari ibu memasuki bayi melalui kontak kulit-ke-kulit ini dapat menyebarkan bakteri berbahaya dan kebersihan yang buruk, teknik cuci tangan yang buruk dan infeksi silang, terutama oleh petugas kesehatan.