Kondisi keselamatan bayi dan perkembangan yang normal di dalam kandungan merupakan salah satu bentuk hal yang diinginkan terwujud dengan baik oleh setiap ibu hamil. Dengan kondisi kesehatan yang terjaga dan perkembangan janin yang normal maka janin di dalam kandungan tersebut akan dapat terlahir dengan proses persalinan yang juga normal serta sehat dan selamat baik bayi maupun ibu itu sendiri. Kesehatan janin yang terjaga juga membantu dalam menghindarkannya dari segala bentuk gangguan kehamilan baik yang ringan hingga yang berbahaya.
Berkaitan dengan kondisi janin di dalam kandungan tersebutlah yang menjadi salah satu pertimbangan dalam pelaksanaan puasa oleh ibu hamil. Pertimbangan tersebut harus benar benar diperhatikan meskipun puasa merupakan salah satu bentuk ibadah wajib yang harus dilakukan oleh setiap muslim dengan pengekualian tertentu. Seringkali ketika memasuki bulan puasa, muncul pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut yakni mengenai apakah ibu hamil boleh berpuasa mengingat kondisi kehamilan yang sedang dijalani.
Dalam penjelasan yang ada, ibu hamil memang dapat berpuasa maupun tidak tergantung dari rekomendasi dokter dan kondisi kehamilan yang dijalani ibu hamil. Namun sebelum memutuskan untuk berpuasa atau tidak, ibu hamil perlu untuk mengetahui kondisi keadaan tubuhnya sendiri dan sebagaimana kemampaun tubuh serta kondisi bayi di dalam kandungan. Berikut penjelasan mengenai keadaan janin saat ibu puasa yang perlu diketahui dan diperhatikan sebagai bahan pertimbangan ibu dalam menjalani ibadah puasa melalui ulasan di bawah ini.
1. Nilai apgar bayi
Ibu hamil seringkali khawatir dengan kondisi bayi di dalam kandungan apakah berbeda ketika ia berpuasan dan tidak. Salah satu indikator yang menunjukan bahwa tidak ada perbedaan dari kondisi janin di dalam kandungan pada saat ibu berpuasan atau tidak dilihat dari nilai apgarnya. Nilai apgar sendiri merupakan indikator untuk menentukan kondisi kesehatan bayi yang baru lahir. Dengan fakta bahwa bayi yang ibunya berpuasa saat hamil dan yang tidak memiliki nilai apgar sama maka dapat dikatakan kondisi janin saat ibu puasa tidak menjadi buruk atau tidak normal.
2. Ukuran fisik bayi
Menilai normal tidaknya perkembangan bayi saat ibu hamil berpuasa sebenarnya lebih baik dilihat dari kondisinya pada saat sudah lahir atau beberapa saat setelah aktivitas berpuasa dilakukan. Salah satu kondisi yang dapat ditunjukan sebagai keadaan apakah berpuasa berpengaruh pada kondisi janin dapat dilihat dari ukuran fisik bayi saat lahir maupun pada saat masih di dalam kandungan. Bayi pada ibu hamil yang berpuasa memang diketahui memiliiki perbedaan berat yang sedikit dibandingkan dengan ibu yant tidak berpuasa.
Kondisi perbedaan tersebut sebenarnya tidak signifikan dan tidak berpengaruh besar karena hanya sedikit. Perbedaan yang lebih besar dan masih dapat dikatakan wajar adalah ketika ibu hamil berpuasa pada saat masih memasuki usia kehamilan trimester pertama. Selain berat badan bayi, tinggi badan bayi yang ibunya berpuasa saat hamil tumbuh sedikit lebih pendek dan lebih kurus dibandingkan dengan bayi yang ibunya tidak berpuasa namun perbedaan yang ada tersebut tidak berpengaruh signifikan dan masih dalam kondisi yang normal.
3. Bayi beresiko lahir prematur
Ibu hamil yang berpuasa pada saat usia kehamilan memasuki 20 minggu hingga 37 minggu akan memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap kelahiran prematur meskipun tidak semuanya akan demikian. Keseimbangan cairan yang terdapat dalam tubuh ibu hamil juga akan berpengaruh pada kondisi bayi. Bahaya dehidrasi menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan bagi ibu hamil yang berpuasan karena tidak hanya akan memberikan pengaruh pada tubuhnya sendiri namun juga dapat memberikan resiko buruk terhadap kondisi bayi.
4. Gerakan bayi lebih lambat
Ibu hamil yang memang kuat untuk menjalankan puasa harus benar benar bukan hanya mempertimbangkan kekuatan secara pribadi namun juga perlu melihat bagaimana kondisi janin di dalam kandungan. Puasa bagi ibu hamil memang tidak dilarang asalkan kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi dan resiko terjadinya dehidrasi bisa dihindarkan. Bayi yang ibunya berpuasa ketika sudah memasuki usia dimana gerakannya dapat dirasakan secara langsung tentu akan memiliki kondisi gerakan yang lebih lambat dari biasanya.
Itulah beberapa penjelasan mengenai kondisi janin saat ibu puasa yang perlu diperhatikan dengan baik bagi semua ibu hamil. Puasa saat hamil memang bukan suatu kondisi yang dilarang namun tetap perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dengan baik sebelum melakukannya mengingat kondisi berpuasa tidak hanya akan berpengaruh pada tubuh ibu hamil namun juga dapat memberikan pengaruh buruk bagi kondisi janin ketika tidak dilakukan dengan benar. Ibu hamil yang berpuasa sebaiknya sudah memiliki usia diatas trimester pertama, memperhatikan pilihan makanan untuk pemenuhan nutrisi, mengkonsumsi jumlah air yang cukup untuk menghindari dehidrasi, dan perlu menghentikan puasa jika ada tanda tanda buruk dari kondisi janin.