Puasa bagi Ibu Hamil – Manfaat dan Tips

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Puasa bagi ibu hamil hingga saat ini masih dianggap sebagai pantangan. Pendapat tersebut umumnya berawal dari anggapan bahwa pada masa kehamilan, seorang calon ibu tidak hanya harus mencukupi kebutuhan dirinya, akan tetapi juga kebutuhan janin yang ia kandung. Sementara itu, puasa identik dengan tirakat atau perubahan pola makan yang cukup signifikan, baik dari segi intensitas, frekuensi, volum makanan yang dikonsumsi hingga gaya makan secara umum. Jika pada hari-hari biasa seorang ibu hamil biasa makan berat tiga kali dalam sehari dan menyantap berbagai macam makanan ringan, maka ketika berpuasa, ia umumnya harus mengurangi frekuensi dari tiga menjadi dua. Lalu, apakah hal ini kemudian menunjukkan bahwa ibu hamil seharusnya tidak berpuasa?

Dalam beberapa kasus yang tak sulit dijumpai di masyarakat, ibu hamil yang melaksanakan puasa terbukti dapat menjaga kesehatan diri maupun bayinya. Mereka dapat menjalani kehamilan pun proses persalinan dengan baik. Meski demikian, tidak sedikit juga dijumpai ibu hamil yang memilih untuk tidak berpuasa, utamanya mereka yang memiliki gangguan atau keluhan kesehatan tertentu dan mendapat saran yang demikian dari ahli medis. Karena itu, Anda harus menyesuaikan pilihan Anda dengan keadaan fisik Anda sendiri. Agama dalam hal ini juga mendukung hal tersebut dengan memberi opsi untuk tetap berpuasa atau menggantinnya di hari lain bagi ibu yang tengah mengandung.

Manfaat

Sebelum mengulas hal-hal yang patut anda pertimbangkan untuk berpuasa atau tidak pada masa kehamilan, berikut adalah beberapa manfaat puasa bagi ibu hamil yang perlu Anda ketahui dan bisa menjadi bahan pertimbangan :

1. Membakar Kalori Lebih Maksimal

Jadwal shalat tarawih beberapa jam setelah buka puasa dipercaya dapat membakar kalori yang terserap ketika berbuka. Durasi shalat tarawih juga cukup lama sehingga diperkirakan sedikitnya 200 kalori terbakar selama shalat tarawih. Ini tentu sangat baik dalam membantu metabolisme tubuh khususnya untuk menyerap makanan. Ketika makanan terserap dengan baik, efeknya akan sangat terasa dalam bekerjanya seluruh organ tubuh dengan maksimal, energi untuk beraktivitas serta kesehatan secara umum baik bagi ibu maupun kesehatan janin.

2. Menyehatkan Tubuh dan Mencegah Penyakit

Dalam perspektif Islam, puasa dipercaya dapat menyehatkan tubuh. Ini utamanya berlaku dalam hubungannya dengan pola makan berlebih dan tidak sehat. Dengan berpuasa, seseorang dengan sendirinya akan mengontrol pola dan volume makanan yang dikonsumsi. Jika dalam hari-hari biasa ia makan kapanpun ada makanan atau kapanpun sempat mengkonsumsi makanan, maka ketika berpuasa, kebiasaan tersebut tidak berlaku sebab puasa memiliki aturan tersendiri tentang waktu berbuka dan waktu puasa. Pola pengaturan waktu yang demikian sangat berguna dalam mengikuti jam biologis tubuh sehingga makanan yang dikonsumsi dapat benar-benar terserap dan memberikan efek positif bagi konsumennya.

Ini utamanya berlaku dalam menghindarkan ibu hamil dari penyakit-penyakit berbahaya yang justru kerap datang dalam masa kehamilan, padahal keberadaannya sangat mengganggu. Beberapa di antara penyakit tersebut adalah kolestrol tinggi, tingginya kadr gula darah, sembelit, hipertensi dalam kehamilan dan lain sebagainya.

3. Menghindari Obesitas

Ibu hamil identik dengan nyidam di masa-masa awal kehamilannya yang umumnya ditandai dengan nafsu makan pada berbagai makanan tertentu. Jika tidak dikontrol dengan baik, nyidam tersebut dapat menyebabkan bahaya obesitas bagi ibu hamil yang tidak baik. Puasa, dalam hal ini, dapat menjadi ‘aturan yang sangat mengikat’ karena membatasi jam konsumsi sehingga ibu hamil akan terbiasa mengendalikan nafsu makannya.

4. Detoksifikasi

Puasa dipercaya sebagai terapi detoksifikasi yang paling kuno. Dengan membatasi dan mengatur jadwal masuknya makanan ke dalam tubuh, asupan zat-zat yang membahayakan dan terbawa dalam makanan dapat diminimalisir. Ini utamanya berlaku pada jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Karena dibatasi ia dengan sendirinya akan menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang membahayakan dan bersifat racun bagi tubuh. Dengan demikian, seperti halnya pada orang yang tidak puasa, fungsi detoksifikasi ini dapat membantu ibu hamil memiliki kesehatan yang optimal setelah menjalani detoksifikasi alami dalam puasa.

Tips Berpuasa Bagi Ibu Hamil

Beberapa manfaat di atas tentunya sangat membantu menjaga kesehatan ibu hamil yang memang tengah menjalani masa dengan tuntutan ekstra untuk mempertahankan kesehatan yang optimal. Terapi alami menyehatkan tubuh maupun mengeluarkan racun dan zat berbahaya dari dalam tubuh. Tentu merupakan langkah yang sangat tepat dalam menjamin kesehatan ibu hamil maupun janin yang dikandung, selain berbagai suplemen dan tambahan vitamin yang sengaja dikonsumsi selama masa kehamilan. Untuk memperlancar puasa yang dijalani ibu hamil dan menghindarkannya dari hal-hal yang tidak diinginkan, berikut adalah tips-tips puasa bagi ibu hamil :

  • Mencukupi Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Meski puasa identik dengan makan besar dua kali, yakni pada buka puasa dan sahur, ibu hamil yang berpuasa harus tetap memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil yang dibutuhkan dirinya maupun janin yang dikandung. Ini termasuk kebutuhan protein, serat, kalsium (yang terdapat dalam susu), karbohidrat, dan lain-lain.

  • Mengurangi Makanan yang Mengandung Lemak

Makanan yang mengandung lemak dapat memicu mual sehingga baiknya dihindari. Ini utamanya berlaku pada usia kehamilan muda di mana gejala penyebab mual saat hamil masih sering muncul.

  • Menghindari Stress

Menghindari stres saat hamil sebenarnya merupakan tips umum dalam menjalani masa kehamilan dan tidak hanya terbatas bagi para ibu hamil yang tengah berpuasa. Namun demikian, karena ketika berpuasa tubuh mengalami penyesuaian dengan pola makan (dan hidup) baru yang berbeda dengan pola-pola yang biasa. Stres seharusnya bisa ditekan sedemikian rupa agar tidak mengganggu proses adaptasi yang tengah dilakoni tubuh. Menekan tensi stress ini bisa dilakukan dengan mengkondisikan mood agar selalu positif, mengurangi kebiasaan mengeluh dan marah-marah, selalu berpikiran positif dan jangan terlalu memikirkan sesuatu secara serius.

  • Beristirahat yang Cukup dan Menghindari Aktivitas Berat

Selama kehamilan apalagi ketika berpuasa, seorang ibu seharusnya menyediakan porsi istirahat yang cukup, bahkan lebih banyak (baik secara kuantitas maupun kualitas) dibanding pada masa-masa lain jika memang memungkinkan. Selain itu, ia juga sedapat mungkin menghindari aktivitas berbahaya untuk ibu hamil yang menghabiskan tenaga. Supply makanan ketika berbuka dan sahur memang terbilang cukup untuk beraktivitas selama 24 jam, akan tetapi pada masa kehamilan, seorang ibu hamil selayaknya lebih cerdas mengatur pola istirahat dan menghindari aktivitas berat yang menghabiskan energi.

  • Mencukupi Kebutuhan Makanan

Selama masa berbuka ibu hamil sedapat mungkin harus bisa menyiasati keadaan dan mengatur pola makan agar semua kebutuhan diri maupun janin yang dikandungnya terpenuhi. Ini berlaku bagi bahan nutrisi ibu hamil seperti karbohidrat, protein, serat dan vitamin-vitamin penunjang lain. Dengan demikian, meskipun berpuasa, kebutuhan makanan dan nutrisi yang diperlukan tubuh tetap terpenuhi.

  • Sahur menjelang Imsak

Sahur menjelang imsak dipercaya dapat lebih menyimpan energi sehingga aktivitas sehari-hari tidak terganggu.

  • Mengunyah Makanan dengan Sempurna

Mengunyah makanan dengan sempurna sebenarnya merupakan tips umum yang berlaku bagi siapapun. Namun demikian, ini juga berlaku khusus bagi ibu hamil mengingat ibu hamil kerap mengalami masalah pencernaan seperti sembelit, bahaya diare pada ibu hamil dan lain sebagainya. Mengunyah makanan dengan sempurna akan membantu lancarnya pencernaan sehingga gangguan-gangguan semacam itu dapat terhindarkan.

Beberapa tips tersebut dapat diandalkan untuk menjalankan puasa bagi ibu hamil. Namun demikian sebelum itu, selayaknya mengunjungi dokter untuk melakukan konsultasi kehamilan, termasuk untuk memutuskan untuk berpuasa atau tidak. Ini khususnya berlaku jika Anda memiliki riwayat yang tergolong serius semisal diabetes, tekanan darah tinggi pada ibu hamil, obesitas dan lain sebagainya. Karena itu, pastikan libatkan dokter dan tidak terburu-buru mengambil keputusan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn