2 Bahaya Kucing Untuk Ibu Hamil Yang Harus Dimengerti

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Memelihara hewan peliharaan merupakan sebuah hobi yang menyenangkan bagi semua orang. Bermain bersama, memberi makan, membersihkan nya, mengajak jalan – jalan, sampai tidur bersama merupakan aktivitas yang biasa dilakukan bersama hewan peliharaan. Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak disukai oleh penyuka binatang. Memiliki bentuk muka yang lucu dan mengemaskan merupakan daya tarik terbesar dari kucing.

Berbeda degan wanita pada saat kondisi normal, memelihara binatang peliharaan bagi ibu hamil sering menimbulkan pertanyaan boleh tidaknya karena resiko tertular penyakit tertentu. Dalam proses kehamilan, bahaya kucing bagi ibu hamil sering dikaitkan sebagai salah satu agen pembawa penyakit toxoplasma pada ibu hamil. Penyakit toxoplasma merupakan salah satu penyakit yang banyak ditakutkan oleh ibu hamil karena dapat mengganggu perkembangan janin yang dikandungnya. Berikut bahaya kucing bagi ibu hamil yang sebaiknya anda ketahui.

  • Penyebab Penyakit Toxoplasma

Toxoplasma bagi ibu hamil merupakan penyakit yang harus dihindari karena sangat berbahaya terhadap perkembangan janin. Toxoplasma disebabkan oleh parasit kecil yang disebut Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menempel pada sebagian besar hewan berdarah panas, burung, serta mamalia lainnya. Kucing merupakan salah satu hewan pembawa parasit toxoplasma. Berinteraksi dengan kucing terutama yang tidak dijaga kebersihanya dapat menyebabkan ibu hamil terinfeksi oleh parasit yang ada.

Parasit penyebab toxoplasma biasanya berada pada  kotoran dan bisa juga melalui bulunya. Resiko infeksi ini berbeda – beda setiap ibu hamil, bagi ibu hamil yang memiliki daya tahan tubuh rendah resikonya akan lebih besar. Toxoplasma pada kucing merupakan akibat penularan dari tikus yang dimakan oleh kucing mengidap infeksi toxoplasma. Kondisi ini dapat dihindari dengan menjaga kucing peliharaan anda agar tidak berinteraksi dengan tikus bahkan sampai memakannya. Bahaya terbesar dari penyakit toxoplasma adalah pada perkembangan janin yang tidak normal sehingga dapat menimbulkan bayi lahir cacat dan bahkan keguguran.

  • Menimbulkan Alergi

Bulu kucing yang sering rontok dapat menimbulkan gangguan kehamilan pada sebagian kecil ibu terutama yang sebelum hamil sudah memiliki alergi terhadap bulu kucing. Bermain dengan kucing pasti dapat memicu bulu menempel atau pun masuk kedalam hidung. Kondisi tersebut bagi orang alergi menyebabkan tubuh menganggap bulu kucing sebagai benda asing sehingga munculah reaksi alergi. Beberapa reaksi yang ditimbulkan akibat alergi ini antara lain batuk, bersin, sesak nafas, mata berair dan gatal, serta hidung tersumbat.

Reaksi alergi pada ibu hamil dapat menganggu dan menurunkan daya tahan ibu dalam setiap aktivitas kehamilannya. Kondisi ini tentunya akan mengurangi kualitas kesehatan ibu serta menimbulkan stress dan kelelahan  tersendiri pada ibu karena reaksi alergi yang menganggu. Penurunan kualitas kesehatan merupakan bahaya alergi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan berbagai infeksi penyakit masuk kedalam tubuh ibu hamil.

Banyak muncul mitos yang beredar dimasyarakat tentang bahaya kucing bagi ibu hamil yang telah berkembang menjadi ketakutan. Meskipun kucing dapat menyebabkan toxoplasma dan alergi, perawatan dan kebersihannya yang terjaga sejatinya tidak akan semudah itu ibu terserang oleh toxoplasma. Selain merawat hewan peliharaan, ibu juga perlu meningkatkan daya tahan tubuhnya apabila masing ingin bermain dengan kucingnya, tapi untuk urusan membersihkan kotoran bisa diserahkan kepada orang lain. Untuk ibu yang memiliki alergi pada bulu kucing, menghindari kucing selama kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan karena satu – satunya upaya agar tidak muncul alergi makan ibu harus dihindarkan dari alergen tersebut. Alergen merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan alergi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn