Toxoplasma pada Ibu Hamil : Penyebab – Gejala – Diagnosa – Perawatan dan Pencegahan 

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Toxoplasma bagi ibu hamil menjadi salah satu penyebab keguguran berulang dan berbagai gangguan kehamilan yang lain. Pada dasarnya toxoplasma merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi dari jenis parasit Toxoplasma gondii. Sebenarnya parasit ini berkembang dalam tubuh kucing, burung dan berbagai jenis mamalia. Kemudian parasit bisa menular cepat ke manusia. Pada awal infeksi biasanya orang tidak akan menyadari jika sudah terkena infeksi toxoplasma. Namun orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah bisa mengembangkan berbagai gejala yang serius. Efek ibu hamil yang menderita toxoplasma juga bisa menjadi penyebab janin cacat sejak dalam kandungan.

Bagaimana ibu hamil bisa terkena toxoplasma?

Banyak ibu hamil yang mengetahui dirinya terkena toxoplasma saat ada masalah dengan kesehatan dirinya atau bayi dalam rahim. Menurut berbagai pakar dan peneliti, kemungkinan ibu hamil terkena toxoplasma dari konsumsi makanan yang terkena infeksi dari parasit toxoplasma gondii. Konsumsi berbagai jenis makanan yang tidak dimasak, air yang terkena kontaminasi, air tanah yang tidak sehat, kotoran kucing dan berbagai kotoran hewan lain yang terkena toxoplasma. Toxoplasma tidak akan menular dari orang ke orang kecuali dari ibu hamil ke bayinya, transfusi darah atau transplantasi organ.

Penyebaran Toxoplasma pada Ibu Hamil

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan penyebaran toxoplasma ke ibu hamil. Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan ibu hamil terkena toxoplasma.

  1. Ibu hamil mengkonsumsi makanan mentah, makanan setengah matang atau makanan yang tidak dicuci dengan bersih, dan makanan tersebut mengandung toxoplasma gondii. (baca: pantangan makanan ibu hamil – bahaya sate bagi ibu hamil – bahaya sate kambing bagi ibu hamil)
  2. Ibu hamil minum susu kambing atau susu sapi segar yang tidak dipasteurisasi sehingga toxoplasma gondii menyebar langsung ke tubuh ibu hamil. (baca: manfaat susu bagi ibu hamil – manfaat susu kedelai bagi ibu hamil)
  3. Ibu hamil menyentuh kotoran hewan seperti kucing atau hewan lain yang terkena toxoplasma gondii.
  4. Ibu hamil mengkonsumsi sayuran dan buah yang tidak dimasak dan sudah terkena toxoplasma gondii.
  5. Ibu hamil mendapatkan transfusi darah dari darah orang yang sudah terkena infeksi toxoplasma.

Mengapa Kucing Sering Menjadi Sumber Toxoplasma?

Banyak ibu hamil dan wanita yang sehat menjauhi kucing karena ada bahaya kucing bagi ibu hamil. Hal ini memang benar bahwa kucing bisa menularkan toxoplasma, tapi  bukan kucing melainkan kotoran kucing. Ketika kucing sering makan daging tikus, maka sebenarnya kista toxoplasma dalam tikus akan berpindah ke usus kucing. Kemudian dalam waktu beberapa minggu maka kista ini akan berkembang menjadi jutaan parasit yang kemudian keluar bersama kotoran kucing. Kista toxoplasma dalam kucing bisa bertahan hingga satu tahun atau lebih. Karena itu kucing sering dianggap sebagai penyebab toxoplasma.

Gejala Toxoplasma

Pada dasarnya gejala toxoplasma bisa terjadi pada saat ibu belum hamil atau saat hamil. Gejala seperti dibawah ini sering dianggap sebagai kondisi yang berhubungan dengan kehamilan atau tubuh yang lemah.

  1. Bagian kelenjar getah bening mengalami pembengkakan, terutama pada bagian leher.
  2. Tubuh demam ringan, sedang hingga sangat berat. (baca: demam saat hamil)
  3. Tubuh terasa sakit, tidak nyaman dan semua bagian otot sangat lelah atau sakit. (baca: ibu hamil cepat lelah – hamil cepat ngantuk)
  4. Rasa sakit kepala yang berlebihan dan terlalu sering. (baca: penyebab sering pusing saat hamil – penyebab pusing pada ibu hamil)
  5. Berbagai gejala lain yang terlihat seperti gejala flu. (baca: flu saat hamil)

Diagnosa Toxoplasma

Pada dasarnya berbagai gejala yang muncul tidak bisa langsung menetapkan diagnosis toxoplasma. Ketika ibu hamil mengembangkan berbagai gejala maka sering dianggap sebagai kondisi morning sickness pada trimester pertama kehamilan. Biasanya toxoplasma baru bisa dicurigai ketika ada kelainan janin yang diketahui lewat pemeriksaan USG atau kondisi ibu hamil yang sangat lemah.

Baca: manfaat USG kehamilan – manfaat USG 4 dimensi – bahaya USG kehamilan yang terlalu sering.

Berikut ini metode diagnosis untuk ibu hamil yang paling akurat.

  1. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui apakah toxoplasma telah aktif dalam tubuh atau tidak. Tes darah saat hamil dilakukan dengan melakukan pengujian dua jenis antibodi yaitu IgG dan IgM. Pengujian dengan antibodi ini bisa memberikan dua penjelasan yaitu:

  • Antibodi IgG akan selalu ada dalam darah dan bisa membantu melindungi tubuh dari infeksi toxoplasma.
  • Antibodi IgM akan muncul ketika tubuh terkena infeksi dan akan menghilang selama beberapa bulan kemudian.
  • Jika dalam hasil pemeriksaan tubuh Anda mengandung IgG dan tidak ada IgM maka tubuh anda sudah terkena infeksi toxoplasma tetapi sudah lama dan tidak ada tanda infeksi yang baru terjadi.
  • Jika tubuh Anda mengandung IgM maka infeksi baru saja terjadi dalam waktu kurang dari satu tahun dan meskipun tidak pernah disertai dengan gejala.
  1. Tes Amniosentesis
  • Jika pemeriksaan darah menunjukkan ibu hamil terkena toxoplasma maka pemeriksaan amniosentesis juga diperlukan. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan kapan saja sejak usia kehamilan lebih dari 15 minggu dan kemudian dijadwalkan ulang. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil cairan ketuban dengan jarum khusus lewat perut ibu hamil.
  • Pemeriksaan ini membutuhkan keputusan yang pasti sebab bisa menyebabkan resiko keguguran.
  • Pemeriksan ini bisa mengetahui apakan bayi terkena toxoplasma dari ibu namun tidak bisa menentukan jenis cacat yang diderita oleh bayi.

Diagnosa Toxoplasma Setelah Melahirkan

Ibu hamil yang telah terkena infeksi toxoplasma saat sebelum hamil atau saat hamil harus melakukan monitoring infeksi secara berkala. Pemeriksaan akan diulang setelah ibu melahirkan untuk menentukan langkah perawatan yang tetap dan menjaga proses kehamilan selanjutnya agar infeksi toxoplasma tidak terulang lagi. Perawatan dan pemeriksaan akan diulang terus selama kurang lebih satu tahun dengan metode tes darah.

Bagaimana Jika Ibu Hamil Terkena Toxoplasma?

Jika ibu hamil sudah dinyatakan dengan kondisi positif toxoplasma maka ibu hamil bisa menerima perawatan rutin dari dokter. Pemberian antibiotik bisa dilakukan sesuai dengan resep dan aturan. Tujuan dari perawatan ini untuk mencegah infeksi menular pada bayi dalam rahim. Tidak semua infeksi bisa menular kepada bayi dalam rahim sehingga pemeriksaan amniosentesis bisa dilakukan asal rekomendasi dari dokter yang merawat. Kemudian ibu hamil juga harus melakukan pemeriksaan USG secara rutin untuk mengetahui kemungkinan bayi mengalami cacat lahir dan kelainan lain. (baca: bahaya amoxicillin bagi ibu hamil – bahaya antibiotik bagi ibu hamil)

Bagaimana Jika Bayi Terkena Toxoplasma Sejak dalam Kandungan?

Ibu hamil mungkin akan merasa panik dan bersalah ketika mendapatkan diagnosis bayi terkena toxoplasma sejak masih dalam rahim. Pada dasarnya kehamilan selanjutnya akan dipengaruhi oleh beberapa hal. Ada berbagai pilihan yang bisa diambil bersama dokter yang merawat, yaitu:

  1. Tindakan menggugurkan kandungan jika usia kehamilan masih awal seperti ketika masih trimester pertama.
  2. Perawatan dengan antibiotik untuk mencegah cacat lahir dan mengurangi resiko cacat lahir ketika diagnosis ditemukan pada trimester kedua.
  3. Bayi yang terkena toxoplasma kemungkinan akan mengalami beberapa masalah seperti:

Gejala Bayi Tertular Toxoplasma Setelah Lahir

Jika bayi sudah terkena toxoplasma sejak dalam kandungan, maka ketika lahir bayi bisa menunjukkan gejala yang lebih kuat, seperti:

  1. Terjadi pembesaran pada organ hati
  2. Kulit dan mata bayi kuning seperti penyakit kuning (baca: penyebab bayi kuning – cara mengatasi bayi kuning – cara mencegah bayi kuning)
  3. Terjadi pembesaran limpa
  4. Jumlah trombosit bayi sangat rendah
  5. Kulit bayi merah dan banyak ruam (baca: bintik merah pada kulit bayi)
  6. Ada infeksi pada bagian jantung
  7. Ada infeksi pada organ paru-paru
  8. Terjadi pembesaran kelenjar getah bening

Perawatan untuk Bayi Terinfeksi Toxoplasma

Beberapa bayi mungkin tidak menunjukkan gejala infeksi toxoplasma setelah lahir, namun semua gejala akan berkembang dari sejak lahir, usia beberapa bulan hingga beberapa tahun. Berikut perawatan medis yang bisa dilakukan untuk bayi.

  1. Pemberian antibiotik sejak bayi lahir hingga berusia beberapa tahun meskipun tidak ada gejala pada bayi.
  2. Pemeriksaan mata, jantung, otak dan paru-paru untuk mengetahui kesehatan bayi.
  3. Pemeriksaan darah secara rutin.

Semua perawatan ini tidak bisa mencegah kerusakan yang terjadi akibat toxoplasma tapi bermanfaat untuk mengurangi resiko infeksi yang lebih berat pada bayi.

Cara Mencegah Toxoplasma Saat Belum Hamil dan Sudah Hamil

  1. Jangan pernah mengkonsumsi susu segar yang tidak dipasteurisasi. Susu segar ini bisa saja terkena toxoplasma gondii yang kemudian bisa menyebabkan infeksi toxoplasma.
  2. Hindari mengkonsumsi yogurt, keju atau telur mentah saat hamil. (baca: manfaat yogurt untuk ibu hamil – bahaya keju bagi ibu hamil)
  3. Biasakan selalu mencuci buah dan sayuran sebelum dimakan. Cuci dengan air biasa kemudian ulangi dengan air mineral yang sudah steril.
  4. Cuci semua jenis peralatan untuk memasak setelah digunakan untuk memasak daging, makanan laut atau produk ayam mentah.
  5. Jangan pernah menyentuh bagian hidung atau mulut ketika memperlakukan sayuran, buah atau daging mentah.
  6. Gunakan sarung tangan ketika memasak baik saat ada luka atau tidak ada luka.
  7. Jaga kebersihan makanan agar tidak terkena kecoak atau lalat yang bisa menyebarkan infeksi.
  8. Biasakan untuk mengkonsumsi air yang bersih dan steril untuk minuman sehari-hari. (baca: manfaat air putih bagi ibu hamil)
  9. Gunakan sarung tangan saat berkebun agar tangan selalu bersih dan jangan sambil menyentuh hidung atau mulut.
  10. Hindari bersentuhan langsung dengan kotoran hewan apapun termasuk kucing, anjing atau kotoran hewan lain.

Resiko Ibu Hamil Mengkonsumsi Daging Mentah

Ibu hamil sebaiknya memang tidak mengkonsumsi daging mentah, baik dalam jenis olahan apapun seperti hidangan masakan Jepang. Semua jenis daging mentah kemungkinan rentan terkena infeksi parasit toxoplasma. Ketika ibu hamil makan daging mentah maka infeksi bisa berlanjut ke tubuh ibu hamil atau perempuan yang tidak sedang hamil. (baca: makan steak bagi ibu hamil – ibu hamil makan daging panggang – bahaya bakso bagi ibu hamil)

Tips Memasak Daging yang Aman untuk Ibu Hamil

  1. Mencoba untuk membekukan daging selama beberapa jam atau beberapa hari sebelum dimasak. Cara ini bisa mengurangi resiko infeksi tapi tidak bisa menghilangkan infeksi jika dikonsumsi mentah dan resiko menurun saat daging sudah dimasak hingga matang.
  2. Memasak daging dengan suhu panas yang baik untuk mematikan semua parasit toxoplasma dalam daging. Daging yang sudah matang tidak menunjukkan warna merah muda tapi sudah lebih putih dan tekstur daging yang menjadi sangat lembut.
  3. Jangan memasak daging dengan mengasap atau membakar diatas api secara langsung untuk mengurangi resiko infeksi.

Toxoplasma memang cukup sulit untuk disembuhkan terutama pada ibu hamil. Namun ibu hamil tetap bisa menghindari sumber toxoplasma untuk mencegah resiko infeksi parasit toxoplasma gondii.

fbWhatsappTwitterLinkedIn