Pemeriksaan Protein Urine pada Ibu Hamil : Waktu – Metode Pemeriksaan – Manfaat

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pemeriksaa protein urine sangat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kandungan protein pada ibu hamil normal ataukah tidak. Kadar protein yang normal pada urine yaitu 150mg/24 jam atau 10mg/dl. Jika melebihi kadar tersebut maka seseorang dikatakan Proteinuria. Proteinuria merupakan kondisi dimana kadar protein pada seseorang melebihi kadar normal. Kadar protein yang tinggi pada ibu hamil dapat mengindikasikan bahwa ibu hamil tersebut mengalami preeklampsia. Preeklampsia merupakan suatu penyakit yang mempunyai gejala tekanan darah tinggi pada ibu hamil dan juga kejang-kejang. Biasanya penyakit ini terjadi pada saat ibu hamil berada pada trimester kedua. Jika ibu hamil terbukti mengelami preeclampsia maka dapat dilakukan berbagai perawatan agar tidak terjadi masalah gangguan kesehatan yang lebih serius.

Untuk mengetahui apakah pada urine kita mengandung protein yang banyak atau tidak dapat dilihat dari kekeruhan dan warna dari urine. Kekeruhan urine dapat menandakan tinggi rendahnya kadar protein, jika urine berwarna jernih maka sudah dipastikan dalam urine tersebut tidak mengandung kadar protein yang tinggi. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kandungan urin yaitu pola hidup seseorang terutama pola makan sehari-hari. Pada masa kehamilan kenaikan hemodinamika ginjal merupakan suatu hal yang normal. Proteinuria terjadi ketika glomerulus mengalami kebocoran saat melakukan filtrasi. Untuk lebih jelasnya mengenai pemeriksaan protein urine pada ibu hamil, simaklah penjelasannya dibawah ini.

Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan protein urine pada ibu hamil dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kelainan pada saluran kemih ibu hamil. Adanya infeksi saluran kemih pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadinya kontraksi dini sehingga sangat membahayakan untuk kondisi kehamilan Anda. Idealnya pemeriksaan protein urine sangat baik dilakukan pada saat ibu hamil memasuki trimester pertama kehamilan. Pemeriksaan protein urine dilakukan pada trimester pertama bertujuan mengtahui kondisi kesehatan ibu hamil dengan begitu maka ibu hamil dapat melakukan berbagai perawatan jka terbukti ibu hamil mengalami proteinuria.

Jika pada trimester pertama Anda melewatkan tes protein urine ini maka Anda dapat melakukannya pemeriksaan kehamilan trimester 2. Jika Anda terbukti tidak mengalami proteinuria janganlah langsung bersantai-santai ketika usia kandungan memasuki trimester ketiga lakukan kembali pemeriksaan protein urine hal ini harus dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi urine Anda tetap sehat hingga memasuki trimester ketiga ini. Karena beberapa ibu hamil mengalami kasus terjadi gangguan penyakit seperti preeclampsia dan juga diabetes pada saat memasuk trimester ketiga. Oleh karena itu lakukan lah pemeriksaan protein urine pada trimester pertama dan lakukan pemeriksaan kembali pada saat usia kandungan memasuki periode pemeriksaan kehamilan trimester 3.

Metode Pemeriksaan

Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk melakukan pemeriksaan protein urine. Akan tetapi metode yang sering digunakan untuk melakukan tek pemeriksaan urine yaitu dipstick test atau specimen urine acak dan tes protein urine 24 jam. Berikut ini penjelasan mengenai metode pemeriksaan protein urine.

  1. Dipstick test

Metode yang pertama yaitu menggunakan dipstick test. Cara kerja metode dipstick test ini yaitu ambil sampel urin kemudian celupkan dipstick ke dalam urine. Untuk mendapatkan hasilnya Anda hanya perlu menunggu 60 detik, lihatlah perubahan warna yang terjadi pada dipstick tersebut dan cocokkan warna yang ada pada dipstick tersebut pada keterangan warna-warna. Indicator warna yang menunjukkan protein pada urine yaitu bromphenol biru. Selain protein dipstick test juga dapat mengindikasi kadar glukosa pada urine. Tes protein urine diklasifikasikan dengan + hingga ++++ yang artinya 1 menunjukkan kadar protein rendah dan 4 menunjukkan kada protein pada urine tinggi. Adanya kadar protein yang tinggi pada ibu hamil menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami infeksi saluran kemih ataupun preeklampsia.

  1. Uji protein urine 24 jam

Metode protein urine yang kedua yaitu uji protein 24 jam. Metode uji urine 24 jam merupakan metode pengujian dengan cara memasukkan urine pada suatu wadah kemudian simpan pada lemari es selama 24 jam. Setelah disimpan 24 jam ukurlah urin tersebut menggunakan fotometer ataupun analyzer kimiawi. Kadar urine normal pada ibu hamil yaitu < 300mg/24 jam sedangkan spot urine ibu hamil yaitu < 300mg/L dan spot urine dipstick ibu hamir negatir atau trace.

Manfaat

Melakukan pemeriksaan protein pada urine tentunya memberikan manfaat bagi ibu hamil. Beberapa manfaat dari dilakukannya pemeriksaan protein urine yaitu sebagai berikut.

  1. Mengukur kadar gula yang ada pada urin. Jika Ibu hamil mempunyai kadar gula yang tinggi maka bisa jadi ibu hamil sedang mengelami diabetes.
  2. Mengetahui protein yang berlebihan pada urin. Dengan melakukan tes protein urine sudah tentu tujuannya untuk mengetahui kandungan protein yang ada pada urine. Kadar protein yang tinggi pada urine dapat menunjukkan Anda mengalmai infeksi saluran kemih, kerusakan pada organ ginjal dan juga preeklampsia.
  3. Mengetahui produksi keton
  4. Mengetahui sensitivitas antibotik pada tubuh. Tes urin mempunyai manfaat mengetahui ketahanan tubuh terhadap berbagai infeksi.

Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan kesehatan mulai dari infeksi saluran kemih, preeklampsia maka lakukanlah tes urine pada saat pemeriksaan kehamilan pertama. Setelah itu lakukan kembali tes urine pada saat usia kehamilan Anda memasuki 8 atau 9 bulan. Sekian pembahasan mengenai pemeriksaan protein urine pada ibu hamil.

fbWhatsappTwitterLinkedIn